Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Engkau
Hujan
Hujan ini turun tengah malam
Aku berteduh di bawah payung
Deruh air yang pilu
Rintik yang yang jatuh
membawaku padamu
Hujan malam ini, aku merindu
Kisol, 2019
Engkau
Kau lepas aku dengan senyum
Kau peluk aku dengan air mata
Kau kecup aku dengan kenangan
Kau siksa aku dengan kehilangan
Engkau jauh
Kisol, 2018
BACA JUGA:Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Ibu
Gadis
Sebait puisi itu kau tabisakan sebagai doa
Dengan khusyuk memaksa Tuhanmu untuk mengabulkannya
Akankan puisi yang sama kau panjatkan untukku di tengah malam nanti?
Kisol, 2019
Wanita
Kau adalah kata yang pergi meninggalkan baris terakhir puisiku
Mereka yang datang dan pergi
menafsir-Mu dengan berbagai makna
Apakah memang sesulit itu memahami-Mu untuk cintaku yang terlampau sederhana?
Kisol, 2019
Kenangan
Aku ingin di suatu pagi yang mendung
Embun-embun di atap rumahku kembali menetesakan kenangan
Aku ingin di suatu pagi yang mendung
Mentari datang tiba-tiba
Tanpa bertanya kemana harus kubawa mendung ini
Kisol, 2019
Kepada MDS (Bagian 1)
Aku berharap di suatu pagi yang dingin
Tuhan meresestuiku untuk menanam puisi-puisi di ladang yang kau sebut: Hati
Lalu pada benih yang tumbuh:
Kau umpakan aku pohon yang membuka diri kepada burung-burung yang menyembunyikan angin dibawah kepak sayapnya
Pada dahan itu kau akan melafalkan sebait puisi dari pengarang yang paling sepih:
"Engkaulah rumah dan istana untukku, kapadamu aku siapkan kata yang sering kau doakan: Kita"
Kisol, 2019
kepada MDS (Bagian 2)
Aku ingin suatu pagi
Aku mendengar radio dengan lagu lawas
Sambil menunggumu mengirimkan sepotong puisi untukku
Aku ingin suatu pagi, engkau mampir di hatiku
Tanpa bertanya: "kita harus kemana?"
Kisol, 2019
Kepada MDS (Bagian 3)
Semoga Tuhan yang Maha kuasa
Mengasihani kita:
Membawa tidur malammu pada mimpiku
Di sana engkau akan berlari-lari,
Memetik bunga
Dan merebahkan badan
Tanpa meminta: "antar aku pulang"
Kisol, 2019
Hujan ini turun tengah malam
Aku berteduh di bawah payung
Deruh air yang pilu
Rintik yang yang jatuh
membawaku padamu
Hujan malam ini, aku merindu
Kisol, 2019
Engkau
Kau lepas aku dengan senyum
Kau peluk aku dengan air mata
Kau kecup aku dengan kenangan
Kau siksa aku dengan kehilangan
Engkau jauh
Kisol, 2018
BACA JUGA:Puisi-Puisi Arsi Juwandy-Ibu
Gadis
Sebait puisi itu kau tabisakan sebagai doa
Dengan khusyuk memaksa Tuhanmu untuk mengabulkannya
Akankan puisi yang sama kau panjatkan untukku di tengah malam nanti?
Kisol, 2019
Wanita
Kau adalah kata yang pergi meninggalkan baris terakhir puisiku
Mereka yang datang dan pergi
menafsir-Mu dengan berbagai makna
Apakah memang sesulit itu memahami-Mu untuk cintaku yang terlampau sederhana?
Kisol, 2019
Kenangan
Aku ingin di suatu pagi yang mendung
Embun-embun di atap rumahku kembali menetesakan kenangan
Aku ingin di suatu pagi yang mendung
Mentari datang tiba-tiba
Tanpa bertanya kemana harus kubawa mendung ini
Kisol, 2019
Kepada MDS (Bagian 1)
Aku berharap di suatu pagi yang dingin
Tuhan meresestuiku untuk menanam puisi-puisi di ladang yang kau sebut: Hati
Lalu pada benih yang tumbuh:
Kau umpakan aku pohon yang membuka diri kepada burung-burung yang menyembunyikan angin dibawah kepak sayapnya
Pada dahan itu kau akan melafalkan sebait puisi dari pengarang yang paling sepih:
"Engkaulah rumah dan istana untukku, kapadamu aku siapkan kata yang sering kau doakan: Kita"
Kisol, 2019
kepada MDS (Bagian 2)
Aku ingin suatu pagi
Aku mendengar radio dengan lagu lawas
Sambil menunggumu mengirimkan sepotong puisi untukku
Aku ingin suatu pagi, engkau mampir di hatiku
Tanpa bertanya: "kita harus kemana?"
Kisol, 2019
Kepada MDS (Bagian 3)
Semoga Tuhan yang Maha kuasa
Mengasihani kita:
Membawa tidur malammu pada mimpiku
Di sana engkau akan berlari-lari,
Memetik bunga
Dan merebahkan badan
Tanpa meminta: "antar aku pulang"
Kisol, 2019
Komentar
Posting Komentar