NAPAS KANFAS ANDREAS III

NAPAS KANFAS ANDREAS III
*Klaudius Marsianus juwandy
yang jelas bukan orang gila

“dari mana kamu dapatkan lukisan itu?”  suara lelaki itu yang tiba-tiba mengagetkan Robertus yang sedang asyik duduk di bangku panjang sebuah taman di pusat kota.
“aku mendapatkan ini  dari seorang gadis,tadi dia memberikannya padaku” kata Robertus
“itu salah satu lukisan ayahku yang hilang, itu adalah gambaran kecantikan seorang wanita yang ia temukan dalam mimpi” kata Oktaianus
“maksudnya?” tanya Robertus. Perlahan Oktavianus mendekati Robertus, mengambil tempat di kursi panjang itu, kursi yang seharusnya untuk sepasang kekasih.
Malam itu, antara sadar dan tidak sadar Andreas tiba-tiba merasakan kantuk yang begitu berat. Tak seperti biasanya dia mengalami hal seperti itu. Baginya melukis adalah hal yang paling membunuh sepi dan ngantuk.
“kamu siapa?” tanya Andreas
“aku Loke Nggerang, gadis malang yang pernah lahir di tempat asalmu” kata gadis itu
“maksudnya apa?, bukankah kamu telah meninggal di bunuh oleh Raja yang mempersuntingmu dan kulitmu dijadikan gendang” kata Andreas
Dan semuanya kembali hilang, ketika Elisabet membangunkannya dari tidur yang tak panjang itu. Di meja Elisabet telah menyiapkan kopi untuk mereka berdua. Kembali dalam malam, mereka suguhkan tawa pada gelas kopi itu. Bintang yang bertaburan menjadikan malam itu semakin romantis kala dalam ketidak sadaran bibir Andreas menari-nari di atas bibir Elisabet. Lama dan tanpa jeda.
“saya beleh merokok?” tanya Oktavianus yang melihat wajah Robertus penuh dengan rasa penasaran. Dia hanya mengangguk. Kepulan asap kembali terlihat dan perlahan menyatu bersama awan.
Dan semuanya kembali terulang, ketika siang itu tiba-tiba Andreas tak ingin melukis, padahal dia telah berjanji akan membuatkan sebuah lukisan untuk Elisabet.  Dia lebih memilih tidur di kursi santainya.
“aku tak pernah mati, gadis yang orang-orang ceritakan itu bukan aku. Cerita-cerita yang kamu dengar itu semuanya tak berpihak padaku. Pada saat itu aku melarikan diri yang dibantu seorang babu” kata gadis itu
“pantasan semua memujamu, aku baru melihat kecantikan yang sesungguhnya. Loke Nggerang yang menjadi buah bibir ternyata ada dihadapanku sekarang, tapi siapa gadis yang telah mereka bunuh” tanya Adreas
“gadis itu adalah..”
Dan semua kembali  hilang, saat itu suara Elisabet yang tiba-tiba berteriak karena melihat seekor tikus. Rumah sebesar itu ternyata tempat tinggal tikus yang paling nyaman. Rumah yang jarang dibersikan dan cat yang tumpah di lantai tak pernah dihiraukan Andreas. Dan itu anugrah bagi kaum tikus. Tapi petaka datang ketika sosok Elisabet merenggut semua kebahagiaan mereka. Dia membersihkan semua tempat yang tanpa memberi tempat , untuk kaum tikus
“kamu lihat gadis itu, cantik bukan?” tanya Oktavianus
“namanya Ayu, dia teman kuliahku, sudah lama aku mengaguminya. Dia adalah definisi cantik yang sesungguhnya” kata Robertus yang seperti tak berkedip melihat gadis berparas ayu itu yang duduk dipojokan taman sambil membaca sebuah novel.
Hari-hari selanjutnya Andreas tak melukis, dia lebih senang untuk tidur. Sudah hampir satu bulan dia tak melukis, tak ada karya yang dia hasilkan. Baginya tidur adalah hal paling menyenangkan.
Hinga suatu sore di saat hujan, Andreas kembali untuk tidur, dia ingin kembali mendengar cerita Loke Nggerang yang selalu hadir dalam mimpinya.
“Andreas, banyak hal yang telah aku ceritakan kepadamu. Aku tak tahu apakah engkau mempercayaiku atau tidak tapi yang pasti inilah kejujuran dari kami, ya kami yang selalu dinomor duakan di tanah kesayanganmu. Tak ada tempat bagi kaum perempuan di sana. Bagi mereka kami hanyalah mahluk yang siap memuaskan mereka ketika nafsu itu sampai pada puncaknya. Lihatlah aku, bukti kekuasaan mereka pada kaumku. Bagi mereka tugas kami hanya mengangguk atau menggeleng, ya atau tidak terima atau tidak. Dan itu hanyalah sebuah permainan yang mereka ciptkan dan itu sebenarnya adalah paksaan dan kami harus selalu menurut” kata Gadis itu
“aku semakin tak mengerti dengan semua mimpi ini”  kata Andreas
“aku memilihmu karena dalam dunia mimpi namamu begitu tersohor, banyak yang bilang supaya aku menceritakan semua kisahku pada lelaki yang tak ingin bicara” kata gadis itu
“kanapa harus aku, masih banyak orang bisu di luar sana” tanya Andreas
Suara guntur sore itu menjadi petaka bagi Andreas, dia kembali dari dari pembaringanya. Di samping, Elisabet masih mencoret-coret buku. Dia hanya menatap Andreas dan sedikit melempar senyum padanya.
“kamu kenapa, sudah satu bulan lebih engkau tak melukis. Apa yang sedang menggangumu?” tanya Elisabet
Andreas berdiri dan mendekati sebuah jendela. Tatapanya kosong, jendela yang basah dan tanpa suara.
“selama ini aku telah bermimpi, dan mimpiku seperti potongan kisah yang bersambung. Dia banyak menceritakan hal yang tak pernah aku tahu”
“dia siapa, makdusnya apa” tanya Elisabet
“dia Loke Nggerang, gadis paling cantik yang pernah lahir di tanah kita, dia menceritakan padaku tentang semua kejadian yang dia alami. Dia belum meninggal Elisabet, dia masih hidup dan begitu cantik” kata Andreas
“sudahlah, itu hanya bunga tidur, memang mimpi para seniman selalu aneh, kamu ingat tentang mimpimu yang kau ceritakan padaku. Kamu bilang bahwa pernah melihat anjing sedang terbang. Sudahlah, tenangkan dirimu,itu hanya sebuah ilusi yang kamu ciptakan sendiri.mari kita nikmati kopi, sudah ku siapkan untukmu dan tentunya untukku” kata Elisabet sambil memeluk Andreas.
Dan hari-hari selanjutnya, dalam mimpi Andreas tak lagi melihat Loke Nggerang. Tak adalah perbincangan hangat yang mereka tampilkan di dalam mimpi. Andreas terus saja mencarinya dan tak pernah ia dapati. Loke Nggerang telah lenyap dari mimpinya.
Malam itu sekita pukul 23:15, Elisabet tiba-tiba berteriak nama Andreas.
“kamu kenapa?” tanya Andreas takut
“Andreas, barusan aku mimpi” kata Elisabet
“kamu mimpi apa, ini mimum dulu” kata Andreas menenangkan Elisabet
“Loke Nggerang”  kata Elisabet
“dia kenapa?” tanya Andreas
“dalam mimpi aku melihat, dia telah di pukuli karena kabur dari majikannya.  Ada hampir 10 lelaki yang memukulnya. Mereka sedang mencarimu karena telah menggoda Loke Nggerang” kata Elisabet.
Malam itu pun penasaran memenuhi otak Andreas, dan dia memutuskan untuk kembali tidur.
“kamu mencari siapa?’ kata lelaki tua itu
“Loke Nggerang” jawab Andreas
“sudahlah, jangan lagi kamu mencarinya, dia telah dibawa jauh ke negri yang tak akan kamu temukan, beberapa hari terakhir dia begitu tersiksa. Dia titipkan sepucuk surat untukmu dan selembar foto. Foto ini dia minta ketika seorang fotografer sedang memotret di kampungnya” kata lelaki tua itu.
Dan tiba-tiba semua berubah ketika segerombol laki-laki datang untuk menangkap Andreas.
“cepat lari,cepat. Selamatkan dirimu.  Ceritakan semua ini pada anak cucumu” kata lelaki tua itu
Ayam berkokok dan kembali menjadi malaikat bagi Andreas, segera dia membasuh muka. Dirabahnya saku celana dan dia dapati selembar foto dan sepucuk surat.
Air mata, senyum, marah dan sakit hati Andreas tampilkan ketika membaca surat itu. Begitu cepat, dia pun bersiap di depan kanfas. Cat kuas dan semua peralatan lukis segera di siapkan.
“aku ingin melukis Loke Nggerang” katanya. Elisabet hanya diam dan melihat dia melukis
Hampir satu minggu dia melukis dan lukisannya begitu indah. Seorang gadis berkerudung dan pipinya penuh luka. Itulah Loke Nggerang  yang pernah bertemu Andreas dalam mimpi.
Banyak yang tak percaya akan kegilaan Andreas tapi baginya itu adalah anugerah
“lalu, bagaimana dengan suratnya” tanya Robertus
Oktaianus hanya tertawa dan kembali menceritakan tentang lukisan itu.
Lukisan Loke Nggerang menjadi lukisan yang memenangi penghargaan tahunan yang diadakan pecinta seni. Semua memuji dan sayang pada akhirnya pelaku sejarah memnggugat Andreas lantaran ceritanya yang tak sesuai dengan apa yang mereka ketahui.
“lalu, bagaimana nasib Andreas” tanya Robertus
Oktavianus hanya berdiri dan meninggalkan Robertus. Dia mendekati seorang gadis dipojokan taman sambil menunjuk ke arah Robertus.
Melihat hal itu Robertus hanya melambaikan tangan dan berteriak “semoga kita juga bisa bertemu dalam mimpi”
Gadis yang ada dipojokan taman hanya melihat mereka dengan penuh kebingungan dan tersenyum.

Taga, 08 januari 2017


baca juga:
NAFAS KANFAS ANDREAS I
NAFAS KANFAS ANDREAS II
*penulis adalah mahasiswa STKIP Santu Paulus Ruteng Program Studi Pendidika Bahasa dan Sastra Indonesia. ingi lebih dekat dengan penulis bisa melalui media sosial Facebook atas nama Arsi Juwandy atau bisa kunjungi blog pribadi Arsijuwandy@blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami makna lagu "Who You Are" (Jessie J) Dalam Kaitannya Dengan Gaya Hidup Remaja Putri Manggarai

MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA

Pengadilan Cinta - Cerpen Karya Rista Damu