Sajak Kepada Orang Asing, Kumpulan Puisi KMJ

Kumpulan Puisi KMJ

Doa kepada selain Tuhan
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Roh kudusku
Jika kelak nafasku tak bisa menggerakan jemariku untuk menulis surat cinta kepadanya
Izinkan aku untuk menikmati surgamu
agar aku bisa menyambutnya di gerbang surga dan berilah aku kekuatan agar dapat menatap matanya tanpa cinta lagi
Ruteng, 10 Juli 2018

Karena Dirimu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Karena dirimu paling paling teduh untuk mantahari
Karena dirimu paling hangat untuk dingin
Karena dirimu paling badai intuk kelopak bunga
Karena dirimu paling tajam untuk daging
Karena dirimu paling indah untuk buruk
Karena dirimu sempurna
Ruteng,  10 Juli 2018

Mata
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Telah kuputuskan untuk menyuratimu dengan sepasang mataku
Aku berharap kamu mengenakannya agar kamu tahu bagaimana lucunya mataku memandangmu dengan penuh keindahan
Ruteng,  10 Juli 2018

Sabda
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Sebab telah kuputuskan dalam hatiku agar tetap menunggu dan merebutmu
Meski nafas yang meninggalkan raga adalah taruhannya
Ruteng, 11 Juli 2018

Tuan Rumah
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Misalnya aku datang tengah malam dan berdiri di depan pintu rumahmu
Masihkah kau bukakan pintu rumahmu dengan kunci yang pernah ku buang
Ruteng, 16 Juli 2018

Sajak kepada orang asing
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Sebab telah ku paksakan ingatanku untuk melupakanmu
Meski makan tempo tapi aku yakin kesembuhan itu sedang menunggu di ujung aspal
Tugasmu sederhana, menjauh dan sejauh-jauhnya dariku
Dan telah ku tuliskan pula surat untuk sahabat baikku yang telah jatuh hati padamu agar dia membacakannya saat malam kalian tanpa busana
Ruteng, 2018

Dirimu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Maaf jika kamu menganggapku bajingan
Aku hanya ingin kamu tahu bahwa dalam malam hanya dirimu yang selalu aku berhalakan
Ruteng, 2018

Kartu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Jika diriku kau anggap sebagai kartu yang paling kecil
Maka dirimu adalah kartu AS yang melindungiku
Ruteng, 2018

Puisi
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Barangkali puisiku adalah rencana paling pisau untuk membunuhmu dalam kepalaku dan melawan kejamnya senyummu
Ruteng, 21 juli 2018

Tuan Rumah
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Pukul 00.00
Saat hujan turun tengah malam
Aku lewat di depan rumahmu
Akankah engkau keluar dari mimpi indahmu dan membawakanku sebuah payung
Ruteng, 2018

Senyum
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Ayuni
Sembilan hariku selalu sama
Meminta kepada selain Tuhan agar senyumu selalu kutemukan pada senja merah dan malam tanpa bintang
Ruteng, 2018

Yang tak di hapus namanya
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Ayuni
Cintaku seperti api yang tak akan padam meski di hujani gelombang pantai
Karena mencintaimu adalah penyakit paling indah yang menyerang hatiku
Ruteng, 2018

Seandainya
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Seandainya aku menghapus sedih pada sudut matamu
Atau membungkusmu sebuah cinta dari dasar samudra
Lalu , masihkan isi doamu sama
Mengharapkanku tak terjamah matamu?
Ruteng, 2018

Ibu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Pada senja aku selalu rindu malammu
Merebahkan manja pada pelukanmu
Mendengar dongeng-dongeng indahmu
Sebelum matahari kembali menawarkan sejuta pisau pada hatimu
Ruteng, 2018

Doa
(Klaudius Marsiaus Juwandy)

Misalkan cintaku kepadamu adalah doa yang mengutuk kesucian yang engkau tawarkan pada malaikat
Akankah engkau menusuk jantung ini dengan kelenyapanmu
Atau masih mengatup tangan pada tengah malam
Ruteng, 2018

Mencintaimu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Aku mencintaimu dengan segala anak panah yang telah membidikku
Aku mencintaimu dengan segala badai yang menghantamku
 Dan aku mencintaimu dengan segalamu untukku
Ruteng, 2018

Setangkai Mawar
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Ayuni tenanglah,
Telah kumawarkan saja sedihku pada sebidang tanah di samping kamarku
Yang mungkin kelak ku ambil dan kuberikan kepadamu sebagai doaku di malam pertamamu dengan yang bukan aku
Ruteng, 2018

Seumpa
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Seumpama rambut
Aku adalah uban yang menodai kecantikan mahkotamu
Seumpama batu
Aku adalah kerikil-kerikil kecil yang menghalangi langkahmu
Dan seumpama lakon
Aku adalah peran dan tragedi yang kau kehendaki kehadirannya
Ruteng, 2018


Mencintaimu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Engkau seharusnya tahu
Bahwa aku akan tetap mencintaimu
Bahkan ketika engkau telah menghapus bekasku pada benakmu
Ruteng, 2018

Istirahatlah (dari) doamu
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Istirahatlah dari doamu
Bangunlah dari sujudmu
Sebab sekeras apa pun hatimu untuk mendoakanku
Percayalah aku lahir untuk seseorang yang bukan kamu
Ruteng, 2018

Reinkarnasi
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Ayuni
Aku tak pernah meragukanmu
Sampai kapan pun aku akan selalu menunggumu
Meski harus bereinkarnasi hingga ribuan kali
Karena menunggumu adalah doa paling mulia
Ruteng, 2018

Janda
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Kira-kira begini
Janganlah kalian takut akan jodoh yang telah terkubur
Janglah juga risau akan kesepian malam hari
Ingat, selama bibir kalian masih memerah dsan lidah kalian masih cukup kuat untuk menari di atas ranjang
Akan ada orang setelah saya yang siap melamar kalian
Karena itulah yang mereka butuhkan
Ruteng, 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA

Memahami makna lagu "Who You Are" (Jessie J) Dalam Kaitannya Dengan Gaya Hidup Remaja Putri Manggarai

Pengadilan Cinta - Cerpen Karya Rista Damu