Wendo
WENDO
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Apa arti memiliki ketika kami harus saling melepas. Apa arti satu ketika kami harus berdiri masing-masing. Apa arti cinta ketika duka yang kalian hadiahkan untuk hidup kami. Apa arti hata dan kekayaan ketika kami harus kelaparan. Dan apa arti keinginan ketika kami tak bisa bersama.
Sinar mentari pagi perlahan menggulung raja malam di desa Betong. Embun pada daun talas jatuh perlahan membasahi tanah. Merpati pun tak ingin diam, terbang kesana kemari bemberi tanda akan makna hidup di hari baru. Seperti biasa, Fila gadis sederhana berparas cantik sibuk menyapu halaman rumah yang penuh dengan daunan kering yang jatuh dari pohon mahoni. Kecantikan yang kian abadi ketika rambut yang yang hitam pajang jatuh bahu.
“enu Fila, mama pergi ke rumah pesta dulu, kamu tolong jaga rumah dan jangan lupa beres-beres di dapur” kata ibu Fila sambil menenteng kantong beras
“tapi ma, aku juga mau ikut” jawab Fila
“ sudah, kamu di rumah saja. Sebentar malam baru kamu boleh pergi pesta” jawab ibunya dan begegas meninggalkan rumah.
Fila pun mewatkan siang dengan sibuk membersihkan rumah. Ketika semua selesai, fila lansung menyiapkan diri untuk persiapan pesta sebentar malam. maklum pesta kali ini berbeda dengan pesta sebelumnya karena anak wina berasal dari Ruteng. Waktu seperinya berjalan begitu lambat, Fila yang sangat bersemangat untuk ke pesta terlihat bermondar-mandir menengok jam di di dinding. Wangi rambut Fila yang sudah di rono seperti memenuhi sudut rumah. Waktu demi waktu bergulir hingga senja kembali menampakan warnanya. Kopi hangat dan daeng teneng menjadi santapan Fila ketika mengantar senja kepangkuan malam.
Fila pun menyiapkan diri untuk segera ke pesta. Balutan baju gaun sederhana berwarna merah menjadikannya indah di malam hari. Saat memasuki kemah pesta, Fila berjalan begitu anggun, langkah demi langkah dia pertontonkan saat memasuki kemah tak lupa senyum teduh dan paras lugu dia tujukan saat melangkah ke tempat duduk dan dihantar oleh alunan lagu Elton Jhon yang berjudul Something About The Way You Look Tonight yang seperti memperkokohkan Fila sebagai bintang kema pada malam pesta.
Lagu demi lagu dilantunkan, acara demi acara dibawakan hingga pada acara penghujung yang ditunggu pemuda kampung Betong. Acara bebas menjadi acara yang dikhususkan untuk muda mudi saat berpesta. Kursi-kursi di susun rapi dan membentuk ruang untuk memepertontonkan liukan badan. Fila yang masih menunjukan sikap anggun saat duduk di sudut kema. Rambut terurai lurus dan betis yang menunjukan keindahan menarik mata kaum hawa untuk menikmati. Jauh di samping Fila, sepasang mata terus memandang, memeperhatikan setiap gerak gerik Fila.
“dansa opereter” teriak pemuda meminta genre musik
Follow Me pun diputar, para pemuda mencari pasangan untuk berdansa tapi nampaknya ini bukan malam keeruntungan Fila. Tak ada pemuda yang mau mengajaknya dansa hingga pada pertengahan lagu seorang pria berbadan tinggi, berparas tampan yang mengenakan baju keja kota-lotak merah pun menjak Fila untuk berdansa.
Antara malu dan terharu, Fila pun tak berkata. Bibir seakan mengunci,tak mau mengucapkan sepatah kata hanya untuk menolak atau menerima. Pemuda yang mengajaknya pun lansung menariknya dan mulai berdansa. Follow Me menjadi saksi bisu awal kisah cinta dimulai, Fila yang cukup mahir berdansa coba mengimbangi gerak sang pemuda.
“namaku Carli, enu punya nama siapa?” tanya pemuda itu sambil mengerakan badan ke kiri dan ke kanan.
‘Fila, aku Fila” jawab Fila singkat. Hanya itu percakapan yang terjadi selama lima menit lebih. Lagu demi lagu pun di putar dan malam semakin larut. Bulan dan bintang mejadi saksi bisu saat Carli dan Fila berdansa.
“aku inin bicara padamu, penting. Bisakah kita keluar sebentar? Tanya Carli
“apa itu? Di sini saja,mengapa harus keluar?’ jawab Fila polos. Carli yang sepertinya meras gelisah akhirnya pun menarik tangn Fila untuk segera keluar. Langkah kaki cepat ditunjukan carli sambil memegang erat tangan Fila hingga mereka sampai di bawah pohon mahoni yang cukup rindang/
“dengar Fila, aku tak Tahu apakah ini yang disebut cinta pada pandangan pertama, wajahmu yang kulihat sepintas seperti terekam abadi dalam ingatanku. Aku percaya reingkarnasi dan aku yakin kamu adalah jodohku di masa lalu. Aku tak peduli kamu terima atau tidak tapi senyum itu sudah menghantuiku sejak kaki mu mengintak pintu kemah. Aku jatuh cinta, aku jatuh cinta padamu Fila. Jemari tanganmu lentik dan lembut saat kusentuh. Rambutmu yang hitam ini kian menambah kecantikan saat engkau tertunduk dan jatuh di ujung dagu” kata carli sambil memegang kedua tangan Fila. Tak sempat dia menjawab tubuh besar carli telah memeluknya erat, seserat harapan yang dia titipkan Fila yang masih menunjukan wajah lugu dan ayu. Bulan dan bintang yang melihat pemandangan itu namapkanya terkesima dan memberi cahaya abadi untuk dua sejoli yang di mabuk asmara.
Hari berganti hari, senja pun datang dan pergi tapi cinta dan rindu mereka tak pernah menyurut. Carli yang tinggal di kota pun memutuskan untuk pergi bertemu Fila. Rindu yang egois selalu merasuk pikiran Carli.
Di bawah sebuah pohon mahoni, Fila duduk termenung sepeti memkirkan sesuatu. siulan burung-burung yang merdu mengantar Fila pada sebuah sosok yang selalu dinantikan. Dalam keheningan sesosok memukul pundak Fila. Matanya yang tajam berbinar perlahan menengadah bersama air mata yang menetes perlahan
“Carli, kapan kamu sampai di sini? Kamu tahu, aku tersiksa oleh bayang-banyangmu. Setiap malam rasa rindu semakin bertambah dan cinta ini sungguh menyiksa. Kadang aku berpikir kamu seperti sebuah ketidakmungkinan yang selalu kuperjuangkan. Aku hanya berdoa, malam cepatlah datang agar aku bisa bertemu kamu walau dalam mimpi” kata Fila sambil memeluk erat tubuh Carli seakan terbambar betapa besar rindunya.
“Fila, janganlah engkau menangis sebab itu duka bagiku. Beri aku senyum itu untuk sebuah pengharapan. Tak usah engkau risau, cemas yang kita rasakan ini hanya soal waktu. Rambutmu yang hitam panjang,jemari tanganmu yang lentik dan senyumu yang teduh selalu menggangguku. Lagu-lagu yang kudengarkan seperti mengantarkanku pada bayang-bayangmu. Melihat wajahmu yang cantik dan matamu berbinar menyadarkanku apa sebuah kerinduan. Kadang aku berpikir apakah Tuhan begitu baik sehingga ia tidak selipkan padamu satu kekurangan pun. Aku tak tahu bagaimana arti kesempurnaan cinta, tapi dalam dekapmu aku jadi tahu sesungguhya kesempurnaan itu” jawab Carli meyakinkan. Di atas pohon, sepasang burung merpati yang kelaparan seperti enggan terbang ketika melihat kisah sederhana di bawah pohon mahoni yang rindang. Pertemuan yang indah itu tersebar di seluruh desa. Cerita pun terdengar di rumah-rumah hingga sampai di telinga pa Anton yang tak lain adalah ayah Carli.
Mendengar kabar yang tak mengenakan itu, ayah Carli pun menyusul ke desa Betong untuk menemui mereka. Amarah yang memuncak tergambar di wajah Pa Anton saat memasuki rumah Fila. Kabar yang didengarnya seperti menyulut api amarah dalam hatinya.
“ Carli, Fila, kalian tahu mengapa saya panggil? Tak usah berpura-pura lagi di depan saya. Saya ke sini karena ingin menjemputmu. Kamu tak tahu malu, apa kamu tidak sadar bahwa kamu itu sudah di jodohkan dengan Avi, anak dari amang mu. Jangan sampai kamu tidak menghargai mereka. Jangan kalian lanjutkan lagi hubungan ini” kata pa Anton yang sangat emosi
“ Bapa, jangan marah. Saya tidak tahu hubungan mereka ini. Tapi yang jelas mereka mulai berkenalan di tempat pesta. Namanya saja anak muda”
“tidak,tidak, saya tidak setuju. Ini bukan soal anak muda tetapi ini masalah keluarga kami nantinya. Ibu jangan membela mereka mencoba mendukung hubungan ini, dan kamu enu,tolong jangan mengganggu Carli lagi, jangan pernah kamu berpikir bahwa kami akan merestui hubungan kalian. Dia sudah memiliki calon yang dan dijodohkan ” kata Pa Anton memotong pembicaraan Ibu Fila.
“bapa jangan menyalahkan anak gadis saya, justru anak bapa yang mengajak anak saya untuk berdansa. Bapak seperti tidak penah mengalami masa muda saja, namanya pesta tentu semua ingin bergoyang dan bukan tak mungkin ada yang saling jatuh cinta” jawab ibu Fila sambil menujukan tangannya ke pa Anton. Pertikaian itu pun tak bisa dihindarkan, kedua keluarga besar ini seperti tak bisa lagi untuk disatukan. Cinta yang suci kini harus berhapus oleh badai yang dartang dari keluarga carli. Hari itu pun, desa Betong mempertontonkan kisah yang pilu. Kisah tentang cinta yang tak direstui. Air mata pun perlahan metes dari kedua bola mata Fila saat melihat Carli pergi meninggalkan Desa. Kuatnya komitmen Pa Anton mempersulit hubungan ini. Cinta yang tadinya suci kini terdodai oleh tungku yang harus diikuti oleh Carli.
Tak terasa dua bulan sudah sudah berlalu. Bukan waktu yang cukup untuk Carli dan Fila melupakan satu sama lain. Besarnya cinta yang tumbuh di hati mereka membuat rindu makin besar. Sedetik mereka tertegun dalam kesendirian, gelap membentang di depan mata, tak telihat sedikit pun sosok yang ada dalam ingatan.
“Tuhan aku tahu cobaan apa yang kau berikan ini. Tak banyak pintaku Tuhan, ak hanya inginkan dia dalam hidupku. Tak peduli walau salib yang kami pikul harus lebih berat tapi aku yakin dialah penolongku. Berelah aku waktu sedetik saja agar aku bisa bersamanya. Dan jika memang dia bukan jodohku, janganlah Tuhan menyiksa aku dengan rindu yang egois ini. Jarak yang begitu jauh membuat rindu semakin bertambah” kata Fila dalam hati
“enu sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang” kata Ibu Fila. Malam ini memang kampung Betong kembali ramai oleh pesta pernikahan. Pesta yang jatuh pada musim libur menjadikannya begitu ramai. Anak muda dengan aroma yang bermacam-macam terlihat memasuki kemah. Kabar akan pesta itu pun sampai di telinga carli. Raut wajah kegembiraan tergambar diwajahnya ketika mendengar kabar itu. Rindu yang sudah tertahan lama akan senyum teduh dari gadis desa Betong seperti menyabuki dirinya setiap saat. Cinta yang besar memang tak bisa dihalangi. Sehabat apapun logika tetap akan tertunduk pada sebuah kata cinta. Dalam diam membisu, memangku kata pada batas bibir antara rindu cemas dan takut, Kembali Carl harus menunduk membayangkan betapa manis kenangan yang meeka lalui. Tak ada yang terlewatkan dan terabadikan dalam ingatan namun sayang luka pun harus kembali di gali.
Carli pun pergi ke desa Betong untuk mengikuti sebuah pesta dan ingin melihat mawarnya. Rindu, cemas dan takut memenuhi otaknya ketika motor berlaju dengan kecepatan penuh. Waktu yang berjalan perlehan menghantarnya pada sebuah perhentian. Detik demi detik dirasakan begitu lama saat rindu tak bisa di bendung.
Saat semua telah berda dalam kema, Carli pun masuk. Semua mata tertuju padanya, langkah tegas dan perkasa ditunjukannya saat berjalanmenuju pelaminan dan di iringi sebuah lagu Mai reko kala. Kata demi kata dilantunkan seakan mengambarkan niat Carli datang ke pesta itu. Jauh di sudut kemah, Fila pun meneteskan air mata bahagia saat lelaki yang di pujanya datanga. Merpati yang tak pernah ingkar janji seperti memenuhi janjinya untuk menceritakan bahwa Fila begitu merindu pad sosok Carli.
Malam kian larut, semua seperti menikmati pesta tapi tidak untuk Fila dan carli. Mereka duduk dan tidak menikmati ramainya pesta. Jiaw mereka seperti sedang terbang mengelingi dunia.
Mata Carli yang tajam, selalu melirik Fila yang duduk jauh di sudut kema. Tatapan yang penuh akan cinta itu seperti durasakan juga oleh Fila.
Carli akirnya pun memeutuskan untuk mendekati Fila.
“Ayo ikut aku, jangan menolak. Ada hal penting mesti saya sampaikan” kata Carli menarik tangan Fila
“Tapi” jawab Fila yang tiba-tiba di potong oleh Carli
“tak usah risau, aku tak akan membuatm terluka. Ayolah kali ini saja” kata Carli seaya menarik tangan Fila menuju keluar kema. Langkah yang cepat seperti ada sesuatu hal penting dan tak boleh diketahui oleh orang lain hingga mereka sampai pada sebuah pohon tua tempat mereka pertama kali memadu cinta.
“ enu malam ini adalah malam paling indah untukku. Kamu tahu, aku seperti mendapatkan kembali kekuatan yang sempat hilangs elama ini. Setiap malam dalam doaku selalu kusebut namamu. Mimpiku pun tak luput dari bayang-bayang wajahmu” kata Carli
“nana , saya pun mersakan hal yang sama. Rindu yang tak bisa dibendung selama ini seperti telah terobati ketika engkau tampakan diri di pintu kemah tadi. Siang dan malam selalu aku berdoa semoga nana selalu dilindungi oleh Tuhan dan tidak kekurangan sedikit pun. Sebab aku tak tahu lagi mengapa cinta ini selalu saja bertambah tanpa aku tahu cara untuk menguranginya” jawab Fila
“ apalah arti cinta kita kita jika pada akhirnya kita harus berpisah. Aku tak tahu mengapa kisah kita sepilu ini. Cinta suci kita seperti dinodai leh badai yang tak kunjung berakhir. Semakin kumenyayangimu semakin ku harus melepasmu dari pelukanku. Ingatkah engkau akan sumpah dan kisah kita dibawa senja yang kian merunduk digulung kegelapan malam. aku yakin engkau memebci semua keluargaku dan dunia yang kejam ini. Aku tak peduli anak rona dan semua keluargaku yang paling penting dalam hidupku sekang adalah bahagia bersmamu. Bukan mereka yang melewati hidup nanti tapi aku dan kamu. Dan malam ini, aku ingin mengajakmu pergi sejauh mungkin untuk memulai hidup baru. Mari kita melaut, angin sedang bersahabat” kata Carli sambil sambil memeluk Fila erat, seerat keyakinannya akan cinta dan kasih sayang yang ia titipkan pada sebongkah hatidan itu ada pada fila namun cinta itu tumbuh bersama duru yang menghimpit dan perlahan membunuhnya. Malam itu pun, mereka memutuskan untuk meninggalkan desa Betong dan pergi sejauh mungkin.
Pagi pun kembali hadir, embun-embun berbaris rapi pda ujung-ujung daun. Ayam-ayam sibuk mematuk makan pada halaman rumah. Tetapi pemandangan indah itu rusak ketika kabar tentang Fila yang menghilan dari desa. Semua warga kampung dan Ibu Fila sibuk mencari mereka, namun besarnya cinta dan kasih mereka tak lagi bisa di bendung . Kembali sepasang merpati menghinggapi pohon mahoni yang rindang, cabang yang begitu indah menawarkan kehidupan yang damai untuk sepasang merpati namun Carli dan Fila pergi bersama cinta mereka. Tak ada yang tahu mereka kemana. Hanya kenangan yang kini mereka tinggalkan pada keluarga tersayang.
Ruteng, 11 Mey 2017
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Apa arti memiliki ketika kami harus saling melepas. Apa arti satu ketika kami harus berdiri masing-masing. Apa arti cinta ketika duka yang kalian hadiahkan untuk hidup kami. Apa arti hata dan kekayaan ketika kami harus kelaparan. Dan apa arti keinginan ketika kami tak bisa bersama.
Sinar mentari pagi perlahan menggulung raja malam di desa Betong. Embun pada daun talas jatuh perlahan membasahi tanah. Merpati pun tak ingin diam, terbang kesana kemari bemberi tanda akan makna hidup di hari baru. Seperti biasa, Fila gadis sederhana berparas cantik sibuk menyapu halaman rumah yang penuh dengan daunan kering yang jatuh dari pohon mahoni. Kecantikan yang kian abadi ketika rambut yang yang hitam pajang jatuh bahu.
“enu Fila, mama pergi ke rumah pesta dulu, kamu tolong jaga rumah dan jangan lupa beres-beres di dapur” kata ibu Fila sambil menenteng kantong beras
“tapi ma, aku juga mau ikut” jawab Fila
“ sudah, kamu di rumah saja. Sebentar malam baru kamu boleh pergi pesta” jawab ibunya dan begegas meninggalkan rumah.
Fila pun mewatkan siang dengan sibuk membersihkan rumah. Ketika semua selesai, fila lansung menyiapkan diri untuk persiapan pesta sebentar malam. maklum pesta kali ini berbeda dengan pesta sebelumnya karena anak wina berasal dari Ruteng. Waktu seperinya berjalan begitu lambat, Fila yang sangat bersemangat untuk ke pesta terlihat bermondar-mandir menengok jam di di dinding. Wangi rambut Fila yang sudah di rono seperti memenuhi sudut rumah. Waktu demi waktu bergulir hingga senja kembali menampakan warnanya. Kopi hangat dan daeng teneng menjadi santapan Fila ketika mengantar senja kepangkuan malam.
Fila pun menyiapkan diri untuk segera ke pesta. Balutan baju gaun sederhana berwarna merah menjadikannya indah di malam hari. Saat memasuki kemah pesta, Fila berjalan begitu anggun, langkah demi langkah dia pertontonkan saat memasuki kemah tak lupa senyum teduh dan paras lugu dia tujukan saat melangkah ke tempat duduk dan dihantar oleh alunan lagu Elton Jhon yang berjudul Something About The Way You Look Tonight yang seperti memperkokohkan Fila sebagai bintang kema pada malam pesta.
Lagu demi lagu dilantunkan, acara demi acara dibawakan hingga pada acara penghujung yang ditunggu pemuda kampung Betong. Acara bebas menjadi acara yang dikhususkan untuk muda mudi saat berpesta. Kursi-kursi di susun rapi dan membentuk ruang untuk memepertontonkan liukan badan. Fila yang masih menunjukan sikap anggun saat duduk di sudut kema. Rambut terurai lurus dan betis yang menunjukan keindahan menarik mata kaum hawa untuk menikmati. Jauh di samping Fila, sepasang mata terus memandang, memeperhatikan setiap gerak gerik Fila.
“dansa opereter” teriak pemuda meminta genre musik
Follow Me pun diputar, para pemuda mencari pasangan untuk berdansa tapi nampaknya ini bukan malam keeruntungan Fila. Tak ada pemuda yang mau mengajaknya dansa hingga pada pertengahan lagu seorang pria berbadan tinggi, berparas tampan yang mengenakan baju keja kota-lotak merah pun menjak Fila untuk berdansa.
Antara malu dan terharu, Fila pun tak berkata. Bibir seakan mengunci,tak mau mengucapkan sepatah kata hanya untuk menolak atau menerima. Pemuda yang mengajaknya pun lansung menariknya dan mulai berdansa. Follow Me menjadi saksi bisu awal kisah cinta dimulai, Fila yang cukup mahir berdansa coba mengimbangi gerak sang pemuda.
“namaku Carli, enu punya nama siapa?” tanya pemuda itu sambil mengerakan badan ke kiri dan ke kanan.
‘Fila, aku Fila” jawab Fila singkat. Hanya itu percakapan yang terjadi selama lima menit lebih. Lagu demi lagu pun di putar dan malam semakin larut. Bulan dan bintang mejadi saksi bisu saat Carli dan Fila berdansa.
“aku inin bicara padamu, penting. Bisakah kita keluar sebentar? Tanya Carli
“apa itu? Di sini saja,mengapa harus keluar?’ jawab Fila polos. Carli yang sepertinya meras gelisah akhirnya pun menarik tangn Fila untuk segera keluar. Langkah kaki cepat ditunjukan carli sambil memegang erat tangan Fila hingga mereka sampai di bawah pohon mahoni yang cukup rindang/
“dengar Fila, aku tak Tahu apakah ini yang disebut cinta pada pandangan pertama, wajahmu yang kulihat sepintas seperti terekam abadi dalam ingatanku. Aku percaya reingkarnasi dan aku yakin kamu adalah jodohku di masa lalu. Aku tak peduli kamu terima atau tidak tapi senyum itu sudah menghantuiku sejak kaki mu mengintak pintu kemah. Aku jatuh cinta, aku jatuh cinta padamu Fila. Jemari tanganmu lentik dan lembut saat kusentuh. Rambutmu yang hitam ini kian menambah kecantikan saat engkau tertunduk dan jatuh di ujung dagu” kata carli sambil memegang kedua tangan Fila. Tak sempat dia menjawab tubuh besar carli telah memeluknya erat, seserat harapan yang dia titipkan Fila yang masih menunjukan wajah lugu dan ayu. Bulan dan bintang yang melihat pemandangan itu namapkanya terkesima dan memberi cahaya abadi untuk dua sejoli yang di mabuk asmara.
Hari berganti hari, senja pun datang dan pergi tapi cinta dan rindu mereka tak pernah menyurut. Carli yang tinggal di kota pun memutuskan untuk pergi bertemu Fila. Rindu yang egois selalu merasuk pikiran Carli.
Di bawah sebuah pohon mahoni, Fila duduk termenung sepeti memkirkan sesuatu. siulan burung-burung yang merdu mengantar Fila pada sebuah sosok yang selalu dinantikan. Dalam keheningan sesosok memukul pundak Fila. Matanya yang tajam berbinar perlahan menengadah bersama air mata yang menetes perlahan
“Carli, kapan kamu sampai di sini? Kamu tahu, aku tersiksa oleh bayang-banyangmu. Setiap malam rasa rindu semakin bertambah dan cinta ini sungguh menyiksa. Kadang aku berpikir kamu seperti sebuah ketidakmungkinan yang selalu kuperjuangkan. Aku hanya berdoa, malam cepatlah datang agar aku bisa bertemu kamu walau dalam mimpi” kata Fila sambil memeluk erat tubuh Carli seakan terbambar betapa besar rindunya.
“Fila, janganlah engkau menangis sebab itu duka bagiku. Beri aku senyum itu untuk sebuah pengharapan. Tak usah engkau risau, cemas yang kita rasakan ini hanya soal waktu. Rambutmu yang hitam panjang,jemari tanganmu yang lentik dan senyumu yang teduh selalu menggangguku. Lagu-lagu yang kudengarkan seperti mengantarkanku pada bayang-bayangmu. Melihat wajahmu yang cantik dan matamu berbinar menyadarkanku apa sebuah kerinduan. Kadang aku berpikir apakah Tuhan begitu baik sehingga ia tidak selipkan padamu satu kekurangan pun. Aku tak tahu bagaimana arti kesempurnaan cinta, tapi dalam dekapmu aku jadi tahu sesungguhya kesempurnaan itu” jawab Carli meyakinkan. Di atas pohon, sepasang burung merpati yang kelaparan seperti enggan terbang ketika melihat kisah sederhana di bawah pohon mahoni yang rindang. Pertemuan yang indah itu tersebar di seluruh desa. Cerita pun terdengar di rumah-rumah hingga sampai di telinga pa Anton yang tak lain adalah ayah Carli.
Mendengar kabar yang tak mengenakan itu, ayah Carli pun menyusul ke desa Betong untuk menemui mereka. Amarah yang memuncak tergambar di wajah Pa Anton saat memasuki rumah Fila. Kabar yang didengarnya seperti menyulut api amarah dalam hatinya.
“ Carli, Fila, kalian tahu mengapa saya panggil? Tak usah berpura-pura lagi di depan saya. Saya ke sini karena ingin menjemputmu. Kamu tak tahu malu, apa kamu tidak sadar bahwa kamu itu sudah di jodohkan dengan Avi, anak dari amang mu. Jangan sampai kamu tidak menghargai mereka. Jangan kalian lanjutkan lagi hubungan ini” kata pa Anton yang sangat emosi
“ Bapa, jangan marah. Saya tidak tahu hubungan mereka ini. Tapi yang jelas mereka mulai berkenalan di tempat pesta. Namanya saja anak muda”
“tidak,tidak, saya tidak setuju. Ini bukan soal anak muda tetapi ini masalah keluarga kami nantinya. Ibu jangan membela mereka mencoba mendukung hubungan ini, dan kamu enu,tolong jangan mengganggu Carli lagi, jangan pernah kamu berpikir bahwa kami akan merestui hubungan kalian. Dia sudah memiliki calon yang dan dijodohkan ” kata Pa Anton memotong pembicaraan Ibu Fila.
“bapa jangan menyalahkan anak gadis saya, justru anak bapa yang mengajak anak saya untuk berdansa. Bapak seperti tidak penah mengalami masa muda saja, namanya pesta tentu semua ingin bergoyang dan bukan tak mungkin ada yang saling jatuh cinta” jawab ibu Fila sambil menujukan tangannya ke pa Anton. Pertikaian itu pun tak bisa dihindarkan, kedua keluarga besar ini seperti tak bisa lagi untuk disatukan. Cinta yang suci kini harus berhapus oleh badai yang dartang dari keluarga carli. Hari itu pun, desa Betong mempertontonkan kisah yang pilu. Kisah tentang cinta yang tak direstui. Air mata pun perlahan metes dari kedua bola mata Fila saat melihat Carli pergi meninggalkan Desa. Kuatnya komitmen Pa Anton mempersulit hubungan ini. Cinta yang tadinya suci kini terdodai oleh tungku yang harus diikuti oleh Carli.
Tak terasa dua bulan sudah sudah berlalu. Bukan waktu yang cukup untuk Carli dan Fila melupakan satu sama lain. Besarnya cinta yang tumbuh di hati mereka membuat rindu makin besar. Sedetik mereka tertegun dalam kesendirian, gelap membentang di depan mata, tak telihat sedikit pun sosok yang ada dalam ingatan.
“Tuhan aku tahu cobaan apa yang kau berikan ini. Tak banyak pintaku Tuhan, ak hanya inginkan dia dalam hidupku. Tak peduli walau salib yang kami pikul harus lebih berat tapi aku yakin dialah penolongku. Berelah aku waktu sedetik saja agar aku bisa bersamanya. Dan jika memang dia bukan jodohku, janganlah Tuhan menyiksa aku dengan rindu yang egois ini. Jarak yang begitu jauh membuat rindu semakin bertambah” kata Fila dalam hati
“enu sudah siap? Ayo kita berangkat sekarang” kata Ibu Fila. Malam ini memang kampung Betong kembali ramai oleh pesta pernikahan. Pesta yang jatuh pada musim libur menjadikannya begitu ramai. Anak muda dengan aroma yang bermacam-macam terlihat memasuki kemah. Kabar akan pesta itu pun sampai di telinga carli. Raut wajah kegembiraan tergambar diwajahnya ketika mendengar kabar itu. Rindu yang sudah tertahan lama akan senyum teduh dari gadis desa Betong seperti menyabuki dirinya setiap saat. Cinta yang besar memang tak bisa dihalangi. Sehabat apapun logika tetap akan tertunduk pada sebuah kata cinta. Dalam diam membisu, memangku kata pada batas bibir antara rindu cemas dan takut, Kembali Carl harus menunduk membayangkan betapa manis kenangan yang meeka lalui. Tak ada yang terlewatkan dan terabadikan dalam ingatan namun sayang luka pun harus kembali di gali.
Carli pun pergi ke desa Betong untuk mengikuti sebuah pesta dan ingin melihat mawarnya. Rindu, cemas dan takut memenuhi otaknya ketika motor berlaju dengan kecepatan penuh. Waktu yang berjalan perlehan menghantarnya pada sebuah perhentian. Detik demi detik dirasakan begitu lama saat rindu tak bisa di bendung.
Saat semua telah berda dalam kema, Carli pun masuk. Semua mata tertuju padanya, langkah tegas dan perkasa ditunjukannya saat berjalanmenuju pelaminan dan di iringi sebuah lagu Mai reko kala. Kata demi kata dilantunkan seakan mengambarkan niat Carli datang ke pesta itu. Jauh di sudut kemah, Fila pun meneteskan air mata bahagia saat lelaki yang di pujanya datanga. Merpati yang tak pernah ingkar janji seperti memenuhi janjinya untuk menceritakan bahwa Fila begitu merindu pad sosok Carli.
Malam kian larut, semua seperti menikmati pesta tapi tidak untuk Fila dan carli. Mereka duduk dan tidak menikmati ramainya pesta. Jiaw mereka seperti sedang terbang mengelingi dunia.
Mata Carli yang tajam, selalu melirik Fila yang duduk jauh di sudut kema. Tatapan yang penuh akan cinta itu seperti durasakan juga oleh Fila.
Carli akirnya pun memeutuskan untuk mendekati Fila.
“Ayo ikut aku, jangan menolak. Ada hal penting mesti saya sampaikan” kata Carli menarik tangan Fila
“Tapi” jawab Fila yang tiba-tiba di potong oleh Carli
“tak usah risau, aku tak akan membuatm terluka. Ayolah kali ini saja” kata Carli seaya menarik tangan Fila menuju keluar kema. Langkah yang cepat seperti ada sesuatu hal penting dan tak boleh diketahui oleh orang lain hingga mereka sampai pada sebuah pohon tua tempat mereka pertama kali memadu cinta.
“ enu malam ini adalah malam paling indah untukku. Kamu tahu, aku seperti mendapatkan kembali kekuatan yang sempat hilangs elama ini. Setiap malam dalam doaku selalu kusebut namamu. Mimpiku pun tak luput dari bayang-bayang wajahmu” kata Carli
“nana , saya pun mersakan hal yang sama. Rindu yang tak bisa dibendung selama ini seperti telah terobati ketika engkau tampakan diri di pintu kemah tadi. Siang dan malam selalu aku berdoa semoga nana selalu dilindungi oleh Tuhan dan tidak kekurangan sedikit pun. Sebab aku tak tahu lagi mengapa cinta ini selalu saja bertambah tanpa aku tahu cara untuk menguranginya” jawab Fila
“ apalah arti cinta kita kita jika pada akhirnya kita harus berpisah. Aku tak tahu mengapa kisah kita sepilu ini. Cinta suci kita seperti dinodai leh badai yang tak kunjung berakhir. Semakin kumenyayangimu semakin ku harus melepasmu dari pelukanku. Ingatkah engkau akan sumpah dan kisah kita dibawa senja yang kian merunduk digulung kegelapan malam. aku yakin engkau memebci semua keluargaku dan dunia yang kejam ini. Aku tak peduli anak rona dan semua keluargaku yang paling penting dalam hidupku sekang adalah bahagia bersmamu. Bukan mereka yang melewati hidup nanti tapi aku dan kamu. Dan malam ini, aku ingin mengajakmu pergi sejauh mungkin untuk memulai hidup baru. Mari kita melaut, angin sedang bersahabat” kata Carli sambil sambil memeluk Fila erat, seerat keyakinannya akan cinta dan kasih sayang yang ia titipkan pada sebongkah hatidan itu ada pada fila namun cinta itu tumbuh bersama duru yang menghimpit dan perlahan membunuhnya. Malam itu pun, mereka memutuskan untuk meninggalkan desa Betong dan pergi sejauh mungkin.
Pagi pun kembali hadir, embun-embun berbaris rapi pda ujung-ujung daun. Ayam-ayam sibuk mematuk makan pada halaman rumah. Tetapi pemandangan indah itu rusak ketika kabar tentang Fila yang menghilan dari desa. Semua warga kampung dan Ibu Fila sibuk mencari mereka, namun besarnya cinta dan kasih mereka tak lagi bisa di bendung . Kembali sepasang merpati menghinggapi pohon mahoni yang rindang, cabang yang begitu indah menawarkan kehidupan yang damai untuk sepasang merpati namun Carli dan Fila pergi bersama cinta mereka. Tak ada yang tahu mereka kemana. Hanya kenangan yang kini mereka tinggalkan pada keluarga tersayang.
Ruteng, 11 Mey 2017
Komentar
Posting Komentar