LIMA (5) HAL YANG DIALAMI MAHASISWA KETIKA MENGERJAKAN SKRIPSI
LIMA (5) HAL YANG DIALAMI MAHASISWA KETIKA MENGERJAKAN
SKRIPSI
(Klaudius Marsianus Juwandy)
salah satu mahasiswa semester akhir |
Di awal tulisan atau lebih tepatnya curahan hati ini
ijinkan saya menggunakan kata-kata Zainudin dalam film Tenggelamnya Kapal van
Der Wijk untuk mengawali tulisan ini. Kira-kira kalimatnya seperti ini: “Siapa pun dia yang menjadi tokoh (baca:
penulis) cerita ini, hidupnya telah dirundung duka sejak kecil (baca: semester
akhir) dan seakan tuan menuliskan nasibnya sendiri”. Mungkin itu kalimat yang pas untuk bisa
menjawab semua pertanyaan saya tentang mengapa saya menulis artikel ini?, apa
alasan saya memilih judul ini dan mengapa masih mantap untuk hidup menyendiri?
Bapa-ibu, saudara/i yang terkasih dalam nama Kristus, menjadi mahasiswa bukanlah perkara yang mudah .
Mengemban jabatan Mahasiswa adalah sebuah misi yang cukup menyakitkan. Mungkin
sederhananya begini, kau mau Rambo, Ongbak, Boyka, Jaka Tingkir, Bari Prima dan
Wiro Sableng pasti akan merasakan bibir tersenyum saat air mata jatuh.
*Smile
Tugas yang menumpuk, jadwal kuliah yang padat dan diktat
yan mesti di foto copy menjadi
makanan sehari-hari mahasiswa. Apalagi ketika kita mengingat kata-kata motivasi
dari dosen bahwa hanya ada dua yang disebut Maha yaitu Mahakuasa dan Mahasiswa.
Enak bukan? Ya sangat enak ketika di
dengar tapi sangat pahit dan menyakitkan ketika dijalankan.
Ende ema kase kae pang olo ngaung musi, sebenarnya ada dua fase yang sangat menyakitkan saat
menjadi Mahasiswa. Pertama ketika kita masih menjadi Maba (Mahasiswa Baru).
Saat-saat seperti ini kita akan berhadapan dengan kaka-kaka senior yang
lagaknya minta ampun. Sebagai mahasiswa baru yang jelas kita banyak diam dan
menuruti semua perintah mereka karena kalau tidak menurut berarti siap
menanggung malu. Atau kita sering menjumpai kaka panitia yang sok pintar dan
sok tahu dengan semua hal yang ada di dunia ini. seolah-olah dia adalah
perpaduan dari semua para ahli dan di mata kita saat itu dia adalah laki-laki
atau perempuan idaman. Karena kita mesti ingat bahwa tidak semua itu terlibat
dalam urusan kampus hanya orang-orang yang pintar dan itu adalah pandangan kita
saat awal-awal masuk kuliah. Padahal ketika ditelusuri lebih dalam kaka panitia
yang sok pintar tersebut ternyata dipilih karena menjadi tim sukses saat
pemilihan Senat Mahasiswa atau Presma. Dan paket yang dia dukung menjadi
pemenang saat pemilihan. Bei de wei,
saya omong begini karena saya juga pernah mengalami hal-hal seperti ini.
#Encok
Sengaji, hal kedua yang sangat menyakitkan saat menjadi
mahasiswa adalah ketika kalian masuk pada tahap akhir atau semester akhir. Saya
dan teman-teman biasa menyebutnya dengan istilah semester tidak enak. Salah satu hal yang pasti akan kalian lakukan
adalah menulis Skripsi.
Mengerjakan skripsi adalah momen paling sakral untuk
dijalani selama jadi mahasiswa. Mungkin kita bisa bilang: semua kelas yang kita
ambil di semester-semester sebelumnya hanyalah persiapan untuk momen menulis
skripsi ini.
Mahasiswa
juga punya berbagai cara untuk menjalaninya. Ada yang malas-malasan, sambil
kerja sana-sini, hingga akhirnya skripsi keteteran. Mahasiswa tipe ini
berprinsip kalau skripsi boleh belakangan, yang penting banyak pengalaman. Tapi
ada juga sih yang skripsinya keteteran padahal dia juga nggak ngerjain apa-apa.
Sebaliknya, banyak mahasiswa akan fokus dulu mengerjakan skripsi. Kalau bisa
malah 1 minggu 1 bab, supaya bisa lulus paling duluan.
Tanpa disadari pula, skripsi juga secara perlahan telah
mengubah beberapa kebiasaan kita sehari-hari. Hal ini pula yang mendasari saya
untuk menulis artikel ini.
Bei de wei, tulisan ini
bukan bermaksud menghasut Anda semua untuk tidak kuliah, toh kita belajar
mendewasakan diri dari proses bukan?.
Ok
ase kae daku, berikut ini adalah
5 hal yang akan dialami mahasiswa semester akhir saat menulis skripsi.
Simak selengkapnya
Mirip
Seperti Seorang Filsuf
Salah satu hal yang dialami oleh mahasiswa saat menulis
skripsi adalah perubahan diri yang cenderung mirip seperti seorang filsuf. Biasanya,
mahasiswa semester akhir lebih banyak menggunakan waktu untuk berpikir. Kalau
orang manggarai bilang itu , Cekoe-cekoe
kat pikir. Pada fase ini biasanya
tulisan mahasiswa tidak diterima oleh desen pembimbing atau tulisanya tidak
sesuai dengan harapan dosen pembimbingg. Dan pada akhirnya dilempar oleh
tulisan sendiri. Sedih bukan? Dilan pasti tahu jawabannya.
Makin
Bijak
Hal kedua yang akan terjadi pada diri mahasiswa semeseter
akhir adalah munculnya sisi bijak saat teman atau diri sendiri dalam masalah
atau tekanan. Percaya atau tidak, mahasiswa semester akhir kalau dibandingkan
dengan Mario Teguh pasti akan sangat mirip soal mengolah kata-kata yang
memotivasi diri sendiri dan teman. Biasanya ketika teman tanya seperti ini, Bro judul sudah di ACC? Atau kes kapan
ujian?
Ini pertanyaan yang memang sangat menyakitkan apalagi
kalau pertanyaan kini dilemparkan pada
van Dime pasti lansung weda balek ata hot rei liha
Tapi kami adalah mahasiswa semester akhir yang
akhir-akhir muncul sisi bijak. Maka jawaban kami pasti begini, bro ujian cepat tidak menjamin kita sukses
di masa mendatang, percuma kalau ujian cepat tapi ganjinya kecil bahkan tidak
cukup membeli Oriflame untuk pacar.
Bijak kan? Lawan
van Dime ga ko hau Bary Prima
#Encok
Lebih
Banyak Mengenal Para Ahli
Ketika mengerjakan skripsi satu hal yang pasti akan
kalian lakukan adalah membaca. Salah satu dosen saya pernah mengatakan bahwa “kalau kalian kerja skripsi Tuhan pasti buka
jalan tapi kita mesti buka buku”
Membaca adalah hal yang wajib ketika mengerjakan skripsi
dan tanpa disadari pula otak akan banyak mengingat nama ahli. Artinya nama-nama
dari para ahli akan sangat membekas dalam otak kita. Saya misalnya, saat
mengerjakn skripsi saya banyak mengenal nama ahli bahasa seperti Gorys Keraf,
Burhan Nurgiantoro, Sarah Gamble, Wahyuningtyas dll. Dan yang lebih menggelikan
adalah kalian bahkan membawa para ahli itu kedalam mimpi. Seperti saya yang
mimpi bertemu Burhan Nurgiantoro yang menyampaikan unsur intrinsik novel kepada
saya. Nama pacar atau mantan saat mengerjakan skripsi, neka rabo sepak le wai leo di situ
#hahahhahha*smiele*cling
Banyak
diputusi oleh pacar
Untuk hal yang satu ini, saran saya cuma satu, jangan
menonton Dilan, Tenggelamnya Kapal van Der Wijk, atau medengar lagu-lagu
melankolis. Hal ini desebabkan karena saat mengerjakan skripsi kita akan lebih
banyak menggunakan waktu untuk membaca atau mengetik bahan. Dan ini adalah hal
yang paling tidak disukai oleh yang namannya pacaran. kadang saat mengerjakan
skripsi HP tiba-tiba berbunyi dan notifikasi WA, FB atau SMS akan mucul dan itu
adalah dari pacar. percaya saja pasti isi pesannya begini, kau kemana saja ini hari tadi, kenapa tidak kasih kabar ke saya
beb?
Ini pertanyaan yang buat otak tambah sakit. Tetapi
seperti dipenjelasan sebelumnya bahwa kita adalah kumpulan orang-orang bijak
maka jawabnya seperti ini, My momang,
maaf baru ada kabar dari tadi saya sibuk kerja skripsi. Ini kan demi kau dan si
buah hati nanti
Tapi maaf bro ini bukan film apalagi kalau pacar kita
adalah mahasiswa semester awal yang tidak tahu bagaimana kejamnya kat skripsi
dan jawabannya pasti begini, oh begitu
putus saja kalau begitu, kau lebih penting skripsi dari pada saya.
Ckckckck, kasian bukan? Ya sudahlah toh kami pun terakhir untuk
bijik dan kata-kata untuk mengibur diri pun akan selalu ada, misalnya bukan dia saja juga perempuan e, percaya
saja kalau kita sudah selesai kuliah pasti banyak yang kejar nanti.
Bei
dee wei, saya omong begini karena saya sudah megalami hal-hal seperti ini.
#Pray
for mantan
Berubah
jadi panda
Hal terakhir yang akan dirasakan dalam diri mahasiswa
semester akhir atau pejuang toga adalah kantung mata. Hal ini dikarenakan
mahasiswa saat mengerjakan skripsi pasti akan begadang dan jam tidur mereka
sangat minim. Setiap hari atau malam pejuang toga hanya sibuk dengan membaca
dan mengetik tugas. Artinya, tidur menjadi hal yang langka bagi pejuang topi
toga apalagi kalau doesen pembimbing mengirim pesan bahwa besok tulisan harus
diserahkan. Kalian tahu sendirilah bagimana
mukutnya mahasiswa kalau ada sms seperti itu. Saya yakin, Dilan juga tak
akan sanggup maka biar mahasiswa semester akhir saja.
*Jengejiut
Itu
adalah momen atau hal yang akan kalian alami atau temui ketika menjadi
mahasiswa semester akhir
Bapak-Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam nama Kristus, Itu dia momen-momen
menyebalkan yang kamu alami saat mengerjakan skripsi. Kamu yang sedang
bernostalgia, malah jadi kangen kampus nggak? Dan untuk kamu yang sedang atau
akan mengerjakan skripsi, siap-siap aja ya. Sebisa mungkin hindari momen-momen
di atas dengan banyak persiapan dan belajar dari pengalaman. Kalau kamu mulai
mengalami hal-hal menyebalkan ini, pasang saja gambar toga di kamar supaya kamu
bisa termotivasi. Meski sekarang berdarah-darah, ada masanya nanti kamu kangen
sama momen-momen ini.
Bei de wei, meski menyebalkan, momen mengerjakan skripsi akan jadi momen yang
paling berkesan setelah kamu lulus nanti. Kenangan-kenangannya kamu ingat
sampai tua. Bahkan mungkin ada kalanya, saat sudah lama meninggalkan kampus,
kamu merindukan skripsi beserta momen-momen kampretnya.
Ende
ema kase kae pang olo ngaung musi,, Setelah jatuh bangun menghadapi momen-momen di atas, akhirnya
kamu lulus sidang. Rasanya, bro. Mungkin beginilah sensasi yang dirasakan rakyat
Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan. Kalau teringat perjuanganmu untuk
sampai ke tahap ini, rasanya kamu baru mendapat kebebasan yang kamu
idam-idamkan. Pas melihat skripsimu dalam bentuk
Jilid Indah
pun kamu begitu terharu sampai pengin nangis rasanya. Apalagi nanti pas wisuda.
Semua jerih payahmu terbayar sudah
Akhirnya,
saya mengucapkan selamat berproses dan semangat.
Ruteng,
25 Mei 2018
Komentar
Posting Komentar