MARIA MENGEJAR LEONARDO
MARIA MENGEJAR LEONARDO
(klaudius Marsianus Juwandy)
Hari ini genap 40 hari Yosef berada dalam tanah dan hari
ini juga genap 40 hari Maria baring dalam ranjang tanpa ditemani suaminya, atau
mungkin lebih. di depan rumahnya, Maria
berdiri dan menapakan diri dalam kecemasan, sebentar matanya mencuri padangan
di mulut jalan menuhu rumahnya yang sedang menunggu sesosok yang dia impikan.
Mungkin menunggu Yosef yang masih dalam api penyucian yang berharap bangkit
kembali.
“Maria, ada sebuah titipan dari almarhum suamimu, aku tak
tahu isinya apa, tapi aku rasa ini sangat penting bagimu. Ambilah” kata
Elisabet mengagetkan Maria.
Maria menerima dan membuka map kuning itu, warnanya agak
kusam dan bau. Rasa penasaran memenuhi otak Maria, mungkin dia berharap setelah
Yosef menginggalkan Maria sebagai seorang janda ada sebidang tanah atau harta
karun yang ia coba titipkan untuk kehidupannya,namun yang didapatinya hanya
selembar ketas berisikan tulisan. Perlahan, Maria duduk dan membaca tulisan
suaminya.
Maria sayang
Aku berhutang cinta dan maaf kepadamu. Kau begitu cantik
dalam keanggunanmu, tapi sekali lagi aku meminta maaf kepadamu untuk semua
hal-hal yang telah engkau lewati besama angan-angan.
Ingatkah engkau kala kita bertemu di sebuah pantai saat
engkau mencari seseorang sesosok yang engkau impikan dan sialnya bertemu
denganku. Engkau dengan indahnya bercerita tentang lelaki yang engkau temukan
dalam mimpimu di depan diriku yang sangat mencintaimu. Tapi bukankah cinta
memang harus memilih dan mengorbankan segalanya.
Leonardo, itulah jodoh yang engkau temukan dalam mimpimu
itu, bahkan kegilaanmu semakin bertembah ketika setiap minggu dia mengirimkan
surat cinta kepadamu. Kamu pasti heran aku tahu semuanya ,bahkan aku pun tahu engkau
pun dicumbuinya dalam mimpi indahmu. Dan
saat itu dalam tangismu engkau berjalan menuju pantai berharap Leonardo datang
dan membawamu ke pelaminan. Sebab tak ada yang percaya akan cerita cintamu
selain aku. Ya, mungkin mereka gila atau terlalu normal untuk cerita cintamu.
Maria istriku
Aku tahu dalam hatimu ada kebingungan yang besar tentang aku
dan hubunganku dengan Leonardo. Aku ingin engkau memaafkan diriku atas segala
keburukanku. Pada dirimu dan Leonardo
aku seperti telah menemukan kesenangan dalam sakitku yang pada akhirnya tetap
membunuhku. Kesenanganku ini tumbuh perlahan bersama Leonardo yang engkau
ceritakan saat kita bertemu pertama kali di kantor pos. Engkau bercerita bahwa
setiap malam engkau mimpi bertemu seorang kesatria tampan, sedang menunggang
kuda dan selalu menang dalam pertempuran. Dan dialah sosok yang kau impikan
sebagai pasanganmu dikemudian hari, namun sayang dia justru menyuruhmu menikahi
lelaki yang engkau lihat pertama kali saat dirimu menginjak bibir pantai.
Sayang sosok yang engkau temukan justru diriku yang berjalan kaki, tanpa pedang
dan tak berkuda.
Maria yang kau impikan
Aku begitu cemburu, sangat cemburu melihatmu selalu
menunggunya. Aku masih tak lupa ketika kupeluk dirimu dalam dinginnya malam
namun nama yang yang kau sebutkan bukan namaku tapi Leonardo. Saat itu aku tah bahwa ragamu telah
kumenangkan namun hatimu masih tersimpan bersih untuk sang Leonardo. Maafkan
aku kekasihku karena telah membuatmu dilema. Sunnguh engkau adalah belahan
jiwaku yang aku jumpai saat aku pertama kali bermimpi.
Aku tahu mungkin engkau sedang berapa di depan rumah dan
menunggu sosok Leonardo yang datang dengan kudanya, menjemputmu dan membawamu
ke istananya, menjadikanmu permaisuri. Bukankah memang begitu janji yang diucapkan
Leonardo kepadamu.
Maafkan aku atas segala kisah yang telah kubuat dalam
diriku dan dirimu. Aku melihat hal-hal yang menyedihkan dalam kisah yang
kubuat. Aku telah melakukan kesalah besar pada dirimu. Kamu mungkin tak tahu,
ketika engkau sedang tertidup pulas akulah yang mencumbuimu dan kamu justru
berpikir bahwa yang mencumbuimu itu adalah Leonardo.
Maria yang tak tergantikan dalam hidupku
Aku menyesal telah membuatmu hidup dalam angan-angan.aku
masih ingat ketika kita berjalan berdua engkau menceritakan tentang Leonardo
dan pada saat itu juga orang gila yang sering duduk di depan emperan toko
mengatakan “hey, gadis itu gila, ya dia gila. Aku mendengar dia menemukan jodohnya
dalam mimpi. Ya dia gila”. Atau seoang anak kecil yang tak sengaja kita temukan
saat pementasan seni di lapangan kota, dia tersesat dan kita menolongnya.
Lagi-lagi kau menceritkan Leonardo kepadanya. Lucu, meang lucu. Bahkan seorang
anak kecil pun menasihatimu, “kaka yang cantik, mengapa masih saja percaya
dengan mimpi, bukankan mimpi itu hanya munga tidur”, aku yang mendengar
perkataan itu ikut tertawa namun merasa bahwa aku semakin bersalah kepadamu.
Terkadang dalam diamk, aku marah pada diriku sendiri yang
telah menciptakan kegilaan ini. Saat engkau berlari di lorong-lolong pertokoan
dan begitu banyak orang menunjukmu dan mengatakan “betul kataorang tua gila
itu, bahwa gadis itu juga gila” dan si tua gila itu mungkin merasa senang
dengan keadaan itu karena setelah sekian lama dia berada di sana akhirnya Tuhan
kirim juga gadis gila untuk dirinya. Atau ketika kita berjalan membeli boneka
kita justru diolok-olok oleh segerombolan anak kecil, “orang gila, orang gila”.
Aku pun dengan susah payah membuarkan kerumunan anak-anak itu.
Maria permaisuriku
Aku yakin engkau
sangata bingung dengan semua surat ini,
kepalam pasti dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan tentang aku, leonardo, dan
kisah kalian. Aku hanya ingin mengatakan bahwa dalam kebangsatanku aku sering
memandangi fotomu. Aku yakin Tuhan menciptakanmu di waktu pagi hari dengan
sedikit kehangatan dan yang pasti Tuhan baru memulai pekerjaannya.
Maria sayangku, gadis manisku. Aku berhutang pengakuan
pada dirimu. Tentang sesuatu yang pernah engkau jalani. Aku hanya ingin mengatkan bahwa berhentilah
engkau menunggu surat dari Leonardo. Sebab ini adalah surat terakhir yang
engkau terima dariku atau Leonardo. Surat-surat yang selama ini engkau terima
dari Leonardo, tak lebih dari hasil goresan-goresanku. Akulah yang mengirim
surat untukmu setian minggu. Sore itu, mungkin puncaknya rasa rinduku padamu,
dalam hati malaikat tengah berperang dengan iblis dan aku berada diantaranya.
Malaikat coba memberi keputus asaan dan iblis justru menjanjikan sejuta mimpi.
Ada sepucuk surat saat itu yang tengah ku tulis atas namaku, Yusuf. Tapi entah
apa yang membuatku tiba-tiba mengubahnya menjadi Leonardo. awalnya aku senang
engkau selalu membalas suratku, tapi semakin lama aku justru merasa berdosa
dengan memberimu harapan yang sebenarnya tak bisa aku tepati. Ya Leonardo yang
kau impikan justru membuatku semakin bersalah dengan mengahadirkannya dalam
hidupmu.
Maria jangan menangis, maafkan aku atas segala
kebangsatanku. Tak ada Leonarno di
kehidupan ini. semua surat yang engkau terima adalah tulisanku bukan Leonardo.
Aku bersalah telah membuatmu jatuh cinta pada seseorang yang tak pernah ada. Kadang
aku berpikir, memang bodoh telah melahirkan sesosok bayang yang justru
membunuhku diriku sendiri, merasa cemburu pada diriku sendiri. Ledonardo telah
menjadi musuh dalam diriku. Aku telah berhasil membuatmu jatuh cinta padanya
tapi bukan padaku.
Akhirnya Maria, aku berharap ketika engkau membaca surat
ini tak lagi ada kemarahan dalam dirimu. Kelak engkau akan merindukanku sebagai
seorang bajingan yang telah memporak-porandakan hatimu. Hanya satu pesanku
untukmu istriku tersayang, rawatlah anak kita, anakku, anakmu, anak leonardo.
bisikan pada tiap tidurnya bahwa janganlah engkau terlalu lelap sebab mimpi itu
anjing. Dia menjanjikan suatu kebahagiaan namun hanya dalam angan-angan.
Aku berharap juga engkau akan setia dalam keheningan
mengucapkan namaku dalam doa agar setidak-tidaknya Tuhan segera mengangkatku
dari api penyucian. Sebab aku yakin dia begitu dendam dan marah padaku dan hanya
dirimulah yang mampu membuatnya luluh.
Aku yang mencintaimu, suamimu, pacarmu
Yusuf, Leonardo
Ruteng ,8 Oktober 2017
Komentar
Posting Komentar