Pena di Ujung Kata-Kumpulan Puisi Rista Damu
Pena di Ujung Kata
(Rista Damu)*
Pada mulanya adalah kata
Kita menghalau mata dalam kata
Memadahkan suka- duka kehidupan
Lewat kidung-kidung indah.
Dia selalu mengingatkan kita tentang tenunan cerita
Ketika logika kaku untuk bercerita
Ada kata dalam sepi untuk membedah.
Kata tidak ada dalam ketetapan
Darinya ada ruas-ruas tenunan kebahagian juga kesakitan.
Panas dingin mencekam, bosan menyapa
Kelukaan dalam tak terukur kata.
Tak terhirau pedih mendesah
Air mata telanjangi kelemahan
Kata mengubah semua tenunan cerita menjadi puisi.
Ruteng, 2019
BACA JUGA KARYA RISTA DAMU LAINNYA:
Pengadilan Cinta Cerpen Karya Rista Damu
02
(Rista Damu)
Saat bangun pagi
Diruang sempit itu
Mencium aroma tubuhmu
Kuingat saat angin menghantrakan aku pada penghujung cerita
Kita berkisah pada serpihan-serpihan kisah yang masih rapi
Kita bermada dengan kita merasa
Memampukan aku mengubah ruang sempit itu menjadi puisi
Sungguh..Tuhan telah menciptakan makhluk seindahmu
Kau adalah pemilik senyum tipis itu
Hanya lewat guratan kata
Kuhaturkan segenap rasa
Yang kupendam dalam puncak asmara
Takkan hilang dalam hitungan masa.
Ruteng, 2019
Sepotong Hati
(Rista Damu)
Di ujung sana aku melihat-Nya
Aku mengayunkan langkah dengan penuh keraguan
Aku menyangkal-Nya di tepi jalan berdebu
Mencibir dengan penuh nafsu pada kedekilan tubuh-Nya
Tubuh yang di panggang terik mentari
Tubuh yang di gerogoti belukar keletihan
Tubuh yang di penuhi goresan hasrat
Sendiri..Kau melolong kesakitan.
Di penghujung cerita derita
Ribuan kelopak bersaksi pada luka yang mengental
Kau masih kucerca dengan pedang kata-kata
Engkau berseru;
“Rawatlah hati ini.. Aku masih dan hanya untukmu”
Membuatku terperangkap kelemahan
Diantara yang menagis.
Tuhanku...
Ampunlah dosaku.
Ruteng, 2019
* Penulis adalah alumni STKIP Santu Paulus Ruteng (Sekarang Universitas Katolik Indones), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama kuliah beliu giat dalam mengikuti kegiatan sast. Sekarang beliau masih aktif di bberapa komunits sasra di Ruteng dan sering membawakan musikalisasi puisi.
.
(Rista Damu)*
Rista Damu |
Pada mulanya adalah kata
Kita menghalau mata dalam kata
Memadahkan suka- duka kehidupan
Lewat kidung-kidung indah.
Dia selalu mengingatkan kita tentang tenunan cerita
Ketika logika kaku untuk bercerita
Ada kata dalam sepi untuk membedah.
Kata tidak ada dalam ketetapan
Darinya ada ruas-ruas tenunan kebahagian juga kesakitan.
Panas dingin mencekam, bosan menyapa
Kelukaan dalam tak terukur kata.
Tak terhirau pedih mendesah
Air mata telanjangi kelemahan
Kata mengubah semua tenunan cerita menjadi puisi.
Ruteng, 2019
BACA JUGA KARYA RISTA DAMU LAINNYA:
Pengadilan Cinta Cerpen Karya Rista Damu
02
(Rista Damu)
Saat bangun pagi
Diruang sempit itu
Mencium aroma tubuhmu
Kuingat saat angin menghantrakan aku pada penghujung cerita
Kita berkisah pada serpihan-serpihan kisah yang masih rapi
Kita bermada dengan kita merasa
Memampukan aku mengubah ruang sempit itu menjadi puisi
Sungguh..Tuhan telah menciptakan makhluk seindahmu
Kau adalah pemilik senyum tipis itu
Hanya lewat guratan kata
Kuhaturkan segenap rasa
Yang kupendam dalam puncak asmara
Takkan hilang dalam hitungan masa.
Ruteng, 2019
Sepotong Hati
(Rista Damu)
Di ujung sana aku melihat-Nya
Aku mengayunkan langkah dengan penuh keraguan
Aku menyangkal-Nya di tepi jalan berdebu
Mencibir dengan penuh nafsu pada kedekilan tubuh-Nya
Tubuh yang di panggang terik mentari
Tubuh yang di gerogoti belukar keletihan
Tubuh yang di penuhi goresan hasrat
Sendiri..Kau melolong kesakitan.
Di penghujung cerita derita
Ribuan kelopak bersaksi pada luka yang mengental
Kau masih kucerca dengan pedang kata-kata
Engkau berseru;
“Rawatlah hati ini.. Aku masih dan hanya untukmu”
Membuatku terperangkap kelemahan
Diantara yang menagis.
Tuhanku...
Ampunlah dosaku.
Ruteng, 2019
* Penulis adalah alumni STKIP Santu Paulus Ruteng (Sekarang Universitas Katolik Indones), Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Selama kuliah beliu giat dalam mengikuti kegiatan sast. Sekarang beliau masih aktif di bberapa komunits sasra di Ruteng dan sering membawakan musikalisasi puisi.
.
Komentar
Posting Komentar