Hujan (2)
Hujan (2)
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Hiruk pikuk di kota tua menata kembali kemegahan
Untuk kembali mengulang memori yang telah kusam
Jutaan memori seakan berserakan bersama kumpulan sampah
Anak kecil pun hanya menatap pemandangan yang menyakitkan untuk sebuah kota kelahiran
Namun dalam hatinya tersimpan hasrat untuk bangkit
bersama rintik hujan yang datang
Seakan menuntun langkah kaki yang gemetar menuju lorong kecil
Genangan air diselokan seakan menjadi istana untuk sang lalat
Dan hujan kembali membawa duka ketika gerombolan semut penghuni kota tua dikeroyok dengan kejamnya oleh sang hujan
Untuk kembali mengulang memori yang telah kusam
Jutaan memori seakan berserakan bersama kumpulan sampah
Anak kecil pun hanya menatap pemandangan yang menyakitkan untuk sebuah kota kelahiran
Namun dalam hatinya tersimpan hasrat untuk bangkit
bersama rintik hujan yang datang
Seakan menuntun langkah kaki yang gemetar menuju lorong kecil
Genangan air diselokan seakan menjadi istana untuk sang lalat
Dan hujan kembali membawa duka ketika gerombolan semut penghuni kota tua dikeroyok dengan kejamnya oleh sang hujan
Kembali sang anak berlangkah
Tapi langkahnya terhenti
Ketika seekor anjing mengais makanan di tempat sampah
Melawan kerasnya kehidupan
Dengan penuh kebencian dia menatap ke langit
Dan kembali hujan menghadiahkan butir-butir hujan dikedua bola matanya
Tapi langkahnya terhenti
Ketika seekor anjing mengais makanan di tempat sampah
Melawan kerasnya kehidupan
Dengan penuh kebencian dia menatap ke langit
Dan kembali hujan menghadiahkan butir-butir hujan dikedua bola matanya
(Ruteng, 3
Oktober 2016)
Komentar
Posting Komentar