SEPASANG MATA UNTUK KEKASIHKU
SEPASANG MATA UNTUK KEKASIHKU
Klaudius marsianus Juwandy*
Ayuni ku kirimkan kepadamu sepasang mataku ini yang masih
berlumuran darah dan air mata yang terus saja mengalir. Aku tahu kamu pasti
bingung dengan semua hal bodoh yang aku lakukan untuk kesekian kalinya. Aku
harap mata ini akan berhenti meneteskan air mata ketika melihat senyummu nanti.
Aku tahu, kamu pasti bingung dengan semua yang aku
lakukan selama ini. Baiklah, akan aku ceritakan sedikit tentang kebodohan ini.
Kamu pasti masih ingat, sejak jumpa kita pertama di bawah rembulan malam di
sebuah taman, aku lansung jatuh cinta padamu.
Saat itu, aku sibuk mengejar bintang yang jatuh. Banyak yang percaya
bahwa bintang jatuh adalah kompas untuk menemukan cinta sejati dan dapat
mengabulkan segala harapan. Tanpa sengaja aku menabrakmu dan seketika bintang
itu hilang dari pandanganku. Aku masih ingat, kamu begitu emosi saat sebuah
buku kumpulan puisi milikmu tak sengaja ku injak. “kalau jalan itu liat ke
depan bukan ke langit, memangnya kamu jalan di langit” katamu saat itu. Lucu
juga kala aku mengingat wajahmu saat sedang marah. Aku lihat kerutan di dahi
yang menyiratkan kepadaku bahwa segera meminta maaf kepadamu. Bahkan ketika engkau menamparku karena lancang
menanyakan pacarmu, aku masih tersenyum dan bahagia. Kamu cantik soalnya.
Ayuni yang selalu aku doakan
Ku kirimkan kepadamu sepasang mata ini agar engkau tahu
bahwa inilah sebab dari semua akibat yang membuatku jatuh cinta kepadamu. Kamu
tahu sejak mata ini memandangmu untuk pertama kali dia lansung mengirimnya
dalam ingatanku. Dan sejak saat itu kepalaku penuh dengan sajak-sajak yang
menceritakan tentang kecantikanmu. Maka jangan pernah engkau tanya lagi dari
mana semua kata-kata yang ku kirimkan setiap hari kepadamu semua jawabannya
pasti bermuara kepadamu. Pernah sekali, saat aku masih khusyuk berdoa, aku
sempatkan diri untuk bertanya kepada Tuhan mengapa dia menciptkanmu begitu
sempurna di mataku.
Ayuni yang selalu aku impikan,
Ku kirimkan sepasang mata kepadamu agar engkau tahu
betapa aku sangat mencintaimu dan menginginkanmu. Maaf ku harus lancang
mengatakan hal ini, tapi ku tak dapat membohongi hati dan tak bisa ku bendung
perasaan cinta kepadamu yang semakin detik bertambah. Bahkan yang lebih
menyakitkan adalah wajahmu yang setia hari dalam mimpi dan bercumbu mesrah
denganku lalu menghilang seketika. Dan meninggalkanku
dalam rasa yang begitu menyakitkan saat harus mengejarmu dalam angan-angan yang pada akhirnya ku tak dapat memilikimu.
Ayuni bunga tidurku,
Ku kirimkan kepadamu
sepasang mata agar engkau mengetahui betapa besar cintaku kepadamu. Saat
ku dengar kabar bahwa engkau akan tunangan dengan lelaki lain dan memutuskan
tali cinta denganku hatiku begitu hancur. Tak ada hal yang dapat kulakukan
ketika kabar itu masuk dalam telingaku. Aku tak bisa bangkit dari pembaringan
hanya karena meratapi kepergianmu. Banyak datang mengunjungiku dan menasihatiku
seolah-olah mereka tahu apa yang kurasakan. Hingga akhirnya kumemutuskan untuk
mencabut kedua bola mataku dan mengirimkannya untukmu sebagai tanda bahwa aku
masih memilikimu. Aku hanya selalu berharap semoga engkau memajang mataku ini
di dalam kamarmu agar aku bisa tersenyum di sini ketika mataku melihat senyumu
di sana. Atau menangis saat mataku melihatmu bercumbu mesra di atas ranjang.
Akhirnya aku hanya ingin mengatakan bahwa ijinkanlah aku
untuk memilikimu dengan mataku dan menyangimu dengan hatiku. Kalak jika nanti
kau memiliki anak berikanlah mata ini sebagai mainan mereka agar mereka bisa
tahu bagaimana cara mata ini memandangmu lebih dalam
Ruteng, 10 April
2018
*penulis adalah mahasiswa STKIP Santu Paulus Ruteng
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Ingin lebih dekat dengan
penulis bisa melalui media sosial Facebook atas nama Arsi Juwandy, WA dengan
Nomor 085338242730 atau bisa kunjungi blog pribadi Arsijuwandy@blogspot.com

Komentar
Posting Komentar