Antologi Puisi Hak dan Kewajiban
Rindu Pada Pulang
(KMJ)
Sedalam apa pun aku mengubur bayangmu
Dia akan hadir di tengah-tengah kelelapan
Dan engkau
tak akan pernah mengerti bagaimna tersiksanya rindu tanpa
mengusik
Kekasih
Ruteng, 2019
Pada Setelah Jumpa
(KMJ)
Kekasih
Jarak kian menyiksa ketika mata tak bisa memandang
Hanya bayang wajahmu yang masih terjebak di labirin mataku
Yang membekas setelah jumpa bukan jaraknya
Tetapi merah lipstikmu yang perlahan hilang dihapus kusam
bibirku
Dan jarak akan terus merajam meski telah ku curi hatimu yang
kuselipkan dalam doa tobabtku
Ruteng, 2018
Tahun Baru
(KMJ)
Yang membekas dari akhir tahun bukan kembang api
Atau deruh musik kekasih
Tetapi kenangan kita sebelum lembaran akhir kalender ditutup
Ada kisah-kisah semisal senyummu yang terselip di bulan
februari
Dan malam minggu di bulan maret saat kita berciuman di bawah
remang cahaya rembulan
Selamat tahun baru kekasih
Kalender itu masih melekat di benak
Ruteng, 2018
Kelender Baru
(KMJ)
Begitu sepih
Tak ada gema
Hanya sebuah salib dan lilin yang menerangi wajah-wajah lesu
Sesekali suara binatang malam memecah keheningan
Tak ada cahaya warna-warni
Hanya lilin
"kita tak menyambut tahun baru?" Suara anak bungsu
itu pelan
"besok kita akan menempel kalender baru di
dinding" jawab ibunya sebelum tanda kemenangan menutup mulutnya
Ruteng, 2018
Cinta Itu Pemilu
(KMJ)
Kuibaratkan saja cinta kita seperti pemilu
Engkau memilih seturut suara hatimu
Dan aku, akan bekerja semampuku
Untuk merebut hatimu
meski aku menghalalkannyanh namanya kebohongan
Bukankah pemilu juga seperti itu
Ryteng, 2018
BACA JUGA: Sajak Kepada Orang Asing
Hak dan Kewajiban
(KMJ)
Di dunia ini kekasih
Semua punya hak
Dan aku, berhak mencintaimu
Kewajibanmu cuma satu yaitu menjawab
Meski aku tahu kamu juga memiliki hak untuk menolak cintaku
Ruteng, 2018
Kacang yang Merindukan Kulit
(KMJ)
Tiap-tiap purnama
Aku selalu mendongengkan bintang tentang kita
Mengabadikan kamu dengan gelap dan mengenangmu lewat
suara-suara mahluk malam
Kadang ingin kembali
Memulai lagi
Dan bertumbuh lagi
Tapi terlampau jauh
Langkahku saja merangkak dan kadang patah saat senyumu tak
bisa lagi dipungut kata
Aku harus pulang
Aku pulang
Ruteng, 2018
Itu Ibuku:
Teruntuk Sofia
(KMJ)
Wanita disana
Yang beralaskan sandal jepit
Yang menjadi Mendi orang
itu ibuku
Wanita paruh baya disana
Yang tiap-tiap hari bermandikan keringat
Mengisah sedih dalam tenunan Songke
Itu ibuku
Wanita yang rambutnya tak disisir disana
Yang tiap gelap terlelap dalam lelah
Yang tiap fajar bangun dengan lesu
Itu ibuku
Wanita cantik disana
Yang tiap-tiap hari duduk di depan tenunan
Tanpa terdengar keluh
Memohon pada Tuhan
Itu ibuku
Wanita yang duduk disana
Yang paling mawar
Yang menyimpan kisah dibalik tumpukan songke hasil
tenunannya
Yang tak pernah ia dongengkan kepadaku
Yang selalu aku doakan
Yang selalu menangis dalam tawa
Yang dibuang
Dicampakan
Dilupakan
Itu ibuku
Ruteng, 2018
BACA JUGA:Antologi Puisi Kata Mata Cinta
Saat Ayah Tidur
(KMJ)
Saat ayah tidur
Aku terbangun
Kutemukan seberkah kedamaian di bantal tidurnya
Tepat di wajahnya yang senja itu
Kulihat di sana begitu banyak sajak dan doa yang belum
pernah di jawab Tuhan karena sibuk
Saat ayah tidur
Aku duduk disampingnya
Di wajahnya kutemukan kebebasan dan kedamaian.
Kadang kening berbisik tentang kisah pilu dan
perjuangan melawan terik hari
Saat ayah tidur
Aku menatapnya
Saat itulah dia menjadi asli tanpa dongeng
Dia menjadi diri yang rapuh dan sakit
menjadi manusia wajar dengan penuh sayatan hidup
Saat ayah tidur
Aku terbangun
Aku berdoa
Sesekali air mata menetes
Mengingat sebait takdir kita yang sekarat
Berjuang untuk mendapat napas agar bisa berpijak lagi
Saat ayah tidur
Cita-citanya terwujud dalam mimpi yang telah ia susun di
atas tumpukan tisu
Ruteng, 2018
Maka Jika Aku
(KMJ)
Maka telah bulat tekatku untuk tetap menunggumu dalama
untung dan malang
dan senyumu tetap menjadi senjata tajam untuk mangkoyak sepi
Dan Jika engkau telah kembali akan ku bahun sebuah kastil
kecil bernama rindu di sudut senyummu
Dan aku akan mengecup keningmu meski senja telah berganti
warna
Ruteng, 2018
Puisi Firman
(KMJ)
Sebab ribuan puisi telah kukirimkan pada Empunya ayuni
Meski aku tahu dia menyimpannya di sudut ruangan bernama
harapan
Tapi percayalah kelak puisi itu akan terbalas bernama takdir
karena firmannya telaj membumi dalam imajinasiku
"Datanglah yang berlesuh letih kepada Ku"
Ruteng, 2018
Mengapa
(KMJ)
Mengapa aku mesti tersiksa
sedang serilung yang tiupkan bernada bahagia
Mungkin karena kulihat lentik bulu matamu, senyumu dan
rambutmu yang terjatuh bergerai di ujung dagu
Aku terpana
Mengapa aku mesti diam di ujung bangku
Sedang kau tepat di sampingku
Kata orang aku harusnya berdiri menghampirimu dan menyapamu
Mengapa saat melihat senyummu saja tubuh tertancap mati pada
bumi dan menikmati wajahmu dari kejauhan
Meski tokoh dari cerita lain telah meletakan setangkai mawar
di kanan bahumu dan menyematkannya pada daun telingamu
Mengapa?
Atau aku harus pergi dari ceritamu?
Ruteng,2018
Bintang
(KMJ)
Cintaku padamu hingga aku menutup mata
Meski aku tau mencintaimu adalah hukuman paling kejam yang
Tuhan berikan padaku
Dan bintang yang telah ku petik
Biarlah akan tetalp tersemat di dadamu agar saat aku menutup
mata masih ada yang menerangi kaki-kaki kecilmu
Ruteng, 2018
Ayah
(KMJ)
Dalam bola matamu
Aku melihat sebuah kisah yang telah engkau tuliskan
Meski dalam hati kecilmu engkau selalu sadar bahwa itu
hanyalah sebuah doa sebelum matamu benar-benae terpejam
Ruteng, 2018
Doa Malam
(KMJ)
Sebab sedalam malam doa yang kuambil selalu sama
Dan janganlah beri kami
pencobaan lain,
Sebab mencintainya adalah salib paling berat yang engkau
berikan kepadaku dan mohonku satu
bebaskanlah hati dari kejahatan dan cinta yang meremukan
Ruteng, 2018
Doa Cinta
(KMJ)
Kekasih
Aku mencintaimu lebih dari segala sesuatu seperti aku
mencintai yang menciptakanmu
Meski kadang cobaan itu sering hadir dari sudut bibirmu
Ruteng, 2018
Senyum
(KMJ)
Kekasih
Sembilan hariku selalu sama
Meminta kepada selain Tuhan agar senyumu selalu kutemukan
pada senja merah dan malam tanpa bintang
Ruteng, 2018
Kepada Malaikat Pelindung
(KMJ)
Malaikat pelindungku yang murah hati
Engkau terlalu baik telah melindungiku dari untung dan
malang
Dan pada malam ini izinkan dirimu untuk berhala kepada
selain Tuhan
Untuk menjaga dan melindungi dia yang selalu aku bisikan
pada dinding malam
Ruteng, 2018
Komentar
Posting Komentar