PENULISAN SURAT RESMI
M.F.
DESNANDA HENDRIK adalah mahasiswa aktif di STKIP ST PAULUS RUTENG. beliau adalah anak dengan sejuta prestasi. bahkan beliau sering juara dalam menempuh pendidikan dan makalah ini beliau buat untuk diseminarkan dalam rangka seminar mahasiswa di STKIP ST. PAULUS RUTENG
BERIKUT INI FOTO BELIAU
ANALISIS PENULISAN SURAT RESMI DIKALANGAN
MAHASISWA
PROGRAM STUDI Dikbindo
M.F.
DESNANDA HENDRIK
Mahasiswa
Program Studi Dikbindo STKIP St. Paulus Ruteng
ABSTRAK
Penulisan
surat resmi dalam hal ini surat sakit yang ditulis oleh mahasiswa program studi
Dikbindo ditemukan cukup banyak kesalahan atau penulisan surat sakit yang tidak
sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini sungguh sangat menarik minat penulis
untuk meneliti lebih lanjut mengenai kesalahan-kesalahan apa saja yang
dilakukan mahasiswa program studi Dikbindo dalam menulis surat sakit, mengingat
pengetahuan mengenai menulis surat resmi sudah kita peroleh sejak duduk
dibangku sekolah menengah pertama. Penelitian dan penulisan makalah ini
bertujuan untuk memperoleh data yang cukup akurat tentang penulisan surat sakit
yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku serta berusaha untuk memperbaiki
kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi dikemudian hari.
Dalam
mengumpulkan data yang sesuai dengan judul makalah ini, penulis melakukan pengumpulan
data dengan menggunakan metode pengamatan karena penulis mengamati surat sakit
yang masuk ke kelas. Teknik peelitian yang diagunakan penulis ialah teknik acak
karena surat yag diperoleh tidak berpatok pada satu kelas saja. Dari penitian
yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mengenai penulisan
surat resmi dalam hal ini surat sakit mahasiswa program studi Dikbindo masih
sangat minim. Selain itu, tidak adanya ketegasan dari program studi mengenai
tatacara penulisan surat sakit mahasiswa dan belum adanya alur yang jelas mengenai
pengirim surat, serta sanksi yang tegas terhadap
kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa.
1.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tentunya surat bukanlah sesuatu yang baru
dalam kehidupan kita. Seringkali kita menerima dan menulis surat baik itu yang
bersifat resmi ataupun tidak resmi. Surat resmi adalah surat yang digunakan
secara resmi baik oleh perseorangan, lembaga, maupun intansi. Surat resmi yang
diteliti dalam tulisan ini adalah surat pemberitahuan yang biasa disebut surat
sakit.
Bahasa
yang digunakan dalam penulisan surat yang resmi akan berbeda dengan bahasa yang
digunakan dalam menulis surat bebas ( tidak resmi ).Menurut Badudu (1983:92),bahasa
surat artinya bahasa yang digunakan dalam surat-menyurat terutama bahasa dalam
bagian inti surat itu. Bahasa yang digunakan harus tunduk kepada semua aturan
bahasa yang berlaku baik dari struktur kata dan kalimat, maupun penggunaan
tanda-tanda baca, pemakaian alinea/paragraf, format surat, dan sebagainya.
Surat
sakit merupakan salah satu contoh surat resmi yang bersifat pribadi. Cukup
banyak ditemukan surat sakit yang ditulis oleh mahasiswa khususnya mahasiswa
program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dengan tidak mengikuti kaidah
penulisan yang ada. Fakta ini sungguh sangat mengejutkan karena pengetahuan
tentang menulis surat resmi sudah kita peroleh sejak duduk di bangku sekolah
dasar sampai dengan menengah.
Di
dalam surat sakit tersebut dapat diamati kesalahan-kesalahan penulisan yang
berkaitan dengan hilangnya beberapa bagian penting dalam surat resmi, kesalahan
kalimat, penggunaan tanda baca, imbuhan, penulisan paragraf, penulisan huruf
kapital, dan pilihan kata.
Salah
satu kesalahan sederhana dan menarik yang dibuat adalah penulisan salam pembuka
yang diakhiri dengan tanda seru :
(i)
Dengan hormat !
Hal tersebut
di atas tidak sesuai dengankaidah yang berlaku. Dalam aturannya salam pembuka
itu diakhiri dengan tanda koma, sesuai dengan kesepakatan yang berlaku di
Indonesia. Penggunaan tanda yang tidak sesuai seperti ini sungguh sangat
mengherankan. Pada dasarnya tanda seru untuk itu digunakan untuk kalimat
perintah atau kalimat yang membutuhkan penegasan seperti contoh berikut :
(ii)
Pergi kau !
Kesalahan
penulisan tanda baca dalam surat sakit merupakan salah satu bagian kecil dari
kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam penulisan surat resmi. Hal kecil
seperti ini kiranya mendapatkan perhatian yang khusus. Kesalahan-kesalahan
kecil seperti contoh di atas akan memberikan dampak yang tidak bagus terhadap program
studi kita.
Sejalan
dengan itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti dan membahas kesalahan
penulisan surat sakit. Diharapkan melalui tulisan ini kesalahan demi kesalahan berkurang
atau bahkan akan hilang dari praktik penulisan surat resmi di kalangan
mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana bentuk surat dalam surat resmi yang
ditulis mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
b) Bagaimana penggunaan tanda baca pada bagian
tempat dan tanggal surat, salam pembuka dan salam penutup dalam surat resmi
mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
c) Bagaimana pilihan kata dalam surat resmi
mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
d) Bagaimana penulisan kalimat dalam surat resmi yang
ditulis oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
a)
Menjelaskan
bentuk surat resmi mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia.
b)
Menjelaskan
penggunan tanda baca pada bagian tempat dan tanggal surat, salam pembuka, dan
salam penutup dalam surat resmi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa
Indonesia.
c)
Menjelaskan
pilihan kata yang digunakan dalam surat resmi mahasiswa program studi
Pendidikan Bahasa Indonesia.
d)
Menguraikan
kalimat yang digunakan dalam surat resmi mahasiswa
program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai
surat resmi.
2. PENULISAN
SURAT RESMI
2.1 Hakikat
Surat Resmi
Menurut Hikmat (2013:158), surat resmi
adalah surat yang dikeluarkan oleh suatu lembaga atau intansi untuk keperluan
formal, misalnya : surat kedinasan, surat undangan perusahaan, permohonan kepada
instansi negeria maupun swasta, dan lain-lain. Penulisan surat resmi didasarkan
pada kaidah yang ada. Aturan ini berkaitan dengan tanda baca yang digunakan,
pilihan kata, bagian-bagian surat, dan bahasa yang digunakan. Surat resmi juga
adalah surat yang digunakan secara resmi oleh perseorangan.
Untuk memberitahukan suatu hal kepada pihak
lain, surat tersebut lazim disebut sebagai surat pembritahuan. Menurut Suryanto
(2007:37) surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau penyampaian informasi
baru yang perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini bersifat
mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu ditanggapi dalam bentuk surat
balasan. Salah satu contoh surat pemberitahuan adalah surat sakit mahasiswa
yang ditulis oleh mahasiswa dan ditujukan kepada dosen pembimbing akademik
mereka. Surat sakit ini bertujuan untuk menyampaikan kondisi mahasiswa yang
tidak bisa menghadiri suatu kegiatan karena alasan tertentu. Dan tidak
membutuhkan balasan dari doesen pembimbing akademik mereka.
2.2 Bentuk Surat Resmi Pemberitahuan Sakit dan
Tata Cara Penulisannya
a) Bentuk
Menurut Hikmat (2013:143),dalam menulis sebuah
surat diperlukan format atau bentuk surat yang baik. Bentuk surat adalah tata
letak atau posisi bagian-bagian surat, termasuk di dalamnya penempatan tanggal,
salam pembuka, salam penutup, dan lain-lain.
Dalam penulisan surat resmi pemberitahuan “sakit“
dapat digunakan bentuk resmi lurus penuh. Ini berarti dari bagian pertama
sampai akhir ditulis dengan lurus. Dengan perkatan lain, penulisan semua bagian
surat dimulai dari tepi kiri kertas seperti format berikut.
Tempat
dan tanggal surat
Alamat
yang dituju
Salam
pembuka
Isi
surat
Kalimat
penutup
Salam
penutup
Tanda
tangan
Nama
pengirim
b) Tata Cara Penulisan Bagian-bagian Penulisan
Surat Sakit
1.
Tanggal dan
tempat surat
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat
sakit’. Tata cara penulisannya dimulai dengan nama tempat, diikuti tanda koma, tanggal,
bulan, dan tahun.
2.
Alamat yang
dituju
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat
sakit’. Tata cara penulisannya dimulai dengan ungkapan Yang terhormat yang umumnya disingkat Yth, diikuti tanda titik, diikuti nama dan gelar (kalau ada) dari
penerima surat. Pada baris berikutnya disebutkan jabatan dari si penerima surat
dan pada baris berikutnya lagi dituliskan alamat si penerima.
3.
Salam pembuka
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat
sakit’. Salam pembuka yang lazim digunakan adalah Dengan dimulai dengan huruf capital, diikuti kata hormat yang dimulai dengan huruf kecil,
dan salam pembuka diakhiri dengan tanda koma (bukan tanda baca yang lain).
4.
Isi surat sakit
Mengutip tulisan Barung (2012:183), umumnya isi surat sakit hanya ditulis berupa satu
kalimat seperti contoh (1) berikut. Namun, ada juga isi surat yang ditulis
dalam dua kalimat seperti pada contoh (2) berikut :
(1)
Melalui surat ini diberitahukan kepada
Pembimbing Akademik bahwa saya yang bernama Andriano Labok Lino, mahasiswa IIB
PBI, tidak dapat menghadiri kegiatan perkuliahan karena sakit.
(2)
Dengan ini disampaikan kepada Pembimbing
Akademik bahwa mahasiswa IIB PBI, Andriano Labok Lino, mengalami kecelakaan
lalu-lintas kemarin sore. Karena masih dirawar di rumah sakit, mahasiswa
tersebut tidak dapat mengikuti kuliah mulai hari ini sampai dengan batas waktu
yang tidak tentu.
5.
Kalimat penutup
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat
sakit’. Tata cara penulisannya dijelaskan oleh Barung (2012:187) bahwa kalimat
penutup dalam semua jenis surat resmi bukan sambungan/lanjutan dari kalimat isi
surat. Kalimat penutup menjadi bagian tersendiri untuk mengakhiri surat.
Kalimat penutup dapat berupa satu kalimat saja seperti pada contoh (3) berikut
dan dapat pula berupa dua kalimat seperti pada contoh (4) berikutnya .
(1)
Demikianlah surat ini dibuat untuk diketahui
Pembimbing Akademik dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
(2)
Demikian saja penyampaian saya selaku
wali/orang tua mahasiswa tersebut diatas. Atas kerja sama dan pengertian baik
dari Bapak/Ibu, tentu Tuhan memberkatinya.
6.
Salam penutup
Bagian ini pun wajib ditulis oleh penulis ‘surat sakit’. Salam penutup biasanya berupa ungkapanSalam hormat dan Hormat saya. Tata cara penulisannya
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.
7.
Tanda Tangan dan Nama
Penulis Surat
Bagian
terakhir ini dipandang Barung (2012:192) sebagai bagian pengesahan mengenai
kejelasan identitas penulis surat. Di bawah tanda tangan harus dituliskan nama
lengkap si penulis surat. Nama penulis tidak perlu diapit tanda kurung. Dalam
surat resmi pada zaman modern ini nama penulis surat dapat disertai dengan
nomor kontak.
2.3 Penggunaan Kebahasaan Surat Resmi
1)
Pungtuasi
Mengutip Barung (2010:72) secara
leksikal pungtuasi yang lazim disebut tanda baca diartikan sebagai tanda grafis
yang digunakan secara konvesional untuk memisahkan berbagai bagian dari satuan
bahasa tertulis. Jenis tanda baca yang biasa digunakan dalam penulisan surat
resmi ‘pemberitahuan sakit’ dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1)
Penggunaan tanda titik
a)
Tanda titik tidak
dipakai dibelakang (a) nama dan alamat pengirim surat, (b) nama dan alamat
pengirim surat, dan (c) di belakang tanggal surat.
b)
Tanda titik
dipakai dalam penulisan singkatan.
c)
Tanda titik
dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh kesalahan penggunaan tanda titik :
(i)
Yth Pembimbing Akademik….
Hal di atas jelas salah karena tidak sesuai
dengan aturan penggunaan tanda titik, yaitu dalam penulisan singkatan. Yth merupakan kepanjangan dari Yang terhormat. Jadi karena ini
singkatan, maka diakhir kata ini diakhiri dengan tanda titik.
2)
Penggunaan tanda
koma
a)
Tanda koma
dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh : Ibu Oliva Tika Baung, M.Pd
b)
Pada akhir dari
salam pembuka dan penutup.
Contoh kesalahan penggunaan tanda koma :
(ii)
Dengan hormat !
Penggunaan tanda baca dalam contoh diatas
tidak sesuai kaidah yang berlaku yaitu salam pembuka dalam sebuah surat harus
diakhiri dengan tanda koma yang merupakan hasil kesepakatan yang berlaku di
Indonesia.
3)
Penggunaan Tanda
Hubung yang Salah
Dalam penulisan tanggal surat ditemukan
kesalahan dalam penggunaan tanda hubung. Contoh data (i) Tenda, 17-11-1025
Penggunaan tanda baca seperti diatas
jelas-jelas menyalahi aturan yang ada. Tanda hubung tidak bisa digunakan dalam
surat dinas maupun surat pribadi yang resmi, bisa digunakan dalam surat pribadi
yang tidak resmi.
2) Huruf Kapital
Dalam penulisan surat resmi pemberitahuan
sakit, penggunaan huruf kapital merupakan salah satu faktor menetukan surat
tersebut benar atau tidak.
(a)
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
(b) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
(c) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur-unsur nama orang.
(d) Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
(e) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dalam diri.
(f) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti Bapak, Ibu, Saudara, yang digunakan
dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh penggunaan huruf kapital yang salah :
(i)
Dengan Hormat,
Kata hormat
pada data di atas bukan merupakan kata pembuka dalam salam pembuka, jadi harus
ditulis dengan tidak menggunakan huruf kapital.
3) Kata
Kata yang digunakan dalam surat resmi
harus singkat, padat, dan jelas. Tidak boleh ada pengulangan kata yang sama
untuk kesekian kali dan menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga
terjadinya mubazir dalam penggunaan kata-kata.
Menurut Arifin (2009:238) alamat tidak
diawali dengan kata kepada sebab
siapapun sudah mengetahui bahwa alamat yang ditulis itu adalah alamat yang
dituju. Selain itu, kata kepada
berfungsi sebagai kata penghubung intrakalimat yang menyatakan tujuan,
sedangkan alamat surat bukan berupa kalimat, sama halnya dengan alamat pengirim
yang tidak perlu menggunakan kata dari.
4)
Kalimat
Pada alinea pembuka yang
merupakan pengantar isi surat, penulis surat biasanya menggunakan
kalimat-kalimat khusus disesuaikan dengan maksud surat itu. Kesalahan-kesalahan
yang boleh dikatakan sudah menjadi suatu salah kaprah dalam surat-menyurat
adalah penggunaan kalimat pembuka : Bersama surat ini saya beri tahukan kepada saudara bahwa………..
Ungkapan bersama ini mengandung arti “’ seiring dengan ini’, sedangkan kabar
atau berita yang disampaikan itu tidak seiring dengan surat itu, tetapi ada di
dalam surat itu. Oleh karena itu, bukan kata bersama ini yang hendaknya digunakan melainkan kata dengan ini atau dengan surat ini.
Kalimat pembuka yang dimulai dengan kata
berhubung saja juga tidak tepat karena ungkapan yang seharusnya digunakan
adalah berhubung dengan. Boleh juga mulai dengan kalimat. Karena kesehatan saya
hari ini……………………… dst.
Ungkapan berhubung menyatakan hubungan
pertalian, sedangkan kata karena dipaki untuk menyatakan hubungan
sebab-akibat. Kalimat penutup surat juga
disesuaikan dengan isi surat kita. Pada umumnyma, pada akhir surat kita, kita
menyampaikan terima kasih kepada orang yang kita kirimi surat itu oleh karena
bantuannya, perhatiannya, kerja sama yang ditunjukkannya, dsb. Kalimat penutup
ini haruslah kita tempatkan pada alines khusus yaitu alinea penutup, jangan
disambungkan saja pada bagian isi surat sesungguhnya.
Kalimat penutup surat harus disesuaikan dengan
isi surat. Umumnya ada akhir surat kita menyampaikan terima kasih kepada orang
yang kita kirimi surat. Kesalahan yang sering ditemukan dalam bagian penutup
surat adalah kalimat atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Akhiran –nya tidak menunjuk kepada yaitu orang
yang diajak bicara. Jika dalam surat kita, orang yang kita ajak bicara adalah
orang kita sapa Bapak maka akhiran –nya
pada kata perhatiannya tidak menunjuk kepada Bapak yang kita surati itu, tetapi
kepada seseorang yaitu kepada orang ketiga yang kita tidak tahu entah siapa.Berikut
ini beberapa contoh kalimat penutup surat.
-
Atas bantuan Saudara, kami ucapkan banyak
terima kasih.
-
Kami akhiri surat kami dengan ucapan terima
kasih atas perhatian serta kerjasama Saudara yang baik.
-
Sekianlah laporan kami, mudah-mudahan kami
beroleh tanggapan dan perhatian Bapak.
-
Semoga laporan kami ini dapat membantu Bapak.
Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Bapak.
3.Data, Metode,
dan Teknik Penelitian
3.1 Data dan Sumbernya
a)
Data Mentah : Data
mentah dalam penelitian sederhana iniberupa surat resmi yang berjenis surat
pemberitahuan sakit dari mahasiswa kepada pihak kampus.Dokumen data tersebut
berjumlah 33 surat dari bulan Oktober sampai Desember tahun 2015.
b) Data analisis : Dari dokumen tersebut dioleh
datajadi untuk dianalisis berupa penggunaan kebahasaan dan bentuk surat.
3.2 Metode dan Teknik Penelitian
a) Metode pengumpulan data menggunakan metode pengamatan
karena penulis mengamati surat yang masuk ke kelas berkaitan dengan
pemberitahuan sakit.
b) Teknik penelitian menggunakan teknik acak
karena surat yang diperoleh tidak berpatok pada satu kelas saja melainkan
diperoleh dari bantuan teman-teman yang menemukan surat sakit dan dosen
pembimbing yang giat mengumpulkan surat sakit dari mahasiswa.
4.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1
Hasil Penelitian
4.1.1
Penulisan Bagian
Surat
Surat yang diteliti sebanyak 33
surat atau sama dengan 33 orang mahasiswa. Cukup banyak surat sakit yang tidak
lengkap dalam bagian-bagian surat resmi. Dari 33 surat sakit yang dikumpulkan
ada 18 surat yang ditulis tidak lengkap dan 15 surat yang ditulis lengkap
berdasarkan bagian-bagian surat resmi yang benar.
Dari surat yang tidak lengkap ini, bagian yang
tidak ditulis mahasiswa diantaranya :
a)
Tempat dan
tanggal surat.
b)
Alamat penerima
surat.
c)
Salam penutup,
tanda tangan pengirim, dan nama pengirim.
4.1.2
Kesalahan
Penggunaan Tanda Baca
Dari
33 surat yang diteliti ditemukan 13 surat sakit mahasiswa yang menggunakan
tanda baca yang salah, baik dalam salam pembuka dan penulisan tempat dan
tanggal penulisan surat. Berikut datanya :
(i)
Dengan hormat!
(ii)
Dengan hormat.
(iii)
Ruteng,
17.11-2015
(iv)
Ruteng,
26-11-2015
(v)
Ruteng,
03/12/2015
4.1.3
Kesalahan Pilihan
Kata
Surat yang diteliti sebanyak 33 surat sakit
dari mahasiswa. Ditemukan 24 surat sakit yang menggunakan kata Kepada.
4.1.4
Kesalahan
Penulisan Kalimat
Dari
33 surat yang diteliti ditemukan 18 surat yang penulisan kalimatnya tidak
sesuai dengan kaidah yang berlaku di Indonesia. Kesalahan tersebut terdapat
pada kalimat pengantar dan kalimat penutup.
4.2
Pembahasan
Pembelajaran
mengenai surat resmi sudah kita peroleh sejak dibangku sekolah dasar sampai
menengah dengan harapan kita mampu menulis surat resmi dengan baik dan benar.
Akan tetapi masih cukup banyak ditemukan kesalahan penulisan surat resmi
pemberitahuan sakit yang ditulis oleh mahasiswa yang tidak sesuai dengan kaidah
yang berlaku.
Dengan ditemukan fakta seperti ini,
penulis berpendapat bahwa kemampuan menulis mahasiswa program studi kita masih
sangat kurang. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman atau
pengetahuan mengenai menulis surat resmi. Fakta-fakta seperti ini akan
berakibat fatal bagi program studi kita jika tidak ditangani dengan serius.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan mengenai tatacara penulisan
surat resmi.
Contoh surat
resmi “ sakit “ yang benar :
Anam, 12 Desember 2015 tempat dan tanggal
penulisan surat
Yth. Ibu Oliva
Tika Baung
Pembimbing
Akademik Kelas 2B alamat
penerima surat
Di PBI STKIP
St. Paulus Ruteng
Dengan hormat, salam pembuka
Melalui
surat ini saya yang bernama Aloysia Ayu mahasiswa kelas 2B PBI, tidak dapat
menghadiri kuliah di kampus karena sakit.
Demikianlah
penyampaian saya. Atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya, salam penutup
Aloysia Ayu nama pengirim surat
5.1 KESIMPULAN
DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari
semua data yang dikumpulkan, begitu banyak ditemukan berbagai kesalahan dalam
penulisan surat resmi. Dari kesalahan-kesalahan ini dan banyaknya mahasiswa
program studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang salah dalam menulis surat resmi
dapat disimpulkan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui dengan
baik bagaimana cara menulis surat resmi khususnya surat sakit yang benar.
5.2 Saran
Melalui
tulisan ini, penulis menyarankan agar program studi kita memberikan perhatian
khusus terhadap penulisan surat resmi ini dengan cara memberikan pelatihan atau
pembinaan terhadap tata cara penulisan surat resmi, memberikan tindakan yang
tegas terhadap mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang kembali
mengulangi kesalahan yang sama dalam penulisan surat resmi.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu,
J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang
Benar. Jakarta: PT Gramedia
Barung, Kanis. 2010. Bahasa Indonesia Keilmuan. Ruteng: CV. Graffiko
Barung, Kanis. 2012. Panduan Penulisan Surat Resmi. Ruteng: CV Graffiko
Hikmat,
Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa
Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Suryanto, Alex dan Agus Haryanta. 2007. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Penerbit Erlangga
Zaenal
E. Arifin dan Farid Hadi. 2009. Seribu
Satu Kesalahan Berbahasa. Akademika
Pressindo:
Jakarta
seni ee teman...tingkatkan e
BalasHapusterimah kasih atas masukannya
BalasHapus