“PRIBUMI” VS SUMPAH PEMUDA

“PRIBUMI” VS SUMPAH PEMUDA
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Pria ganteng

Berbicara tentang  pribumi-non pribumi sesungguhnya sangat diskriminasi. Membicarakan kalimat-kalimat ini akan menghasilkan pertanyaan-pertanyaan: kau agama apa?, kau suku apa?, kau berasal dari mana? tapi tidak untuk Kau pacar dengan siapa?.
Hal ini juga akan membangun perspektif tentang penguasan dan bukan penguasa. Misalnya begini pe: saya orang Ruteng, mengganggu gadis-gadis jawa secara berlebihan. Itu wajar dan tidak masalah ata ngara tana bo ngasang ne ga. Tapi kalau orang-orang di luar manggarai yang ganggu saya punya adik perempuan dan hanya mengganggu berarti siap ata hitu, toe kat buru berarti kope karena itu tidak wajar dan pasti akan di tegur. Aneh bukan?
Memang begitu sudah kita punya republik ew.
Saudara-saudari sebangsa dan setanah air, sejalan dengan paragraf di atas, beberapa minggu terakhir kita digegerkan oleh pidato perdana Gubernur terpilih DKI Jakarta bapak Anies Baswedan. Dalam pidatonya, beliau mengatakan bahwa saatnya “Pribumi” yang berkuasa. Ungkapan “pribumi” ini menjadi trending topic, menjadi perbincangan di media massa dan media sosial. Perbedaan pendapat pun terjadi, ada yang pro dan kontra. Munculnya istilah pribumi dan non pribumi kerap menjadi penyebab terpecah belahnya persatuan dan kesa­tuan bangsa. Biasanya orang yang merasa dirinya pribumi akan bertindak diskriminatif  terhadap orang lain yang dianggapnya sebagai non pribumi, sehingga tidak terciptanya nilai-nilai Bhineka Tunggal Ika yang menyatukan seluruh warga negara Indonesia. Situ Bari Prima ya.
Bei de wei, pidato dari Gubernur yang terkenal dengan kebijakan Full Day School ketika menjadi mentri Pendidikan itu bertepatan dengan bulan sumpah pemuda.  Kita tahu bahwa sumpah pemuda ini adalah salah satu tonggak sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Seperti kita telah ketahui, ada tiga butir penting Sumpah Pemuda, yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu. Tiga hal ini merupakan faktor penting bagi negara kita.
Menarik untuk dikaji lebih lanjut, mengingat sumpah pemuda yang begitu penting untuk mempersatukan bangsa. Persatuan ini yang dulunya membuat bangsa indonesia akhirnya bisa merdeka.
Bapa ibu, saudara-saudari yang terkasih dalam nama Tuhan, kita tahu dulu ada yang namanya Bari Prima, Jaka Tingkir, Jaka Umbaran yang mempunyai ilmu mandraguna tapi tidak bisa menyelamatkan Bangsa Indonesia dari penjajahan. Hal ini mau mebuktikan bahwa dengan bersatu kita bisa melawan para penjajah.
Namun di jaman yang kita bisa menemukan cinta melalu Facebook, justru masalah perpecahan antar suku, agama dan Ras semakin hari semakin bertambah.
Dalam sumpah pemuda kita dapat melihat begitu dalam cita-cita dari para pemuda dulu yang ingin mempersatukan kita dari Sabang sampai Marauke.
Neho rampon, kata pribumi dan sumpah pemuda yang saya tulis ini bermaksud bahwa pada dasarnya kita semua adalah sama, tidak ada sekat semua adalah warga indonesia dan calon pemilih tetap Pilkades, Pilbup, Pilgub, Pilpres dan Pemilu Senat.
Sengaji, sumpah pemuda mengarkan kita supaya tidak mengedapankan kebudayaan, daerah, atau agama sendiri. Sumpah pemuda tidak mengenal yang namanya THE JACK, VIKING, MBC, atau OTAK KOTOR CREW tapi yang mereka ajarkan adalah kita semua adalah satu, kita Indonesia, NKRI harga mati. Bukan MBC, atau OTAK KOTOR harga mati.
Ase ka’en, terakhir saya ingin metip salam untuk om Anies Baswedan yang terkenal dengan kampanye Everiting Is OK OJ di JKT 48. Di Labuan Bajo bapa koe dami (ase kae ema) Djarot di sambut hangat bukan karena dia teman baiknya Ahok tapi karena kami menggap dia adalah satu orang yang baik yang pernah lahir di Indonesia.
Idep tombo daku, di Manggarai, kau mau pribumi, prilangit, prikanan, prikiri, prisai, pring cita, primadona, asal prilakumu baik dan kau akan di hargai. Maunya kau itu hari k om Anis, datang ke Manggarai sebelum ciptakan pidato yang merasa sedih begitu.
Ata mesen, salam hangat dari priaganteng yang satu ini.*lol
Ruteng, 26 Oktober 2017
*catatan: beberapa contoh dan kalimat yang adal dalam tulisan ini saya ambil dari blog Ranalino.id. Ini adalah salah satu Bloger yang aktif menulis tentang Ruteng, Manggarai dan Flores.

Komentar

  1. Izin nyimak gan,bisa di translet ngga bahasa daeranya.Tulisanya keren,tapi ane belum paham bahasanya gan... ^_^

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami makna lagu "Who You Are" (Jessie J) Dalam Kaitannya Dengan Gaya Hidup Remaja Putri Manggarai

MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA

Pengadilan Cinta - Cerpen Karya Rista Damu