MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA
MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA
(Klaudius Marsianus Juwandy)
perahu retak
(Franky sihilatua)
Perahu negeriku, perahu bangsaku
menyusuri gelombang
semangat rakyatku, kibar benderaku
menyeruak lautan
langit membentang cakrawala di depan
melambaikan tantangan
di atas tanahku, dari dalam airku
tumbuh kebahagiaan
di sawah kampungku, di jalan kotaku
terbit kesejahteraan
tapi kuheran di tengah perjalanan
muncullah ketimpangan
aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan
perahu negeriku, perahu bangsaku
jangan retak dindingmu
semangat rakyatku, derap kaki tekadmu
jangan terantuk batu
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan ambil sendiri
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan makan sendiri
aku heran, aku heran
satu kenyang, seribu kelaparan
aku heran, aku heran
keserakahan diagungkan
Sumber: m.wowkeren.com/lirik/lagu/franky_sahilatua/perahu-retak.html
(Diakses tanggal 11 Mey 2017 10:02)
Telinga kita mungkin tidak asing lagi dengan istilah setiap kita selalu memiliki makna. Kata ini jika di kaji dari ilm semantik maka akan mengalami perluasan makna. Hal ini dikarenakan adanya kata kita yang ambigu. Kata kita dalam kalimat diatas bukan hanya menunjuk pada referensi manusia tetapi juga hal lain yan kita buat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya puisi, setiap penulis bukan hanya menggoreskan kumpulan kata-kata diatas kertas tetapi juga menitipkan pesan dalam karya itu, bisa saja terkait makna yang berupa ungkapan kegembiraan,kesedihan ataupun ungkapan rasa ketidakpuasan.
Hal yang sama pun dilakukan oleh para penyair di Indonesia. Sejarah panjang negara RI yang sekarang berusia 70 tahun tentu tak lepas dari dinamika yang terjadi. Mulai dari kasus korupsi yang merajalela sampai pada kasus terorisme. Kita mungkin pernah mendapatkan ilmu pelajaran IPS di bangku sekolah dasar yang menceritakan tentang perjuangan melawan penjajah tapi yang paling menarik justru ketika sejaah mengungkapkan tentang gejolak yang tejadi sesama bangsa indonesia. Dalam sejarah kita mengetahui bahwa pernah terjadi kekuasaan yang sangat otoriter dan rakyat tak diberi kebebasan untuk bersuara. Memeluli karya-karya akhirnya suara dan aspirasi rakyat tersampaikan. Chairil Anwar, W.S Rendra, Wiji Tukul dan Ebit G. Ade merupakan beberapa tokoh yang menyuarakan suaranya ketika pemerintak tak mau mendengar. Tapi bukan ini yang saya akan bahas karena sesuai judul tulisan ini, saya akan membahas mengenai makna yang ada dalam lagu perahu retak dalam kaitannya dengan sistem peradilan RI.
Dipenghujung tahun 2016 lalu tentu kita masih ingat ketika terjadi aksi damai di Jakarta terkait dugaan kasus penodaan agama yang dilakukan Ahok. Aksi demi aksi pun terus terjadi hinga gerbang 2017 pun dibuka. Hingga pada bulan Mey 2017 ketika Ahok dinyatakan bersalah oleh Lembaga Hukum Indonesia dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, aksi pun kembali dipertontonkan hampir diseluruh daerah di Indonesia. Tak luput Kota Dingin saya yaitu Kota Ruteng. Pada tanggal 11 Mey 2017, lapangan Motang Rua dibanjiri oleh lautan mahasiswa. Warna merah putih yang diikatkan di kepala menjadi tanda akan kecintaan terhadap Indonesia. Ribuan mahasiswa yang melakukan aksi itu, intinya menyuarakan tentang NKRI sebagai harga mati, Tolak Rasisme,bubarkan Ormas Radikal dan Save Ahok. Aksi damai ini diadakan ketika Ahok yang menjadi tersangka kasus penodaan agama dijatuhi hukuman penjara 2 tahun. Tapi yang menarik perhatian saya justru pada sebuah lagu yang dinyayikan oleh seorang Iman yaitu lagu perahu retak karya Franky sihilatua. Menarik sekali ketika mendengar bait demi bait yang dinyanyikan seperti ungkapan perasaan massa akan kasus Ahok yang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia bahkan dunia.
di atas tanahku, dari dalam airku
tumbuh kebahagiaan
di sawah kampungku, di jalan kotaku
terbit kesejahteraan
tapi kuheran di tengah perjalanan
muncullah ketimpangan
aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan ambil sendiri
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan makan sendiri
aku heran, aku heran
satu kenyang, seribu kelaparan
aku heran, aku heran
keserakahan diagungkan
Lirik diatas secara sastra memiliki pola a-i-a-i namun ketika kita melihat dari sudut makna dan waktu lagu ini dinyanyikan sangat menyentuh pendengar. Pada bait pertama, penyair mengambarkan tentang kehidupan tanah air RI yang subur, memeberikan kehidupan untuk rakyat serta memberikan sebuah kedamaian. Namun pada bait kedua, penulis seolah menggambarkan sebuah perjalan yang berliku dilalui bangsa ini. Penulis menceritakan betapa banyak hal yang aneh terjadi ditengah perjalan bangsa. Kata ketimpangan merujuk pada sisiten yang tidak adil. Menarik untuk di dengar ketika kata ketimpangan menjadi pembanding kalimat-kalimat sebelumnya. Pertanyaannya, apakah ketimpangan ini juga tejadi pada Ahok? Kita sendirilah yang menjawabnya.
Saya bukan membela Ahok saya juga bukan membeci Ahok. Saya Indonesia dan NKRI harga mati untuk saya. Saya percaya akan ideologi negara iniyaitu Pancasila. Tapi lirik lagu di atasyang dinyanyikan pada aksi damai seperti mau menyuratkan tentang sebuah ketimpangan. Ada apa dengan RI? Saya berharap Indonesia baik-baik saja.
Pada lirik bagian kedua di atas, terdapat pola yang berbeda dari lirik sebelumnya yaitu a-a-a-a. Tetapi secara makna jika dianalis lebih lanjut seperti kumpulan kalimat-kalimat kekecewaan yang menggambarkan tentang sebuah hekhidupan bangsa. Kata ilahi di atas jika melihat fenomena yang ada di Indonesia yang memiliki beragam suku,agama,ras dan budaya ma menjelaskana tenang kepercayaan rakyar RI tentang keberadaan Maha Pencipta yang sudah tertuang pada sila pertama Pancasila. Bait pertama mau menjelaskan bahwa pada dasarnya, manusia di mata Ilahi adalah sama dan lemah. Kita tidak bisa berbuat banyak tanpa campur tangan Ilahi dan sema bumi beserta isisnya adalah kepunyaan Ilahi. Secara sederhana, bait lagu di atas mau menunjukan bahwa kekuasaan terbesar di tangan Ilahi bukan ditangan pemilik uang ( syukur kalau hasil keringat sendiri tetapi menjakitkan jika uang itu adalah uang kita semua). Bait ini juga secara sederhana mau menyatakan sikap bahwa kita rakyat RI harus saling bahu-membahu, rukun serta hidup bersama dalam keberagaman karen tidak ada manusia yang mampu bertahan hidup sendiri.
Sedangkan pada lirik bagian ketigar, mengikuti pola lirik bagian kedua yaitu a-a-a-a. Namun justru yang menarik pada bagian terakhir ini terdapat kalimat aku heran yang bermakna tentang kebingungan seorang manusia (penyair). Lirik terakhir seperti menjadi penutup dari penjelasan liri-lirik sebelumnya. Pada bagian terakhir, penyair menunjukan sikap bingung terhadap suatu keadaan bangsa. “satu kenyang, seribu kelaparan menunjukan entang fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. satu menunjukan tentang berkuasanya satu manusi dan menikmati semua harta kekayaan bangsa ini sendiri dan membiarkan rakyat kecil kelapan atau tersiksa.
Dan kalimat terakhir yang ada dalam lirik lagu diatas adalah keserakahan diagungkan, kalimat ini mau menunjukan bahwa siapa yang berkuasa dan berhartalah yang menang.
Secara garis besar lagu perahu retak karya Franky sihilatua mau menjampaikan tentang keresahan hati akan hukum dan sistem yang terjadi di RI ini dan menguntungkan pihak atau golongan tertentu.
Terakhir, pertanyaan refleksi untuk kita adalah apakah hukum ang dijatuhkan untuk Ahok sudah sesuai ataukah ada sebuah misteri dibalik hukuman ini
Semoga negara kita yang tercinta RI tidak lagu perahu retak karya Franky sihilatua.
Terima kasih
Ruteng, 11 Mei 2017
(Klaudius Marsianus Juwandy)
perahu retak
(Franky sihilatua)
Perahu negeriku, perahu bangsaku
menyusuri gelombang
semangat rakyatku, kibar benderaku
menyeruak lautan
langit membentang cakrawala di depan
melambaikan tantangan
di atas tanahku, dari dalam airku
tumbuh kebahagiaan
di sawah kampungku, di jalan kotaku
terbit kesejahteraan
tapi kuheran di tengah perjalanan
muncullah ketimpangan
aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan
perahu negeriku, perahu bangsaku
jangan retak dindingmu
semangat rakyatku, derap kaki tekadmu
jangan terantuk batu
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan ambil sendiri
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan makan sendiri
aku heran, aku heran
satu kenyang, seribu kelaparan
aku heran, aku heran
keserakahan diagungkan
Sumber: m.wowkeren.com/lirik/lagu/franky_sahilatua/perahu-retak.html
(Diakses tanggal 11 Mey 2017 10:02)
Telinga kita mungkin tidak asing lagi dengan istilah setiap kita selalu memiliki makna. Kata ini jika di kaji dari ilm semantik maka akan mengalami perluasan makna. Hal ini dikarenakan adanya kata kita yang ambigu. Kata kita dalam kalimat diatas bukan hanya menunjuk pada referensi manusia tetapi juga hal lain yan kita buat dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya puisi, setiap penulis bukan hanya menggoreskan kumpulan kata-kata diatas kertas tetapi juga menitipkan pesan dalam karya itu, bisa saja terkait makna yang berupa ungkapan kegembiraan,kesedihan ataupun ungkapan rasa ketidakpuasan.
Hal yang sama pun dilakukan oleh para penyair di Indonesia. Sejarah panjang negara RI yang sekarang berusia 70 tahun tentu tak lepas dari dinamika yang terjadi. Mulai dari kasus korupsi yang merajalela sampai pada kasus terorisme. Kita mungkin pernah mendapatkan ilmu pelajaran IPS di bangku sekolah dasar yang menceritakan tentang perjuangan melawan penjajah tapi yang paling menarik justru ketika sejaah mengungkapkan tentang gejolak yang tejadi sesama bangsa indonesia. Dalam sejarah kita mengetahui bahwa pernah terjadi kekuasaan yang sangat otoriter dan rakyat tak diberi kebebasan untuk bersuara. Memeluli karya-karya akhirnya suara dan aspirasi rakyat tersampaikan. Chairil Anwar, W.S Rendra, Wiji Tukul dan Ebit G. Ade merupakan beberapa tokoh yang menyuarakan suaranya ketika pemerintak tak mau mendengar. Tapi bukan ini yang saya akan bahas karena sesuai judul tulisan ini, saya akan membahas mengenai makna yang ada dalam lagu perahu retak dalam kaitannya dengan sistem peradilan RI.
Dipenghujung tahun 2016 lalu tentu kita masih ingat ketika terjadi aksi damai di Jakarta terkait dugaan kasus penodaan agama yang dilakukan Ahok. Aksi demi aksi pun terus terjadi hinga gerbang 2017 pun dibuka. Hingga pada bulan Mey 2017 ketika Ahok dinyatakan bersalah oleh Lembaga Hukum Indonesia dan dijatuhi hukuman 2 tahun penjara, aksi pun kembali dipertontonkan hampir diseluruh daerah di Indonesia. Tak luput Kota Dingin saya yaitu Kota Ruteng. Pada tanggal 11 Mey 2017, lapangan Motang Rua dibanjiri oleh lautan mahasiswa. Warna merah putih yang diikatkan di kepala menjadi tanda akan kecintaan terhadap Indonesia. Ribuan mahasiswa yang melakukan aksi itu, intinya menyuarakan tentang NKRI sebagai harga mati, Tolak Rasisme,bubarkan Ormas Radikal dan Save Ahok. Aksi damai ini diadakan ketika Ahok yang menjadi tersangka kasus penodaan agama dijatuhi hukuman penjara 2 tahun. Tapi yang menarik perhatian saya justru pada sebuah lagu yang dinyayikan oleh seorang Iman yaitu lagu perahu retak karya Franky sihilatua. Menarik sekali ketika mendengar bait demi bait yang dinyanyikan seperti ungkapan perasaan massa akan kasus Ahok yang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia bahkan dunia.
di atas tanahku, dari dalam airku
tumbuh kebahagiaan
di sawah kampungku, di jalan kotaku
terbit kesejahteraan
tapi kuheran di tengah perjalanan
muncullah ketimpangan
aku heran, aku heran
yang salah dipertahankan
aku heran, aku heran
yang benar disingkirkan
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan ambil sendiri
tanah pertiwi anugerah ilahi
jangan makan sendiri
aku heran, aku heran
satu kenyang, seribu kelaparan
aku heran, aku heran
keserakahan diagungkan
Lirik diatas secara sastra memiliki pola a-i-a-i namun ketika kita melihat dari sudut makna dan waktu lagu ini dinyanyikan sangat menyentuh pendengar. Pada bait pertama, penyair mengambarkan tentang kehidupan tanah air RI yang subur, memeberikan kehidupan untuk rakyat serta memberikan sebuah kedamaian. Namun pada bait kedua, penulis seolah menggambarkan sebuah perjalan yang berliku dilalui bangsa ini. Penulis menceritakan betapa banyak hal yang aneh terjadi ditengah perjalan bangsa. Kata ketimpangan merujuk pada sisiten yang tidak adil. Menarik untuk di dengar ketika kata ketimpangan menjadi pembanding kalimat-kalimat sebelumnya. Pertanyaannya, apakah ketimpangan ini juga tejadi pada Ahok? Kita sendirilah yang menjawabnya.
Saya bukan membela Ahok saya juga bukan membeci Ahok. Saya Indonesia dan NKRI harga mati untuk saya. Saya percaya akan ideologi negara iniyaitu Pancasila. Tapi lirik lagu di atasyang dinyanyikan pada aksi damai seperti mau menyuratkan tentang sebuah ketimpangan. Ada apa dengan RI? Saya berharap Indonesia baik-baik saja.
Pada lirik bagian kedua di atas, terdapat pola yang berbeda dari lirik sebelumnya yaitu a-a-a-a. Tetapi secara makna jika dianalis lebih lanjut seperti kumpulan kalimat-kalimat kekecewaan yang menggambarkan tentang sebuah hekhidupan bangsa. Kata ilahi di atas jika melihat fenomena yang ada di Indonesia yang memiliki beragam suku,agama,ras dan budaya ma menjelaskana tenang kepercayaan rakyar RI tentang keberadaan Maha Pencipta yang sudah tertuang pada sila pertama Pancasila. Bait pertama mau menjelaskan bahwa pada dasarnya, manusia di mata Ilahi adalah sama dan lemah. Kita tidak bisa berbuat banyak tanpa campur tangan Ilahi dan sema bumi beserta isisnya adalah kepunyaan Ilahi. Secara sederhana, bait lagu di atas mau menunjukan bahwa kekuasaan terbesar di tangan Ilahi bukan ditangan pemilik uang ( syukur kalau hasil keringat sendiri tetapi menjakitkan jika uang itu adalah uang kita semua). Bait ini juga secara sederhana mau menyatakan sikap bahwa kita rakyat RI harus saling bahu-membahu, rukun serta hidup bersama dalam keberagaman karen tidak ada manusia yang mampu bertahan hidup sendiri.
Sedangkan pada lirik bagian ketigar, mengikuti pola lirik bagian kedua yaitu a-a-a-a. Namun justru yang menarik pada bagian terakhir ini terdapat kalimat aku heran yang bermakna tentang kebingungan seorang manusia (penyair). Lirik terakhir seperti menjadi penutup dari penjelasan liri-lirik sebelumnya. Pada bagian terakhir, penyair menunjukan sikap bingung terhadap suatu keadaan bangsa. “satu kenyang, seribu kelaparan menunjukan entang fenomena-fenomena yang terjadi akhir-akhir ini. satu menunjukan tentang berkuasanya satu manusi dan menikmati semua harta kekayaan bangsa ini sendiri dan membiarkan rakyat kecil kelapan atau tersiksa.
Dan kalimat terakhir yang ada dalam lirik lagu diatas adalah keserakahan diagungkan, kalimat ini mau menunjukan bahwa siapa yang berkuasa dan berhartalah yang menang.
Secara garis besar lagu perahu retak karya Franky sihilatua mau menjampaikan tentang keresahan hati akan hukum dan sistem yang terjadi di RI ini dan menguntungkan pihak atau golongan tertentu.
Terakhir, pertanyaan refleksi untuk kita adalah apakah hukum ang dijatuhkan untuk Ahok sudah sesuai ataukah ada sebuah misteri dibalik hukuman ini
Semoga negara kita yang tercinta RI tidak lagu perahu retak karya Franky sihilatua.
Terima kasih
Ruteng, 11 Mei 2017
Apa makna dari puisi tersebut ?
BalasHapus