Postingan

Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Bunda

Gambar
Bunda Adakah cara lain bagi hamba-Mu untuk meminta selain memohon? 2019 Senyum (KMJ) Di sudut senyumu Aku menopang rindu 2019 BACA JUGA:  Puisi Puisi Arsi Juwandy-Engkau Peluang Jika aku memberimu hatiku Lalu engkau melemparnya ke laut yang dalam, Maka berapa peluang hatiku untuk kembali ke pangkuanmu 2019 Saya Ingin Saya ingin suatu pagi saja singgah di rumahmu Menikmati kopi racikanmu dengan bahagia Saya ingin suatu pagi saja, Rindu datang lagi Tanpa seberat yang dulu Saya ingin suatu pagi saja, Kita duduk berhadapan Bertukar cerita Saya ingin suatu pagi Waktu berhenti dan kita abadi Ruteng,2019 Balasan ayah Telah kubaca semua puisi-puisimu Di gerbang baka, aku selalu menunggu Merpati mengantar cerita-cerita baru yang engkau tuliskan Katakan kepada ibumu aku selalu baik-baik saja di sini Sebab telah kubangun kastil kecil untuk kita tinggal saat ajal benar-benar menyatuhkan kita 2019

Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Engkau

Gambar
Hujan Hujan ini turun tengah malam Aku berteduh di bawah payung Deruh air yang pilu Rintik yang yang jatuh membawaku padamu Hujan malam ini, aku merindu Kisol, 2019 Engkau Kau lepas aku dengan senyum Kau peluk aku dengan air mata Kau kecup aku dengan kenangan Kau siksa aku dengan kehilangan Engkau jauh Kisol, 2018 BACA JUGA: Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Ibu Gadis Sebait puisi itu kau tabisakan sebagai doa Dengan khusyuk memaksa Tuhanmu untuk mengabulkannya Akankan puisi yang sama kau panjatkan untukku di tengah malam nanti? Kisol, 2019 Wanita Kau adalah kata yang pergi meninggalkan baris terakhir puisiku Mereka yang datang dan pergi menafsir-Mu dengan berbagai makna Apakah memang sesulit itu memahami-Mu untuk cintaku yang terlampau sederhana? Kisol, 2019 Kenangan Aku ingin di suatu pagi yang mendung Embun-embun di atap rumahku kembali menetesakan kenangan Aku ingin di suatu pagi yang mendung Mentari datang tiba-tiba Tanpa bertanya kemana harus k...

Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Ibu

Gambar
Dunia Dunia sebenarnya tak hitam Tak juga putih Tetapi dunia adalah perpaduan dari keduanya yakni abu-abu. Kau tahu kenapa? Karena kita terlahir dari daging Kisol, 2019 Ibu Pagi setelah pulang misa Ibu menyuruhku melepaskan hati Katanya ingin direndam. "Semoga setelah ini nodanya hilang" kata ibu Setelah itu aku kembali mengenakan lagi hatiku yang telah diberi pewangi Tak ada lagi noda yang kulihat dalam hatiku Ibu tersenyum melihatku kembali tertawa Kisol, 2019 BACA JUGA:  Kumpulan Puisi Arsi Juwandy-Kastil Air mata Di malam minggu Ibu memberiku hadiah sebotol air mata Air mata itu di siram pada ingatanku Bila aku sedih, air mata itu akan menetes pada sela-sela jari tanganku Di mataku, air mata itu telah mencuci kesedihanku Kisol, 2019 Untuk manusia-manusia kesepian Semoga Tuhan menurunkan lidah-lidah api pada cerita Dan kita sebagai tokoh Kisol, 2019 Kisah (bukan) penciptaan Pada mulanya adalah surat Engkau yang tercipta atas restu...

DUA (2) ALASAN BERDOA LEBIH BAGUS MENGAWALI HARI DIBANDINGKAN SENYUM

Gambar
DUA (2) ALASAN BERDOA LEBIH BAGUS MENGAWALI HARI DIBANDINGKAN SENYUM (Klaudius Marsianus Juwandy) salah satu laki-laki yang memutuskan untuk mengawali hari dengan berdoa Sebagai salah satu mantan anggota KBG Santu Fransiskus Ngencung yang beriman dan sesuai dengan judul tulisan saya, maka izinkanlah saya memulai tulisan ini dengan tanda kemenangan Kristus, Dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus, Amin.  Bapa-ibu, saudara/i yang terkasih dalam Kristus. Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, saya hanya mau menyampaikan bahwa jangan terlalu serius membaca tulisan ini, karena judul hanya sebagai tameng saya untuk terlihat suci dan semakin menguatkan saya dengan pekerjaan saya. Pada tulisan kali ini, saya ingin menjelasakan sedikit alasan kenapa kita harus mengawali hari dengan berdoa. Tapi sebelumnya, saya ingin bertanya dengan kita semua, apakah Anda tahu mengapa Albert Einstein pintar? BACA JUGA:  Tiga Hal Yang Paling Diingat Dari Doa Rosario Di Ruteng Bapa-ibu, s...

Pena di Ujung Kata-Kumpulan Puisi Rista Damu

Gambar
Pena di Ujung Kata (Rista Damu)* Rista Damu Pada mulanya adalah kata Kita menghalau mata dalam kata Memadahkan suka- duka kehidupan Lewat kidung-kidung indah. Dia selalu mengingatkan kita tentang tenunan cerita Ketika logika kaku untuk bercerita Ada kata dalam sepi untuk membedah. Kata tidak ada dalam ketetapan Darinya ada ruas-ruas tenunan kebahagian juga kesakitan. Panas dingin mencekam, bosan menyapa Kelukaan dalam tak terukur kata. Tak terhirau pedih mendesah Air mata telanjangi kelemahan Kata mengubah semua tenunan cerita menjadi puisi. Ruteng, 2019 BACA JUGA KARYA RISTA DAMU LAINNYA: Pengadilan Cinta Cerpen Karya Rista Damu 02 (Rista Damu) Saat bangun pagi Diruang sempit itu Mencium aroma tubuhmu Kuingat saat angin menghantrakan  aku pada penghujung cerita Kita berkisah pada serpihan-serpihan kisah yang masih rapi Kita bermada dengan kita merasa Memampukan aku mengubah ruang sempit itu menjadi puisi Sungguh..Tuhan telah menciptakan...

Pengadilan Cinta - Cerpen Karya Rista Damu

Gambar
PENGADILAN CINTA Rista Damu* Di akhir  senja aku menghirup keramahan alam di taman samping rumah. Sejak senja memerah hingga gelap malam membungkus. Aku menangis sejadi-jadinya, saat membaca kembali lembaran-lembaran kusam, yang dulu dititipkan pada kantong celanaku. “Ahhh....kuingin bersamanya saat ini, tapi dia telah pulang”. Cinta, tatapan yang sangat menggairahkan, dimiliki oleh semua insan sebagai kerinduan namun menyakitkan sebagai yang menjauh. Aku diam dalam kebingungan. Hatiku tak menahan rasa untuk mengetahui. Apakah kau masih mencintaiku di sana? Tiada menjawab, hanya keheningan yang tercipta. Cinta, kau telah menyikapkan padaku hal yang belum pernah kutemui pada beribu hati yang pernah singgah. Seakan hari ini memberi nuansa kegembiraan yang semu. Nober, aku masih mencintaimu di sini. Tanganmu yang hangat, jemarimu yang pernah kusentuh. Tawa itu, senyum itu, mengalun indah membahana. Kuingin saat ini kau ada di sini, walau hanya sebentar. Kaulah sosok lelaki...

Sajak Ibu: Kumpulan Puisi Rista Damu

Gambar
Maukah kau mengingatnya? (Rista Damu) Rista Damu* Udo...yang disapa manis Kau pernah melempar kata "Namaku adalah sutra senja" Aku dengan lengkung bibir yang melahirkan tawa kecil. Disini aku merajut asa bersama hari ini Berdoa Bapa Kami untuk kau kembali Mungkin kau tak mengingatku Tapi aku ada disini. Udo... Maukah kau mengingatnya? Teringat senja kemarin Aku menatapmu dari sini Berharap rinduku kau tempati Sebab, aku menenun senyummu disini. Udo... Sosokmu telah mengutuk perasaan yang memaksaku untuk jujur tentang cinta Sampai aku terjerat dalam kekosongan Maukah kau mengingatnya? Aku dan cintaku seperti dalam kesalahan Terdiam dalam kesunyian Menatap waktu yang enggan berbicara Kini aku terkapar dalam hamparan tempat tidurku Jiwaku yang kau buat bisu itu. Udo.. Maukah kau mengingatnya? Ruteng, Mei 2019 Sajak Ibu (Rista Damu) Saat ini,aku bernyanyi di panggung sandiwara Lewat mahkota tulus saat engkau mengusap keringat cinta Sempurna...