ENAM PLUS SATU HAL YANG PALING DIINGAT TENTANG STKIP RUTENG

ENAM PLUS SATU HAL YANG PALING DIINGAT TENTANG STKIP RUTENG
(Klaudius Marsianus Juwandy)

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga manusia pun wajib mengenyam pendidikan baik yang bersifat formal, informal dan non formal.

Pendidikan yang baik pun akan menghasilkan manusia yang berkompeten dan dalam pendidikan kita pun harus menempuh jalur yang begitu panjang.
Mulai dari TK (walaupun dulu saya juga tidak mengenyam pendidikan di TK), Sekolah Dasar selama 6 tahun (belum termasuk yang asrama dalam/ tahan kelas) SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Bapa ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus, begitu pentingnya pendidika sehingga pemerinta maupun pihak Swasta mendirikan berbagai lembaga pendidikan di setiap daerah. Saya yang berdomisili di kota seribu gereja pun sangat merasa senang dengan lembaga pendidika yang semaikin meningkat setiap tahunnya.

Gengs, salah satu lembaga pendidikan yang ada di Ruteng adalah Perguruan Tinggi STKIP Santu Paulus. Lembaga pendidika yang terletak di jantung kota Ruteng ini mengasilkan tenaga pengajar yang handal di daerah Manggarai.

Ende ema ase kae, pang olo ngaung musi, tulisan ini pada dasarnya merupakan tulisan lepas yang saya dedikasikan untuk lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng ( cirang melaju ew). Hal ini di dasari pada ketertarikan saya dan kerinduan saya pada lembaga tercinta ini.

Saudara-saudara pernahkan Anda berpikir bahwa di lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng memiliki icon yang sangat unik dan selalu diingat oleh masyarakat manggarai bahkan indonesia?

Pertanyaan ini sangat mengganggu saya ketika saya masih ndatur elong.
Ase ka’en, melanjutkan perbincangan icon di lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng, izinkan saya untuk mengulas beberapa hal  yang paling diingat tentang STKIP Santu paulus Ruteng.

Meski data ini tidak berdasarkan kaidah  penelitian (pendahuluan, rumusan masalah, dan manfaat) serta validitas data yang benar (ini saya dapat dari dosen tercinta yang sebentar lagi akan mengubah status KTP) tetapi hal ini terlihat dari terminal cinta yang kita sering gunakan facebook (tempat remaja jaman sekarang  jatuh cinta, pacaran dan putus) anak STKIP Santu paulus Ruteng yang masih menjadikan Lapangan Sepak Bola dan kapela sebagai tempat terbaik untuk mengganti Foto profil, foto sampul dan walpaper laptop.

Neho rampon, tulisan ini pada dasarnya hanya mengulas tentang beberapa icon yang paling dingat tentang STKIP Santu Paulus Ruteng

Bukan tentang bagaimana berbagi tips agar menghasilkan padi yang melimpah (kalau itu saya yakin weri woja ako latung) atau bagaimana agar telihat cool di mata idaman atau pacaran romantis tanpa keluar modal ( ajak saja pasanganmu bermain ceka kebok).

Nah, inilah 6 hal yang paling diingat tentang lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada Senat mahasiswa STKIP Santu Paulus merangkumnya menjadi sebuah goresan kecil dari kumpulannya yang terbuang (sedikit puitis tidak apa-apa) dan menjadikannya sebuah surat tapi bukan untuk Starla karena sudah ada surat bahasan untuknya mungkin ini bisa dijadikan bahan untuk surat edar saja karana takan habis puisiku tuk menceritakan cinta ini. #hahahahacie cie wicin

Ok gengs, mari kita simak 6 hal yang paling diingat tentang lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng.

SATU, Pater Yan van Roosmalen

Kalau anda mendengar kata STKIP Santu paulus Ruteng maka salah satu hal yang paling diingat adalah nama dari sang guru almarhum Pater Yan van Roosmalen. Nama ini mungkin yang menjadi daftar tertinggi jika berbicara tentang lembaga pendidikan ini. Beliau yang merupakan pendiri lembaga pendidikan Santu Paulus.

Meskipun Pater Roosmalen sudah berdiam dalam rahim keabadian, namun semangatnyaakan selalu hidup dalam setiap pengabdian anak-anak didiknya. Kecintaanya
 terhadap pendidikan telah melahirkan kecintaan yang sama.Pendidikan menjadi locus yang layak untuk dicintai.  Dalam dunia pendidikan, jutaan nilai berserakan.

Tinggal bagaimana kita mengambilnya untuk khasanah hidup kita. Dan, Pater Roosmalen telah mendidik generasi muda Manggarai untuk setia memetik nilai-nilai yang sangat berguna, baik masa sekarang maupun pada masa yang akan datang.

Tentu, bagi orang yang sudah mengenal Pater Roosmalen akan langsung memberikan apresiasi terkait dengan pengabdian totalnya.

Seorang toko pendidika Manggarai yang sangat menginsipirasi seluruh masyarakat Manggarai.


DUA, Sang Maestro (Pater Piet Pedo Neo)

Kalau Anda mendengar kata STKIP Santu Paulus Ruteng maka salah satu hal yang paling diingat adalah nama dari sang Maestro almarhum Pater Piet Pedo Neo.

Nama ini mungkin akan selalu diingat oleh para mahasiswa dan alumni lembaga pendidikan Santu Paulus Ruteng.
Sebuah kehilangan besar bagi kami semua ketika sang guru dipanggil kembali oleh sang Mahakuasa hari  Selasa tanggal 10 jaruari 2017  malam di RSUD Ruteng,

Di kampus STKIP Santu Paulus Ruteng Pater Pit dikenal sebagai Seorang Maestro. Ia benar-benar menguasai bidang ilmu musiknya. Selain karena bakatnya yang luar biasa, juga karena hasil belajar pribadinya yang sangat tekun. Ia juga belajar secara profesional.

Mahasiswa ditempanya menjadi dirigen, pemain musik, dan penyanyi lagu gereja yang handal. Hasilnya, koor STKIP Ruteng menjadi sangat terkenal. Banyak tamu dari luar Manggarai memberi kesan dan pujian, banyak mahasiswa mendapat tawaran kerja juga karena kehandalan mereka menjadi dirigen dan pemain musik gereja, sesuatu yang sangat dibutuhkan di sekolah dan paroki-paroki.

Pater Piet bukan milik tunggal STKIP St. Paulus. Ruang karya tak seluas halaman kampus. Ia juga diberi tugas mendampingi pembinaan para novis di Kuwu. Ia pun setia mendampingi koor-koor paroki. Kelahiran dan kemajuan aneka kelompok koor di Ruteng sejak tahun 1990-an tak lepas dari keberadaannya.

Menariknya ia tidak hanya fokus pada indahnya lagu tetapi juga pada pembentukan karakter mahasiswa. Ia menjadi sahabat, menasihati, mendampingi dan setia mendengarkan keluh kesah. Ia kerap membeli jajanan, hiburan, dan menjawab setiap yang masuk. Pater Piet adalah nada. Seluruh diri dan nafasnya adalah musik. Hidupnya adalah lagu yang ia persembahkan bagi kemuliaan Tuhan dan sesama.


TIGA, Kapela yang berada di tengah kampus

Jika Anda memasuki kawasan STKIP Santu Paulus Ruteng, maka hal pertama yang Anda lihat adalah Kapela. Ya, STKIP Santu Paulus Ruteng yang merupakan salah satu kampus Katolik di Manggarai memiliki sebuah Kapela yang berdiri kokoh di tengah kampus.

Kapela ini disiapkan untuk perayaan ekaristi bagi mahasiwa/i dan juga desen/ pegawai dan tak jarang juga warga disekitar yang beribadat di sana.

Walaupun dalam beberapa kesempatan kapela ini  menjadi salah satu objek wisata bagi mahasiwa sendiri. Hal ini dibuktikan dengan riset yang saya temukan di facebook, hampir 99% mahasiswa dan mahasiswi STKIP Santu Paulus Ruteng memiliki foto dan di muat di Facebook berlatar belakang Kapela STKIP Santu Paulus Ruteng.

 Bahkan tak jarang juga mahasiswa/i yang berpacaran di depan kapela. Mungkin alasannya agar hubungan lebih awet dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan. #co cwett


EMPAT, Asistensi

Not lari, naik satu ketukan, keras lebut lagu, tenor, sopran, alto, bass dan musik itu adalah makanan sehari-hari mahasiwa/mahasiswi STKIP Santu paulus Ruteng.

Ya, salah satu ritual yang sering dilakukan mahasiswa di lembaga tercinta ini adalah pengabdian kepada masyarakat atau asistensi selama perayaan Natal atau Paskah. Mereka akan menanggung koor perayaan Natal atau Pakah di setiap paroki atau stasi di Manggarai.

 Hal ini sering dilakukan pada bulan Desember dan bulan Maret. Jika Anda berjalan di di depan STKIP Santu Paulus Ruteng pada malam hari di bulan Desember atau Maret maka Anda akan mendengar suara- suara merdu dari para mahasiswa.


Walaupun tak jarang juga ada mahasiswa yang masih menggunakan tangan untuk menghitung not termasuk saya atau teknik lipsing (buka mu,u kanang dan hus nai) pada saat bernyanyi.  Halo bro, senior kami so ga #hahhaha **smile


LIMA,Kompas-nya ase kae dari kampung


Lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng yang merupakan salah satu tempat lahirnya calon guru profesional terletak di tempat yang cukup strategis di kota Ruteng.

Hal ini menjadikan kampus ini sebagai titik awal bagi penyedia jasa seperti  ojek  dan bemo untuk mengantar penumpang di luar kota ruteng. Hal ini dibuktikan ketika saya masih menunggu keluarga di salah satu terminal dan kebetulan seorang bapak tua datang dari kampung dan hendak ke Rangkat.


Namanya juga kota pastilah besar apalagi kita tahu kota ruteng memiliki banyak kampung di dalamnya, maka kalimat yang kelyar dari sang bapak tua agar tidak weleng  adalah one stikip awon nana, cai awo tong ga ngger eta, terus hitu etan. Atau hal yang sering membuktikan STKIP sebagai salah satu Kompas Kota Ruteng adalah ketika terjadi transaksi pengiriman uang dari kampun untuk mahasiwa dan dilakukan di depan gerbang kampus.


Alasannya sederhana karena sopir tidak tahu di mana itu tenda, nekang, rangkat atau taga padahal kampung itu merupakan kampung yang menjadi asalmuasal reba kota seperti lirik tanta Rini Wolos, Reba Kota, yang telah mengandung dan melahirkan kriteria reba kota yang sesungguhnya, nekang, tenda, pitak, karot, leda, Pau, Waso, Rowang, La’o, dan Lempe merupakan tempat lahirnya reba kota. Apakah Anda termasuk? #LOL.........


ENAM,Kampus Hijau


Ketika kedua mata kaki Anda menginjak STKIP Santu Paulus Ruteng pasti akan merasakan udara yang segar dan sejuk.

 Ya, lembaga kami ini memang terkenal akan kampus yang hijau karena memiliki kebun Mahoni yang sangat luas.

 Hampir di setiap sudut kampus terdapat tumbuhan hijau yang besar dan karena hal ini lembaga kami STKIP Santu Paulus uteng medapat penghargaan sebagai kampus hijau. Namun penghargaan sering kali tidak dihargai oleh mahasiswa yang yang sering membuang sampah sembarangan.


Kadang saya juga bingung ew, supaya apa kali ise ga, merasa diri gaul atau bemana begitu ew. Kampus sudah bagus-bagus begini meraka tidak mau jaga, buang lagi sampah disembarang tempat. Padahal di setiap mereka pu Facebook pasti ada foto yang backgroundnya pohon mahoni.


Itulah hal-hal yang selalu diingat dari STKIP versi saya dan berdasarkan penelitan saya. jika ada yang merasa tersinggung tolong dimaafkan karena saya hanya ingin mengabdi dan sangat mencintai lembaga pendidikan STKIP Santu Paulus Ruteng dan dia pun mencintai saya (tidak pertepuk sebela tangan).
Ruteng, 12 September 2017


Catatan:
Beberapa informasi untuk tulisan ini saya ambil dari website kampus dan dari situs ranalino.id.informasi tersebut terkait biografi dari alm. Pater Yan van Roosmalen dan alm Pater Piet Pedo Neo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami makna lagu "Who You Are" (Jessie J) Dalam Kaitannya Dengan Gaya Hidup Remaja Putri Manggarai

MENGANALISIS MAKNA LAGU PERAHU RETAK DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PERADILAN INDONESIA

Pengadilan Cinta - Cerpen Karya Rista Damu