PENULISAN SURAT RESMI



M.F. DESNANDA HENDRIK adalah mahasiswa aktif di STKIP ST PAULUS RUTENG. beliau adalah anak dengan sejuta prestasi. bahkan beliau sering juara dalam menempuh pendidikan dan makalah ini beliau buat untuk diseminarkan dalam rangka seminar mahasiswa di STKIP ST. PAULUS RUTENG
BERIKUT INI FOTO BELIAU
 
ANALISIS PENULISAN SURAT RESMI DIKALANGAN MAHASISWA
PROGRAM STUDI Dikbindo
M.F. DESNANDA HENDRIK
Mahasiswa Program Studi Dikbindo STKIP St. Paulus Ruteng

ABSTRAK
            Penulisan surat resmi dalam hal ini surat sakit yang ditulis oleh mahasiswa program studi Dikbindo ditemukan cukup banyak kesalahan atau penulisan surat sakit yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Hal ini sungguh sangat menarik minat penulis untuk meneliti lebih lanjut mengenai kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan mahasiswa program studi Dikbindo dalam menulis surat sakit, mengingat pengetahuan mengenai menulis surat resmi sudah kita peroleh sejak duduk dibangku sekolah menengah pertama. Penelitian dan penulisan makalah ini bertujuan untuk memperoleh data yang cukup akurat tentang penulisan surat sakit yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku serta berusaha untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi dikemudian hari.
            Dalam mengumpulkan data yang sesuai dengan judul makalah ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan menggunakan metode pengamatan karena penulis mengamati surat sakit yang masuk ke kelas. Teknik peelitian yang diagunakan penulis ialah teknik acak karena surat yag diperoleh tidak berpatok pada satu kelas saja. Dari penitian yang dilakukan penulis, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mengenai penulisan surat resmi dalam hal ini surat sakit mahasiswa program studi Dikbindo masih sangat minim. Selain itu, tidak adanya ketegasan dari program studi mengenai tatacara penulisan surat sakit mahasiswa dan belum adanya alur yang jelas mengenai pengirim surat, serta sanksi yang tegas terhadap kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa.










1.        PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Tentunya surat bukanlah sesuatu yang baru dalam kehidupan kita. Seringkali kita menerima dan menulis surat baik itu yang bersifat resmi ataupun tidak resmi. Surat resmi adalah surat yang digunakan secara resmi baik oleh perseorangan, lembaga, maupun intansi. Surat resmi yang diteliti dalam tulisan ini adalah surat pemberitahuan yang biasa disebut surat sakit.
 Bahasa yang digunakan dalam penulisan surat yang resmi akan berbeda dengan bahasa yang digunakan dalam menulis surat bebas ( tidak resmi ).Menurut Badudu (1983:92),bahasa surat artinya bahasa yang digunakan dalam surat-menyurat terutama bahasa dalam bagian inti surat itu. Bahasa yang digunakan harus tunduk kepada semua aturan bahasa yang berlaku baik dari struktur kata dan kalimat, maupun penggunaan tanda-tanda baca, pemakaian alinea/paragraf, format surat, dan sebagainya.
Surat sakit merupakan salah satu contoh surat resmi yang bersifat pribadi. Cukup banyak ditemukan surat sakit yang ditulis oleh mahasiswa khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia, dengan tidak mengikuti kaidah penulisan yang ada. Fakta ini sungguh sangat mengejutkan karena pengetahuan tentang menulis surat resmi sudah kita peroleh sejak duduk di bangku sekolah dasar sampai dengan menengah.
Di dalam surat sakit tersebut dapat diamati kesalahan-kesalahan penulisan yang berkaitan dengan hilangnya beberapa bagian penting dalam surat resmi, kesalahan kalimat, penggunaan tanda baca, imbuhan, penulisan paragraf, penulisan huruf kapital, dan pilihan kata.
Salah satu kesalahan sederhana dan menarik yang dibuat adalah penulisan salam pembuka yang diakhiri dengan tanda seru :
(i)                 Dengan hormat !
Hal tersebut di atas tidak sesuai dengankaidah yang berlaku. Dalam aturannya salam pembuka itu diakhiri dengan tanda koma, sesuai dengan kesepakatan yang berlaku di Indonesia. Penggunaan tanda yang tidak sesuai seperti ini sungguh sangat mengherankan. Pada dasarnya tanda seru untuk itu digunakan untuk kalimat perintah atau kalimat yang membutuhkan penegasan seperti contoh berikut :
(ii)               Pergi kau !
Kesalahan penulisan tanda baca dalam surat sakit merupakan salah satu bagian kecil dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam penulisan surat resmi. Hal kecil seperti ini kiranya mendapatkan perhatian yang khusus. Kesalahan-kesalahan kecil seperti contoh di atas akan memberikan dampak yang tidak bagus terhadap program studi kita.
Sejalan dengan itu, penulis sangat tertarik untuk meneliti dan membahas kesalahan penulisan surat sakit. Diharapkan melalui tulisan ini kesalahan demi kesalahan berkurang atau bahkan akan hilang dari praktik penulisan surat resmi di kalangan mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.

1.2  Rumusan Masalah
a)      Bagaimana bentuk surat dalam surat resmi yang ditulis mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
b)      Bagaimana penggunaan tanda baca pada bagian tempat dan tanggal surat, salam pembuka dan salam penutup dalam surat resmi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
c)      Bagaimana pilihan kata dalam surat resmi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?
d)      Bagaimana penulisan kalimat dalam surat resmi yang ditulis oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia ?

1.3  Tujuan Penelitian
a)        Menjelaskan bentuk surat resmi mahasiswa program studi pendidikan bahasa Indonesia.
b)        Menjelaskan penggunan tanda baca pada bagian tempat dan tanggal surat, salam pembuka, dan salam penutup dalam surat resmi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
c)         Menjelaskan pilihan kata yang digunakan dalam surat resmi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
d)        Menguraikan kalimat yang digunakan dalam surat resmi mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia.
1.4  Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai surat resmi.

2. PENULISAN SURAT RESMI
2.1 Hakikat Surat Resmi
Menurut Hikmat (2013:158), surat resmi adalah surat yang dikeluarkan oleh suatu lembaga atau intansi untuk keperluan formal, misalnya : surat kedinasan, surat undangan perusahaan, permohonan kepada instansi negeria maupun swasta, dan lain-lain. Penulisan surat resmi didasarkan pada kaidah yang ada. Aturan ini berkaitan dengan tanda baca yang digunakan, pilihan kata, bagian-bagian surat, dan bahasa yang digunakan. Surat resmi juga adalah surat yang digunakan secara resmi oleh perseorangan.
Untuk memberitahukan suatu hal kepada pihak lain, surat tersebut lazim disebut sebagai surat pembritahuan. Menurut Suryanto (2007:37) surat pemberitahuan berisi suatu pengumuman atau penyampaian informasi baru yang perlu diketahui oleh pihak lain yang terkait. Surat ini bersifat mengabarkan suatu berita sehingga tidak perlu ditanggapi dalam bentuk surat balasan. Salah satu contoh surat pemberitahuan adalah surat sakit mahasiswa yang ditulis oleh mahasiswa dan ditujukan kepada dosen pembimbing akademik mereka. Surat sakit ini bertujuan untuk menyampaikan kondisi mahasiswa yang tidak bisa menghadiri suatu kegiatan karena alasan tertentu. Dan tidak membutuhkan balasan dari doesen pembimbing akademik mereka.
2.2 Bentuk Surat Resmi Pemberitahuan Sakit dan Tata Cara Penulisannya
a)      Bentuk
Menurut Hikmat (2013:143),dalam menulis sebuah surat diperlukan format atau bentuk surat yang baik. Bentuk surat adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat, termasuk di dalamnya penempatan tanggal, salam pembuka, salam penutup, dan lain-lain.
Dalam penulisan surat resmi pemberitahuan “sakit“ dapat digunakan bentuk resmi lurus penuh. Ini berarti dari bagian pertama sampai akhir ditulis dengan lurus. Dengan perkatan lain, penulisan semua bagian surat dimulai dari tepi kiri kertas seperti format berikut.
Tempat dan tanggal surat

Alamat yang dituju

Salam pembuka
Isi surat
Kalimat penutup
Salam penutup

Tanda tangan
Nama pengirim
b)      Tata Cara Penulisan Bagian-bagian Penulisan Surat Sakit
1.    Tanggal dan tempat surat
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat sakit’. Tata cara penulisannya dimulai dengan nama tempat, diikuti tanda koma, tanggal, bulan, dan tahun.
2.    Alamat yang dituju
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat sakit’. Tata cara penulisannya dimulai dengan ungkapan Yang terhormat yang umumnya disingkat Yth, diikuti tanda titik, diikuti nama dan gelar (kalau ada) dari penerima surat. Pada baris berikutnya disebutkan jabatan dari si penerima surat dan pada baris berikutnya lagi dituliskan alamat si penerima.


3.    Salam pembuka
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat sakit’. Salam pembuka yang lazim digunakan adalah Dengan dimulai dengan huruf capital, diikuti kata hormat yang dimulai dengan huruf kecil, dan salam pembuka diakhiri dengan tanda koma (bukan tanda baca yang lain).
4.    Isi surat sakit
Mengutip tulisan Barung (2012:183), umumnya  isi surat sakit hanya ditulis berupa satu kalimat seperti contoh (1) berikut. Namun, ada juga isi surat yang ditulis dalam dua kalimat seperti pada contoh (2) berikut :
(1)   Melalui surat ini diberitahukan kepada Pembimbing Akademik bahwa saya yang bernama Andriano Labok Lino, mahasiswa IIB PBI, tidak dapat menghadiri kegiatan perkuliahan karena sakit.
(2)   Dengan ini disampaikan kepada Pembimbing Akademik bahwa mahasiswa IIB PBI, Andriano Labok Lino, mengalami kecelakaan lalu-lintas kemarin sore. Karena masih dirawar di rumah sakit, mahasiswa tersebut tidak dapat mengikuti kuliah mulai hari ini sampai dengan batas waktu yang tidak tentu.
5.    Kalimat penutup
Bagian ini wajib ditulis oleh penulis ‘surat sakit’. Tata cara penulisannya dijelaskan oleh Barung (2012:187) bahwa kalimat penutup dalam semua jenis surat resmi bukan sambungan/lanjutan dari kalimat isi surat. Kalimat penutup menjadi bagian tersendiri untuk mengakhiri surat. Kalimat penutup dapat berupa satu kalimat saja seperti pada contoh (3) berikut dan dapat pula berupa dua kalimat seperti pada contoh (4) berikutnya .
(1)   Demikianlah surat ini dibuat untuk diketahui Pembimbing Akademik dan terima kasih atas perhatian Bapak/Ibu.
(2)   Demikian saja penyampaian saya selaku wali/orang tua mahasiswa tersebut diatas. Atas kerja sama dan pengertian baik dari Bapak/Ibu, tentu Tuhan memberkatinya.

6.    Salam penutup
Bagian ini pun wajib ditulis oleh penulis ‘surat sakit’. Salam penutup  biasanya berupa ungkapanSalam hormat  dan Hormat saya. Tata cara penulisannya dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda koma.
7.    Tanda Tangan dan Nama Penulis Surat
Bagian terakhir ini dipandang Barung (2012:192) sebagai bagian pengesahan mengenai kejelasan identitas penulis surat. Di bawah tanda tangan harus dituliskan nama lengkap si penulis surat. Nama penulis tidak perlu diapit tanda kurung. Dalam surat resmi pada zaman modern ini nama penulis surat dapat disertai dengan nomor kontak.
2.3 Penggunaan Kebahasaan Surat Resmi
            1) Pungtuasi
        Mengutip Barung (2010:72) secara leksikal pungtuasi yang lazim disebut tanda baca diartikan sebagai tanda grafis yang digunakan secara konvesional untuk memisahkan berbagai bagian dari satuan bahasa tertulis. Jenis tanda baca yang biasa digunakan dalam penulisan surat resmi ‘pemberitahuan sakit’ dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)      Penggunaan tanda titik
a)      Tanda titik tidak dipakai dibelakang (a) nama dan alamat pengirim surat, (b) nama dan alamat pengirim surat, dan (c) di belakang tanggal surat.
b)      Tanda titik dipakai dalam penulisan singkatan.
c)      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh kesalahan penggunaan tanda titik :
(i)                 Yth Pembimbing Akademik….
Hal di atas jelas salah karena tidak sesuai dengan aturan penggunaan tanda titik, yaitu dalam penulisan singkatan. Yth merupakan kepanjangan dari Yang terhormat. Jadi karena ini singkatan, maka diakhir kata ini diakhiri dengan tanda titik.
2)      Penggunaan tanda koma
a)      Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh : Ibu Oliva Tika Baung, M.Pd
b)      Pada akhir dari salam pembuka dan penutup.
Contoh kesalahan penggunaan tanda koma :
(ii)               Dengan hormat !
Penggunaan tanda baca dalam contoh diatas tidak sesuai kaidah yang berlaku yaitu salam pembuka dalam sebuah surat harus diakhiri dengan tanda koma yang merupakan hasil kesepakatan yang berlaku di Indonesia.
3)      Penggunaan Tanda Hubung yang Salah
Dalam penulisan tanggal surat ditemukan kesalahan dalam penggunaan tanda hubung. Contoh data (i) Tenda, 17-11-1025
Penggunaan tanda baca seperti diatas jelas-jelas menyalahi aturan yang ada. Tanda hubung tidak bisa digunakan dalam surat dinas maupun surat pribadi yang resmi, bisa digunakan dalam surat pribadi yang tidak resmi.
2) Huruf Kapital
Dalam penulisan surat resmi pemberitahuan sakit, penggunaan huruf kapital merupakan salah satu faktor menetukan surat tersebut benar atau tidak.
(a)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
(b)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
(c)    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
(d)    Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari raya.
(e)   Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan yang digunakan dalam diri.
(f)     Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti Bapak, Ibu, Saudara, yang digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh penggunaan huruf kapital yang salah :
(i)                 Dengan Hormat,
Kata hormat pada data di atas bukan merupakan kata pembuka dalam salam pembuka, jadi harus ditulis dengan tidak menggunakan huruf kapital.
3)      Kata    
Kata yang digunakan dalam surat resmi harus singkat, padat, dan jelas. Tidak boleh ada pengulangan kata yang sama untuk kesekian kali dan menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terjadinya mubazir dalam penggunaan kata-kata.
Menurut Arifin (2009:238) alamat tidak diawali dengan kata kepada sebab siapapun sudah mengetahui bahwa alamat yang ditulis itu adalah alamat yang dituju. Selain itu, kata kepada berfungsi sebagai kata penghubung intrakalimat yang menyatakan tujuan, sedangkan alamat surat bukan berupa kalimat, sama halnya dengan alamat pengirim yang tidak perlu menggunakan kata dari.
4)      Kalimat
                                    Pada alinea pembuka yang merupakan pengantar isi surat, penulis surat biasanya menggunakan kalimat-kalimat khusus disesuaikan dengan maksud surat itu. Kesalahan-kesalahan yang boleh dikatakan sudah menjadi suatu salah kaprah dalam surat-menyurat adalah penggunaan kalimat pembuka : Bersama surat ini saya beri tahukan kepada saudara bahwa………..
Ungkapan bersama ini mengandung arti “’ seiring dengan ini’, sedangkan kabar atau berita yang disampaikan itu tidak seiring dengan surat itu, tetapi ada di dalam surat itu. Oleh karena itu, bukan kata bersama ini yang hendaknya digunakan melainkan kata dengan ini atau dengan surat ini.
Kalimat pembuka yang dimulai dengan kata berhubung saja juga tidak tepat karena ungkapan yang seharusnya digunakan adalah berhubung dengan. Boleh juga mulai dengan kalimat. Karena kesehatan saya hari ini……………………… dst.
Ungkapan berhubung menyatakan hubungan pertalian, sedangkan kata karena dipaki untuk menyatakan hubungan sebab-akibat.  Kalimat penutup surat juga disesuaikan dengan isi surat kita. Pada umumnyma, pada akhir surat kita, kita menyampaikan terima kasih kepada orang yang kita kirimi surat itu oleh karena bantuannya, perhatiannya, kerja sama yang ditunjukkannya, dsb. Kalimat penutup ini haruslah kita tempatkan pada alines khusus yaitu alinea penutup, jangan disambungkan saja pada bagian isi surat sesungguhnya.
Kalimat penutup surat harus disesuaikan dengan isi surat. Umumnya ada akhir surat kita menyampaikan terima kasih kepada orang yang kita kirimi surat. Kesalahan yang sering ditemukan dalam bagian penutup surat adalah kalimat atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Akhiran –nya tidak menunjuk kepada yaitu orang yang diajak bicara. Jika dalam surat kita, orang yang kita ajak bicara adalah orang kita sapa Bapak maka akhiran –nya pada kata perhatiannya tidak menunjuk kepada Bapak yang kita surati itu, tetapi kepada seseorang yaitu kepada orang ketiga yang kita tidak tahu entah siapa.Berikut ini beberapa contoh kalimat penutup surat.
-        Atas bantuan Saudara, kami ucapkan banyak terima kasih.
-        Kami akhiri surat kami dengan ucapan terima kasih atas perhatian serta kerjasama Saudara yang baik.
-        Sekianlah laporan kami, mudah-mudahan kami beroleh tanggapan dan perhatian Bapak.
-        Semoga laporan kami ini dapat membantu Bapak. Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Bapak.

3.Data, Metode, dan Teknik Penelitian
3.1 Data dan Sumbernya
a)        Data Mentah : Data mentah dalam penelitian sederhana iniberupa surat resmi yang berjenis surat pemberitahuan sakit dari mahasiswa kepada pihak kampus.Dokumen data tersebut berjumlah 33 surat dari bulan Oktober sampai Desember tahun 2015.
b)      Data analisis : Dari dokumen tersebut dioleh datajadi untuk dianalisis berupa penggunaan kebahasaan dan bentuk surat.
3.2  Metode dan Teknik Penelitian
a)      Metode pengumpulan data menggunakan metode pengamatan karena penulis mengamati surat yang masuk ke kelas berkaitan dengan pemberitahuan sakit.
b)      Teknik penelitian menggunakan teknik acak karena surat yang diperoleh tidak berpatok pada satu kelas saja melainkan diperoleh dari bantuan teman-teman yang menemukan surat sakit dan dosen pembimbing yang giat mengumpulkan surat sakit dari mahasiswa.

4.    Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1    Hasil Penelitian
4.1.1   Penulisan Bagian Surat
            Surat yang diteliti sebanyak 33 surat atau sama dengan 33 orang mahasiswa. Cukup banyak surat sakit yang tidak lengkap dalam bagian-bagian surat resmi. Dari 33 surat sakit yang dikumpulkan ada 18 surat yang ditulis tidak lengkap dan 15 surat yang ditulis lengkap berdasarkan bagian-bagian surat resmi yang benar.
Dari surat yang tidak lengkap ini, bagian yang tidak ditulis mahasiswa diantaranya :
a)      Tempat dan tanggal surat.
b)      Alamat penerima surat.
c)      Salam penutup, tanda tangan pengirim, dan nama pengirim.

4.1.2   Kesalahan Penggunaan Tanda Baca
   Dari 33 surat yang diteliti ditemukan 13 surat sakit mahasiswa yang menggunakan tanda baca yang salah, baik dalam salam pembuka dan penulisan tempat dan tanggal penulisan surat. Berikut datanya :
(i)                  Dengan hormat!
(ii)                Dengan hormat.
(iii)              Ruteng, 17.11-2015
(iv)              Ruteng, 26-11-2015
(v)                Ruteng, 03/12/2015
4.1.3   Kesalahan Pilihan Kata
      Surat yang diteliti sebanyak 33 surat sakit dari mahasiswa. Ditemukan 24 surat sakit yang menggunakan kata Kepada.
4.1.4   Kesalahan Penulisan Kalimat
Dari 33 surat yang diteliti ditemukan 18 surat yang penulisan kalimatnya tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku di Indonesia. Kesalahan tersebut terdapat pada kalimat pengantar dan kalimat penutup.

4.2    Pembahasan
            Pembelajaran mengenai surat resmi sudah kita peroleh sejak dibangku sekolah dasar sampai menengah dengan harapan kita mampu menulis surat resmi dengan baik dan benar. Akan tetapi masih cukup banyak ditemukan kesalahan penulisan surat resmi pemberitahuan sakit yang ditulis oleh mahasiswa yang tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku.
            Dengan ditemukan fakta seperti ini, penulis berpendapat bahwa kemampuan menulis mahasiswa program studi kita masih sangat kurang. Hal ini mungkin terjadi karena kurangnya pemahaman atau pengetahuan mengenai menulis surat resmi. Fakta-fakta seperti ini akan berakibat fatal bagi program studi kita jika tidak ditangani dengan serius. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembinaan atau pelatihan mengenai tatacara penulisan surat resmi.







Contoh surat resmi “ sakit “ yang benar :

Anam, 12 Desember 2015                        tempat dan tanggal penulisan surat

Yth. Ibu Oliva Tika Baung
Pembimbing Akademik Kelas 2B                                alamat penerima surat
Di PBI STKIP St. Paulus Ruteng

Dengan hormat,                  salam pembuka
Melalui surat ini saya yang bernama Aloysia Ayu mahasiswa kelas 2B PBI, tidak dapat menghadiri kuliah di kampus karena sakit.
Demikianlah penyampaian saya. Atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih.            

Hormat saya,                      salam penutup

Aloysia Ayu                      nama pengirim surat


5.1  KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Dari semua data yang dikumpulkan, begitu banyak ditemukan berbagai kesalahan dalam penulisan surat resmi. Dari kesalahan-kesalahan ini dan banyaknya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang salah dalam menulis surat resmi dapat disimpulkan bahwa masih banyak mahasiswa yang tidak mengetahui dengan baik bagaimana cara menulis surat resmi khususnya surat sakit yang benar.

5.2  Saran
Melalui tulisan ini, penulis menyarankan agar program studi kita memberikan perhatian khusus terhadap penulisan surat resmi ini dengan cara memberikan pelatihan atau pembinaan terhadap tata cara penulisan surat resmi, memberikan tindakan yang tegas terhadap mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang kembali mengulangi kesalahan yang sama dalam penulisan surat resmi.



















DAFTAR PUSTAKA

Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta: PT Gramedia
Barung, Kanis. 2010. Bahasa Indonesia Keilmuan. Ruteng: CV. Graffiko
Barung, Kanis. 2012. Panduan Penulisan Surat Resmi. Ruteng: CV Graffiko
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Suryanto, Alex dan Agus Haryanta. 2007. Belajar Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga
Zaenal E. Arifin dan Farid Hadi. 2009. Seribu Satu Kesalahan Berbahasa. Akademika
Pressindo: Jakarta









                                                                                   

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami makna lagu "Who You Are" (Jessie J) Dalam Kaitannya Dengan Gaya Hidup Remaja Putri Manggarai

MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA

Pengadilan Cinta - Cerpen Karya Rista Damu