PAMFLET CINTA
PAMFLET
CINTA
*KLAUDIUS
MARSIANUS JUWANDY
Aku tak tahu bahasa apa yang indah untuk menyapamu hari
ini. kata sayang sepertinya tak layak lagi dan engkau tak menyukainya apa lagi
yang menggunakannya adalah aku.
Maaf, sekali lagi maaf jika hari ini surat ku ini
menyibukan dirimu dan menyita waktumu untuk menghitung rumus jarak matahari dan
rembulan hanya lantaran menerima kiriman ini dariku.
Sengaja ku kirimkan surat in untukmu yang kubungkus
bersama darah dan cangkir kopimu yang engkau tingalkan di mejaku saat kita masih
duduk bersama suatu sore sambil menikmati senja yang kian di gulung malam. aku
tahu pasti kamu bingung mengapa harus ku kirimkan kembali cangkir dan darah.
Lihatlah, ada hal yang indah pada cangkir kopi yang engkau tinggalkan ini. aku
tak tahu rasa apa ini, tetapi yang jelas dia selalu menarik diriku pada sebuah
bayangan. Aku tak akan pernah sanggup, ini curang. Bahkan dalam tidurku dia
masih saja mengejarku. Aku tak tahu apa makna di balik cangkir bersama bekas
lipstik yang engkau tinggalkan untukku. Hingga aku berpikir bahwa sebaiknya ku
kembalikan apa yang menjadi hak mu tapi bukankah aku juga punya hak untuk
merindukanmu.
Gadisku, ku kirimkan surat ini yang kubungkus bersama doa
dan harapan dari hati yang paling hina agar engkau tahu bagaimana tersiksanya
diriku mengejarmu dalam angan-angan. Aku tahu kamu pasti tertawa membacanya
tapi aku senang jika itu membuatmu bahagia. Setidaknya dalam ketakberdayaan
Tuhan masih mengijikanku membahagiakanmu meski tak bisa memilikimu. Kadang aku
senyum sendiri atau mungkin meneteskan air mata kala mengingat kembali kenangan
bersamamu saat mimpiku dan mimpimu menjadi satu dan kopi menjadi sahabat yang
paling indah untuk melewati senja bersama kata dan senyum.
Gadisku, yang selalu kurindukan. Maaf harus membuatmu
kecewa dengan semua kesalahku. Ketahuilah, jauh dalam hatiku namamu telah ku
pahat bersama darah daging hingga menjadi nafas hidupku.
Semenjak egkau engkau pergi sepi ku rasa dalam
kesendirian. Hanya berharap dalam ketidakmungkinan mungkin dewi fortuna berbaik
hati agar mengirimu kembali ke sisiku. Aku tahu pasti ketawa dan memang
tujuanku selalu membuatm bahagia meski kadang sikapku tak bisa engkau tolerir.
Aku kalah dengan hati, darah terus saja menetes ketika goresan bayang-bayang
wajahmu melitas sesaat namun abadi.
Gadisku, sengaja kutuliskan surat ini agar engkau tahu
bahwa aku akan selalu mencintaimu sampai nafas erakhir dan jantung berhenti
berdetak. Di mana pun kamu berada aku akan selalu di sisimu dan akan menemanimu
setiap saat. Aku sadar juga mungkin kehadiranku menganggumu apalagi kamu itu
jauh di atasku.
Gadisku, pujaan hatiku, pemilik nafas hidupku. Sengaja ku
kirimkan surat ini gara engkau tahu keadaanku bahwa akan selalu baik-baik saja.
Aku ingin mengatakan kepadamu bahwa engkau adalah
malaikatku. Aku mencintaimu dan selalu menghamba pada tuhan bahwa semoga kita
dipersatukan kembali. Dimana pun kamu berada saat ini atau nanti dalam jauh dan
jarak aku selalu membuatmu tersenyum. Sebenci apa pun engkau padaku, wajahmu
selalu ada dalam benakku.
Gadisku, erima kasih untuk semuanya terimah kasih juga
karena engkau setia membaca surat sakit ku ini sampai selesai. Dari jauh aku
akan selalu berdoa untuk kesehatanmu. Dan maaf untuk semua tingkah lakuku yang
tak bisa membuatmu bahagia tapi aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku di
lahirkan bukan untuk menetesakan air matamu. Karena aku ingin mencintaimu lebih
lama dari selamanya. Jika tak sibuk, balaslah surat ini, seperti apa pun
kebencianmu padaku cintaku tak akan pudar untukmu.
Yang selalu merindukanmu
Orang gila
Ruteng, 13 Maret 2018
*penulis adalah mahasiswa STKIP Santu Paulus Ruteng
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ingin lebih dekat dengan
penulis bisa melalui media sosial Facebook atas nama Arsi Juwandy, WA dengan
Nomor 085338242730 atau bisa kunjungi blog pribadi Arsijuwandy@blogspot.com
Komentar
Posting Komentar