5 HAL UNIK YANG SERING TERJADI KETIKA KKN
5 HAL UNIK YANG SERING TERJADI KETIKA KKN
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga manusia pun wajib mengenyam pendidikan baik yang bersifat formal, informal dan non formal. Pendidikan yang baik pun akan menghasilkan manusia yang berkompeten dan dalam pendidikan kita pun harus menempuh jalur yang begitu panjang.
Mulai dari TK (walaupun dulu saya juga tidak mengenyam pendidikan di TK), Sekolah Dasar selama 6 tahun (belum termasuk yang asrama dalam/ tahan kelas) SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Perguruan Tinggi yang merupakan lembaga pendidikan tertinggi pun kita masih harus melewati proses yang cukup panjang juga.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, salah satu program yang wajib diikuti oleh mahasiswa adalah KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kkn ini mewajibkan mahasiswa untuk mengabdikan dan menerapkan ilmu yang mereka sudah terima agar diterapkan dalam masyarakat desa dalam kurun waktu tertentu (1 bulan, 2 bulan tapi tidak setahun karena itu hanya pengabdian untuk si manuk mokang).
Ase ka’en, melanjutkan perbincangan KKN yang ikuti mahasiswa khususnya lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng, izinkan saya untuk mengulas beberapa cerita yang selalu saya dengar dari teman- teman kelompok mahasiswa KKN selama mengabdi di Manggarai Barat dan ketika pulang ke kampus.
Meski data ini tidak berdasarkan kaidah penelitian (pendahuluan, rumusan masalah, dan manfaat) serta validitas data yang benar (ini saya dapat dari dosen tercinta yang sebentar lagi akan mengubah status KTP) tetapi hal ini terlihat dari terminal cinta yang kita sering gunakan facebook (tempat remaja jaman sekarang jatuh cinta, pacaran dan putus).
Neho rampon, tulisan ini pada dasarnya hanya mengulas tentang beberapa tema cerita yang sering muncul dan hal yang sering dilakukan oleh mahasiswa yang mengikuti KKN di suatu tempat.
Bukan tentang bagaimana berbagi tips agar menghasilkan padi yang melimpah (kalau itu saya yakin weri woja ako latung) atau bagaimana agar telihat cool di mata idaman atau pacaran romantis tanpa keluar modal ( ajak saja pasanganmu bermain ceka kebok).
Nah, inilah 5 cerita dan tingka laku mahasiswa selama mengikuti KKN. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada kordes (kordinator Desa) saya merangkumnya menjadi sebuah goresan kecil dari kumpulannya yang terbuang (sedikit puitis tidak apa-apa) dan menjadikannya sebuah surat tapi bukan untuk Starla karena sudah ada surat bahasan untuknya mungkin ini bisa dijadikan bahan untuk surat edar saja
#hahhahha
Ok gengs, mari kita simak 5 cerita dan ringka laku mahasiswa STKIP Santu Paulus Ruteng selama mengikuti KKN.
Pertama, Di ganggu Mahluk Halus
Hal ini sering menjadi buah bibir mahasiswa ketika awal-awal berda di tepat KKN. Pertanyaan sederhanya untuk kita, mengapa tiba-tiba mahluk halus mengganggu kita? Apakah kita pernah salah sama mereka, atau jatuh cinta kepada kita?
Jika seperti itu kemungkinan besar mahluk halus ini adalah seorang remaja pendahulu yang sudah bertemu bapa abraham. Dia mungkinbelum menikah. Kasihan kan?
#ehhhh
Mungkin itu alasanya dia mengganggu kita agar menjadi kekasih dunia ahkirat (tarek dangdutnya mas).
Halo guys, ini zaman edan bukan Misteri Gunung Berapi atau Si Hanoman yang bangkit kembali dengan ilmu pancasona, ataupun laki-laki yang yang sedang duduk di deker dan mengganggu gadis yang lewat ( ini fase-fase remaja yang butuh pengakuan).
Kedua, Takut Tidak Bisa Kembali Ke Kampus/ Pande Lata (ini bahasa salah satu sahabat saya ichan Lagur)
Ketika mahasiswa sudah mengetahui tempat mereka KKN maka salah satu pertanyaan yang menjadi urutan teratas adalah bagaimana kondisi desa di sana? Secara semantik pertanyaan ini merumus ke makna kondisi kampung, orang-orang yang berada di sana ( porsentase pemilik ilmu hitam/dukun) dan masyarakat.
Hal yang menjadi pertanyaan untuk kita adalah apakan memang ada orang yang berniat mencelakan kita dan seberapa pentingkan kita untuk orang lain?
Ayolah gengs, jangan menganggap diri kita penting,emangnya situ siapa sih, artis bukan, pejabat bukan.
Satu-satunya orang yang berniat mencelakan kita hanya satu mantan yang belum move on. Ini biasanya si Dia lagi dengar lagu Pupus atau Asalkan kau bahagia. # waduhhhhh
Ketiga, Tiba-Tiba Bijak
Menjadi mahasiswa dengan label agen of change atau agen perubahan memang menjadi beban tersendiri untuk kita. tapi gengs, bukan berarti kita harus mampu menjawab semua tantangan dari setiap masyarakat.
okelah saya setuju kita agen perubahan tapi apakah kita mesti mewujudkan semua permintaan masyarakat. kita bukan pangeran yang mampu membuat candi dalam semalam hanya untuk si Dia.
Contohnya: menjadi pengkotbah atau penceramah
Bro sadar, hidup saja masih butuh arahan orang lain tiba-tiba memberi kekuatan kepada orang lain yang lebih sadisnya orang tua lagi bahkan ada yang memiliki cucu.
Cukup si pondik saja yang menipu, kau jangan.
Ingat mas bro, mending kita menunjukan sikap dan sifat asli kita dari pada kita mesti memerankan orang lain.
Keempat, Cinta Bersemi di Tempat KKN
Hal yang satu ini memang menjadi tradisi yang diturunkan oleh para pendahulu. Kisah ini sedikit mirip dengan sinetron yang trend di salah satu stasiun TV yang berjudul Cinta Bersemi di Ruang Agustinus.
Contohnya: ojan dan Ojen yang selalu jalan bersama, disaat yang sama, dengan baju yang sama, rambut yang sama (sama-sama ebus) dan moto yang sama.
Biasanya, kebiasaan satu ini dimulai sejak pembekalan KKN dan puncaknya di tempat KKN.
Sialnya, ketika salah seorang dari pasangan ini sudah memiliki pacar dan usia pacaran mereka sudah tiga tahun.
Coba kalian pikir, pacaran tiga tahun bubar begitu saja hanya karena sebulah yang lebih parahnya lagi pulang KKN lansung menikah. Lagi-lagi kasihankan mantanya
#pray for mantan
Kelima, Jadi Ahli disegala Bidang
Poin yang kelima ini gengs mirip dengan poin ketiga tadi yang sudah di bahas di atas.
Salah satu hal yang ditakuti oleh mahasiswa peseta KKN adalah adanya program yang diusulkan oleh pemerinta desa untuk menambah progrma dari mahasiswa yang sudah dirancang.
Hal ini akan memculkan dua kemungkinan, pertama kabar gembira karena mungkin saja programnya adalah ikut acara pesta sekolah yang pastinya ada tabelo, SS, dan Poco-Poco.
Tapi kabar buruknya adalah ketika program yang diusulkan adalah kegiatan yang sulit dilaksanakan oleh mahasiswa.
Guys, jawaban dari mahasiswa hanya satu, kami siap. #hidup mahasiswa
bro, coba kalian bayangkan seandainya kita disuruh membersihkan kebun desa seluas satu (1) hektar atau menjadi pemateri dalam mengolah kotoran sapi menjadi jus.
Mahasiwa STKIP Santu Paulus Ruteng memilih prodi bindo dan ditugaskan mengolah kotoran sapi.
Akan ada beberapa kemungkinan yang terjadi, salah satunya mungkin tahi sapi tersebut akan dibah menjadi huruf-huruf dan dirangkaikan menjadi kata yang bermakna dan akan dikirimkan untuk gebetan.
Ingat! Bukan kotoran sapi yang dikirim tapi puisi. Itu!
Bai de wei, bukan mahasiswa namanya kalau tidak bisa melaksanakan program tersebut. Walaupun dengan berbagai cara, laut akan kusebrangi ( walaupun tak bisa berenang), gunung akan kudaki asalkan programnya terlaksana.
Nah gengs, sampai di sini dulu cerita kita hari ini, akan ada banyak cerita yang saya mau ceritakan tentang program KKN yang sudah kami jalani di Desa Nangalili.
Oh ya guys, satu hal yang akan segera saya bahas juga adalah tentang memahami Nangalili:Latas Bate Labar.
Tentunya bukan tentang hati kalian yang sering dipermainkan oleh mantan. Itu!
Ruteng, 30 Agustus 2017
(Klaudius Marsianus Juwandy)
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga manusia pun wajib mengenyam pendidikan baik yang bersifat formal, informal dan non formal. Pendidikan yang baik pun akan menghasilkan manusia yang berkompeten dan dalam pendidikan kita pun harus menempuh jalur yang begitu panjang.
Mulai dari TK (walaupun dulu saya juga tidak mengenyam pendidikan di TK), Sekolah Dasar selama 6 tahun (belum termasuk yang asrama dalam/ tahan kelas) SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Perguruan Tinggi yang merupakan lembaga pendidikan tertinggi pun kita masih harus melewati proses yang cukup panjang juga.
Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, salah satu program yang wajib diikuti oleh mahasiswa adalah KKN (Kuliah Kerja Nyata). Kkn ini mewajibkan mahasiswa untuk mengabdikan dan menerapkan ilmu yang mereka sudah terima agar diterapkan dalam masyarakat desa dalam kurun waktu tertentu (1 bulan, 2 bulan tapi tidak setahun karena itu hanya pengabdian untuk si manuk mokang).
Ase ka’en, melanjutkan perbincangan KKN yang ikuti mahasiswa khususnya lembaga tercinta STKIP Santu Paulus Ruteng, izinkan saya untuk mengulas beberapa cerita yang selalu saya dengar dari teman- teman kelompok mahasiswa KKN selama mengabdi di Manggarai Barat dan ketika pulang ke kampus.
Meski data ini tidak berdasarkan kaidah penelitian (pendahuluan, rumusan masalah, dan manfaat) serta validitas data yang benar (ini saya dapat dari dosen tercinta yang sebentar lagi akan mengubah status KTP) tetapi hal ini terlihat dari terminal cinta yang kita sering gunakan facebook (tempat remaja jaman sekarang jatuh cinta, pacaran dan putus).
Neho rampon, tulisan ini pada dasarnya hanya mengulas tentang beberapa tema cerita yang sering muncul dan hal yang sering dilakukan oleh mahasiswa yang mengikuti KKN di suatu tempat.
Bukan tentang bagaimana berbagi tips agar menghasilkan padi yang melimpah (kalau itu saya yakin weri woja ako latung) atau bagaimana agar telihat cool di mata idaman atau pacaran romantis tanpa keluar modal ( ajak saja pasanganmu bermain ceka kebok).
Nah, inilah 5 cerita dan tingka laku mahasiswa selama mengikuti KKN. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada kordes (kordinator Desa) saya merangkumnya menjadi sebuah goresan kecil dari kumpulannya yang terbuang (sedikit puitis tidak apa-apa) dan menjadikannya sebuah surat tapi bukan untuk Starla karena sudah ada surat bahasan untuknya mungkin ini bisa dijadikan bahan untuk surat edar saja
#hahhahha
Ok gengs, mari kita simak 5 cerita dan ringka laku mahasiswa STKIP Santu Paulus Ruteng selama mengikuti KKN.
Pertama, Di ganggu Mahluk Halus
Hal ini sering menjadi buah bibir mahasiswa ketika awal-awal berda di tepat KKN. Pertanyaan sederhanya untuk kita, mengapa tiba-tiba mahluk halus mengganggu kita? Apakah kita pernah salah sama mereka, atau jatuh cinta kepada kita?
Jika seperti itu kemungkinan besar mahluk halus ini adalah seorang remaja pendahulu yang sudah bertemu bapa abraham. Dia mungkinbelum menikah. Kasihan kan?
#ehhhh
Mungkin itu alasanya dia mengganggu kita agar menjadi kekasih dunia ahkirat (tarek dangdutnya mas).
Halo guys, ini zaman edan bukan Misteri Gunung Berapi atau Si Hanoman yang bangkit kembali dengan ilmu pancasona, ataupun laki-laki yang yang sedang duduk di deker dan mengganggu gadis yang lewat ( ini fase-fase remaja yang butuh pengakuan).
Kedua, Takut Tidak Bisa Kembali Ke Kampus/ Pande Lata (ini bahasa salah satu sahabat saya ichan Lagur)
Ketika mahasiswa sudah mengetahui tempat mereka KKN maka salah satu pertanyaan yang menjadi urutan teratas adalah bagaimana kondisi desa di sana? Secara semantik pertanyaan ini merumus ke makna kondisi kampung, orang-orang yang berada di sana ( porsentase pemilik ilmu hitam/dukun) dan masyarakat.
Hal yang menjadi pertanyaan untuk kita adalah apakan memang ada orang yang berniat mencelakan kita dan seberapa pentingkan kita untuk orang lain?
Ayolah gengs, jangan menganggap diri kita penting,emangnya situ siapa sih, artis bukan, pejabat bukan.
Satu-satunya orang yang berniat mencelakan kita hanya satu mantan yang belum move on. Ini biasanya si Dia lagi dengar lagu Pupus atau Asalkan kau bahagia. # waduhhhhh
Ketiga, Tiba-Tiba Bijak
Menjadi mahasiswa dengan label agen of change atau agen perubahan memang menjadi beban tersendiri untuk kita. tapi gengs, bukan berarti kita harus mampu menjawab semua tantangan dari setiap masyarakat.
okelah saya setuju kita agen perubahan tapi apakah kita mesti mewujudkan semua permintaan masyarakat. kita bukan pangeran yang mampu membuat candi dalam semalam hanya untuk si Dia.
Contohnya: menjadi pengkotbah atau penceramah
Bro sadar, hidup saja masih butuh arahan orang lain tiba-tiba memberi kekuatan kepada orang lain yang lebih sadisnya orang tua lagi bahkan ada yang memiliki cucu.
Cukup si pondik saja yang menipu, kau jangan.
Ingat mas bro, mending kita menunjukan sikap dan sifat asli kita dari pada kita mesti memerankan orang lain.
Keempat, Cinta Bersemi di Tempat KKN
Hal yang satu ini memang menjadi tradisi yang diturunkan oleh para pendahulu. Kisah ini sedikit mirip dengan sinetron yang trend di salah satu stasiun TV yang berjudul Cinta Bersemi di Ruang Agustinus.
Contohnya: ojan dan Ojen yang selalu jalan bersama, disaat yang sama, dengan baju yang sama, rambut yang sama (sama-sama ebus) dan moto yang sama.
Biasanya, kebiasaan satu ini dimulai sejak pembekalan KKN dan puncaknya di tempat KKN.
Sialnya, ketika salah seorang dari pasangan ini sudah memiliki pacar dan usia pacaran mereka sudah tiga tahun.
Coba kalian pikir, pacaran tiga tahun bubar begitu saja hanya karena sebulah yang lebih parahnya lagi pulang KKN lansung menikah. Lagi-lagi kasihankan mantanya
#pray for mantan
Kelima, Jadi Ahli disegala Bidang
Poin yang kelima ini gengs mirip dengan poin ketiga tadi yang sudah di bahas di atas.
Salah satu hal yang ditakuti oleh mahasiswa peseta KKN adalah adanya program yang diusulkan oleh pemerinta desa untuk menambah progrma dari mahasiswa yang sudah dirancang.
Hal ini akan memculkan dua kemungkinan, pertama kabar gembira karena mungkin saja programnya adalah ikut acara pesta sekolah yang pastinya ada tabelo, SS, dan Poco-Poco.
Tapi kabar buruknya adalah ketika program yang diusulkan adalah kegiatan yang sulit dilaksanakan oleh mahasiswa.
Guys, jawaban dari mahasiswa hanya satu, kami siap. #hidup mahasiswa
bro, coba kalian bayangkan seandainya kita disuruh membersihkan kebun desa seluas satu (1) hektar atau menjadi pemateri dalam mengolah kotoran sapi menjadi jus.
Mahasiwa STKIP Santu Paulus Ruteng memilih prodi bindo dan ditugaskan mengolah kotoran sapi.
Akan ada beberapa kemungkinan yang terjadi, salah satunya mungkin tahi sapi tersebut akan dibah menjadi huruf-huruf dan dirangkaikan menjadi kata yang bermakna dan akan dikirimkan untuk gebetan.
Ingat! Bukan kotoran sapi yang dikirim tapi puisi. Itu!
Bai de wei, bukan mahasiswa namanya kalau tidak bisa melaksanakan program tersebut. Walaupun dengan berbagai cara, laut akan kusebrangi ( walaupun tak bisa berenang), gunung akan kudaki asalkan programnya terlaksana.
Nah gengs, sampai di sini dulu cerita kita hari ini, akan ada banyak cerita yang saya mau ceritakan tentang program KKN yang sudah kami jalani di Desa Nangalili.
Oh ya guys, satu hal yang akan segera saya bahas juga adalah tentang memahami Nangalili:Latas Bate Labar.
Tentunya bukan tentang hati kalian yang sering dipermainkan oleh mantan. Itu!
Ruteng, 30 Agustus 2017

Mantap eh. Semangat terus
BalasHapus