KLISE KELAM
Klise kelam
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Suatu masa
Saat aku melintasi lorong kecil
Bersama payung biru muda
Dan hujan yang datang bersama petir
Saat aku melintasi lorong kecil
Bersama payung biru muda
Dan hujan yang datang bersama petir
Seakan klise potret kembali terulang kembali
Saat aku menangis
Meratapi gadis yang ku cintai
Bergandengan tangan dengan seorang pemuda dibawah payung
Seakan mereka menikmati hujan bersama canda tawa
aku pun harus melihat pemandangan yang sangat menyakitkan
Dan merpati datang bertengger di pundakku seperti saat Bocah Maria di baptis di Sungai Nil
Tapi sayang merpati membawa pesan bahwa "Tuhan hanya bisa tertawa melihatmu"
Saat aku menangis
Meratapi gadis yang ku cintai
Bergandengan tangan dengan seorang pemuda dibawah payung
Seakan mereka menikmati hujan bersama canda tawa
aku pun harus melihat pemandangan yang sangat menyakitkan
Dan merpati datang bertengger di pundakku seperti saat Bocah Maria di baptis di Sungai Nil
Tapi sayang merpati membawa pesan bahwa "Tuhan hanya bisa tertawa melihatmu"
Dan untuk keduakalinya
Aku harus menunjukan sisi lemahku di lorong yang menjadi tenpatku meyakinkan meyakinkan Mawar
Tapi sayang
Aku harus tertusuk durinya
Dan seakan dinding menyampaikan kabar bawa sangat sulit untuk meyakinkan monyet bahwa apel lebih manis dari pisang
Aku harus menunjukan sisi lemahku di lorong yang menjadi tenpatku meyakinkan meyakinkan Mawar
Tapi sayang
Aku harus tertusuk durinya
Dan seakan dinding menyampaikan kabar bawa sangat sulit untuk meyakinkan monyet bahwa apel lebih manis dari pisang
Ngencung, 8 September 2016
Komentar
Posting Komentar