POCU/GOSIP
GOSIP/POCU:
MERUSAK RELASI SOSIAL DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT
Berbicara tentang manusia berarti
kita berbicara tentang aspek-aspek yang berkaitan dengan manusia. Jika dilihat
dari ilmu agama, manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan, jika dilihat dari ilmu
biologis, manusia adalah mahluk yang tumbuh daan berkembang dan jika dilihat
dari aspek ekonomi dan sosiologi, manusia adalah mahluk yang membutuhkan orang
lain. Manusia sebagai mahluk yang tidak bisa berdiri sendiri akan membutuhkan
manusia lain dalam hidupnya.
Kehadiran manusia lain akan
mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri. Contoh kehadiran sosok yang kita
cintai seperti orang tua, sahabat dan pacar (penegcualian untuk yang jomblo
hhhhhh akan berdampak pada perubahan hidup manusia itu sendiri ada peubahan
yang bersifat positif dan juga bersifat negatif. Begitu pentinya kehadiran
sesama manusia dalam kehidupna menjadikan kita sebagai manusia selalu begantung
kepada orang lain apalagi kita yang masih berusia remaja erat kaitannya dengan
ketergantungan terhadap manusia lain hanya sakali apakah itu diterima atau tidak.
Namun dalam kehidupan, tak jarang
pula manusia merasa kehadiran orang lain tak lagi berarti contohnya yang sering
dialami remaja ketika putus, secara sosiologis putus merupakan hal yang wajar
karena seseorang atau pasangan menganggap manusia lain tak lagi dibutuhkan.
Secara
sederhana ini merupakan bentuk dan sifat dari manusia sebagai mahluk sosial.
Namun yang akan saya bahas kali ini adalah bagaimana relasi antar masyarakat
mengalami penegnduran ketikan muncul berbagai masalah salah satunya adalah gosip
atau Pocu.
Gosip jika dikaji dari ilmu bahasa
terdiri dari dua suku kata yaitu go dan
sip. Jika dari lihat dari sudut pandang Hak Asasi Manusia, gosip merpakan
salah satu tindakan melanggar HAM. Tetapi
jika di kaji dari ilmu sosiologi, gosip merupakan tindakan masyarakat untuk
mengontrol individu atau kelompok yang melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan norma atau aturan yang berlaku di masyarakat. Hal ini lumrah dalam
masyarakat karena gosip berperan penting dalam merubah perilaku ke arah yang positif.
Namun seiring perkembangan waktu gosip bukan lagi alat untuk pengontrol namun
dgunakan sebagai senjata yang dapat menjatuhkan manusia lain. Gosip di zaman
sekarang dijadikan sebagai alat untuk menjatuhkan manusia lain. Membicarakan
kekurangan-kekurang seseorang kepada orang lain, membicarakan hal-hal yang
sebenarnya tidak dilakukan seseorang menjadi ciri khas seorang yang suka gosip.
Gosip yang dilakukan oleh orang-orang cendrerung dilatar belakangi oleh
kecemburuan dan rasa benci kepada seseorang.
Menyebarkan informasi yang tidak
sesuai dengan kenyataan menjadi contoh tindakan dalam bergosip. Sebenarnya,
manusia yang sering dan terikat dengan gosip itu tidak memiliki kemampuan yang
lebih dari orang lain, pergaulan yang hanya sebatas rumah/kos menjadi salah
satu penyebab maraknya budaya gosip. Hal ini akan berpengaruh terhadap orang
yang dibicarakan karena akan mempengaruhi hubungan antar masyarakat atau sesama
manusia. Jika kultur gosip terus dibiarkan maka akan menyebabkan konflik dan
menciptakan manusia yang bersifat individual. Gosip yang seharusnya berfungsi
sebagai pengontrol justru dijadikan sebagai senjata untuk menjatuhkan lawan.
Jika kita berpikir secara rasional, gosip tidak mendatangkan fulus, tidak menaikan IP, tidak bisa
meningkatkan retorika dan tidak berpengaruh terhadap perkembangan diri sendiri.
Gosip hanya akan membuat manusia lain (gang digosip) menjadi terkenal atau
dalam bentuk bahasa yang sederhana merupakan bentuk penokohan terhadap
seseorang.
Akhirnya, saya mengutip kalimat dari
bapa Marsel Ungkang yang merupakan dosen saya dan tokoh idola saya yaitu kau
tahu saya tetapi kau tidak tahu cerita hidup saya. Jadi saya berharap pembaca
yang budiman agar tidak meneruskan kultur Gosip/ Pocu karena akan merukana diri
sendiri dan juga tidak berdampak pada orang yang digosipkan. Hal ini justru
membuat seseorang menjadi terkenal dan fenomenal karena pada dasarnya kita
berbicara tentang orang karena kita cemburu,iri dan tidak bisa seperti dia.
Ruteng, 17
Mei 2017
Komentar
Posting Komentar